¹'satu

457 44 5
                                    

Enjoy Reading














































Saat ini sebenarnya Mina sedang menyiapkan beberapa sketsa dan lukisan-lukisan yang sudah siap. Dia selalu melihat pekerjaannya saat ini sebagai tantangan, tantangan yang sudah dijalaninya selama hampir satu tahun ini. Banyak yang bilang kalau usia 25 tahun, usianya saat ini, adalah usia yang sebenarnya sudah pantas untuk menikah, tapi Mina belum serius memikirkannya.

Dia ingin menjadikan profesi barunya sekarang ini sebagai jalan baru dalam kehidupannya. Hal itu jugalah yang membuatnya mengundurkan diri dari tempat kerjanya yang sebagai asisten kurator. Ayah dan ibunya mempertanyakan keputusannya itu dan mereka ingin tahu apakah Mina sudah menyadari bahwa menjadi pelukis itu tidak mudah dan bukankah akan lebih mudah kalau dia terus bekerja dan menjalani kehidupan berkeluarga dengan seorang suami, karena siapa tahu Mina bisa menemukan pasangan hidupnya di tempat kerjanya yang dulu.

Selepas dari bangku kuliah, Mina langsung diterima bekerja di sebuah perusahaan yang sedang berkembang. Waktu itu awal musim gugur. Di saat dia memutuskan keluar dari tempat kerjanya untuk belajar melukis, Sang Ayah tidak melarangnya. Justru sebaliknya, dia memberi Mina dukungan penuh. Keputusan itu sudah dijalaninya selama hampir 1 tahun. Dan, selama itu pun, ayah Mina tidak pernah menekan Mina sekali pun. Beliau menunggu dalam diam.

Seandainya aku punya banyak uang. Aku akan membuka galeri seni sendiri dan menunjukkan lukisan-lukisan terbaikku kepada orang-orang.

Ponsel Mina berdering. Sang pemilik yang sedang sibuk memakan sarapannya menghentikan sendokkannya untuk mengangkatnya.

"Halo?"

[Bisa bicara dengan Im Mina-ssi?]

Ternyata, yang menelepon adalah seorang wanita dan dari nada suaranya, dia terdengar serius.

"Iya, saya sendiri."

[Annyeonghaseyo, saya dari Agen Perjalanan wisata Seoul. Selamat, Anda memenangkan undian yang kami selenggarakan beberapa waktu lalu.]

Mina yang sedang mengunyah serealnya terjengat sampai berdiri dari duduknya dan menganga tidak percaya.

"Saya menang?"

[Ya. Sekali lagi selamat. Anda memenangkan hadiah berupa voucher menginap satu malam di Hotel Sky dan bisa langsung mengambilnya di
kantor kami.]

"Iya pasti. Saya akan segera ke sana."

[Hadiah bisa diambil paling lambat tanggal tiga belas dan jangan lupa membawa kartu identitas Anda.]

"Baik. Terima kasih banyak."

Karena terlalu senang, Mina terdengar seakan setengah berteriak. Voucher menginap! Mina langsung teringat Jimin dan berharap bisa pergi bersama pria itu.

Park Jimin. Dia tampan dan terlihat pantas mengenakan pakaian apa pun. Dia juga punya selera humor dan perhatian. Sewaktu pertama kali Mina bertemu Jimin, dia adalah orang yang dingin, tidak memiliki selera humor dan tidak pandai berbicara. Tapi, seiring berjalannya waktu, Jimin ternyata seseorang yang menyenangkan dan baik hati. Dia memberitahukan ketertarikannya terhadap Mina dan memulai pendekatan bersama.

Mari kita lihat akan seperti apa hasilnya kalau aku bilang aku ingin dia menemaniku menginap bersama di hotel satu malam. Aku ingin dia yang bertanggung jawab atas diriku di hotel itu.

Sebenarnya banyak sekali pasangan yang baru satu hari bertemu saja sudah saling berciuman. Dalam satu bulan mungkin saja mereka berciuman empat kali, lalu akhirnya berakhir hingga tidur bersama. Hubungan Mina dan Jimin sudah berjalan selama dua bulan tetapi yang mereka lakukan tidak lebih dari sekedar berciuman. Pernah beberapa waktu lalu Jimin memberi sinyal kalau dia ingin tidur bersama, namun Mina tidak memahaminya.

Vouc-her [TaeMina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang