2# Lindap Lengkara 002

78 43 94
                                    

Jika kalian di kasi pilihan
Pilih masa depan?,masa sekarang?,
Apa massa benda?


Minggu ke-2 kami bertemu, memang kami merencanakan bertemu setiap hari Minggu karna, hari Minggu kami masing-masing tidak mempunyai kesibukan, aku tidak berkerja dan dia tidak berkuliah.

Kali ini kami pergi piknik di taman, pemandangannya indah damar sangat pandai mencari tempat-tempat yang aku sukai, hari ini aku memakai pasmina pisket berwarna Lilac .

Damar mengirimnya padaku Rabu lalu, tau saja dia jika aku menyukai warna Lilac dia bilang Lilac sangat cocok untuk ku.

Kali ini kami bertemu sekitar pukul 12 siang, karena Damar harus ibadah mingguan di gereja katanya kelompoknya ada kesaksian di misa ke-2.

Seperti Minggu lalu aku pergi ke tempat tujuan menggunakan taksi, damar sudah memesankan gocar untuk ku tapi ku pikir apakah ini sopir pribadinya atau bagaimana.

Bapak supirnya sama seperti Minggu lalu pria tua yang sudah bisa di sebut kakek tetapi dengan postur tubuh yang masih segar bugar.

"Bapak, siapanya Damar sih pak? Kok tiap jemput bapak terus hehehe?" Aku mencoba untuk memulai pertanyaan.

"Bapak?bapak ini pamannya, bapak ngga punya kerjaan jadi bapak mengisi waktu luang ya gini tiap hari nganterin Damar atau jemput kamu" ucapnya

"Nganterin?" Kenapa Damar harus di anterin?

"Iya, ngomong ngomong non ini namanya siapa, pacarnya Damar kan" bapak itu melihatku dari cermin  sambil menyetir

"Eumm iya hehehe, nama saya zeoya pak, tapi Damar biasa panggil saya senja" aku tertawa kecil.

Sesampainya di tujuan, aku hendak membayar, "ngga usah, udah sana, udah di tungguin tu" paman Damar menyuruhku untuk pergi tanpa membayar, sungguh baik memang.

Dari jauh sudah dapat ku lihat lelaki yang mengenakan kemeja putih bersih, surainya terlihat bersinar terpapar sinar mentari nan lembut.

Tapi ada sesuatu yang membuatku bertanya-tanya, ada 2 sosok lain di sana, seorang lelaki yang tampak sangat tinggi juga tampan duduk bersila di samping Damar dan ada satu lagi lelaki yang tampak lebih muda dari mereka berdua yang baru saja tiba.

"Eh udah sampe, sini" Damar mengajak ku untuk duduk di sampingnya, aku sangat bertanya-tanya dengan 2 orang ini.

"Ini siapa?" Aku bertanya sambil menunjuk ke dua sosok yang ada di hadapan ku.

"Oh mereka ini temen aku, yang ini Vando," Damar menunjuk lelaki yang tampak tinggi tadi

"Hai cantik, gua Vando" ucapnya pada ku, tampak playboy sekali dia, ku lihat tingkahnya yang tampak nyengir nyengiran sendiri, sungguh aneh.

"Ini Delvin" menunjuk anak laki-laki yang terlihat seperti anak SMP duduk di samping Vando yang badannya 2 kali lebih besar darinya.

"Hai, aku Delvin" ucapnya padaku, kesan pertama ku padanya tidak terlalu buruk, Delvin tampak seperti anak yang kalem, dan juga baik, tidak seperti Vando yang nampak amburadul.

"Ini tadi sambil nungguin kamu jadi kebetulan mereka lewat, jadi mampir" jelas Damar pada ku

3 hours later

sungguh,selama 3 jam aku di sini benar benar seperti pajangan saja, mereka bertiga hanya mengobrol dan lupa jika aku ada di sini, entah mereka membicarakan tentang apa aku sangat tidak mengerti.

Dari pada aku hanya diam begini, aku memutuskan untuk pergi, aku berdiri beranjak dari duduk ku, dan pergi, bahkan setelah 1 menit berlalu mereka sepertinya belum sadar jika aku sudah pergi dari sana.

Renjana ||| Doyoung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang