Neighbor - 20

1.9K 289 18
                                    

"Sorry woo, gua ga bisa. Ada acara keluarga."

Ini, sudah kedua kalinya haruto menolak ajakan jeongwoo untuk pergi ke toko buku. kali ini alasan yang berbeda dari kemarin.

"Eum.. yaudah deh ga papa lain kali temenin aku ya haru."

"Iya, gua duluan." Lalu motor haruto melaju pergi.

Tak seperti perjanjian haruto dan Yuna, bukan hanya dua Minggu melainkan sekarang sudah hampir sebulan haruto dan jeongwoo masih menjalin kasih. Tetap sama, sikap haruto pada jeongwoo tetap sama.

Jeongwoo ingin sekali merasa lelah untuk mencintai haruto, tapi dia tak bisa. Hati yang sejak pertama sudah di isi oleh haruto itu akan memberi bekas lekat disana.














"Jeongu? Mau kemana? Baru pulang sekolah gak capek nak?."

"Enggak kok buk, jeongu mau ke toko buku bentaaaaar aja." Jarinya membuat bulatan kecil.

Rose terkekeh, anaknya imut sekali pikirnya

"Yaudah jangan pulang kemaleman ya besok kan masih sekolah."

"Siaaapp! Dadah ibuk!."













Neighbor

Sebenarnya, karna tak bisa pergi dengan haruto jeongwoo berencana mengajak woonyoung atau Yuna. Tapi mereka bilang mereka juga tak bisa. Jadilah pemuda itu pergi sendirian. Lagipula mungkin akan menyenangkan jika sendiri,Kan?

Memasuki toko buku, jeongwoo di sambut hamparan buku tentunya. Ia suka, melihat buku tertata rapi. Tungkai pemuda manis itu menuju rak ilmu sains.

Ya, jeongwoo suka sains. Karna cita-citanya menjadi dokter. Seperti ayahnya?

Mata serigala itu fokus pada buku di atas tangannya. Posisinya masih berdiri di depan rak, masih mencari-cari.

"To."

Alis jeongwoo terangkat, kepala menoleh ke samping kanan dan kiri. Tadi dia seperti mendengar sesuatu.

Merasa tak ada orang, jeongwoo kembali pada bukunya.

"Tooo."

Lagi-lagi jeongwoo mendongak, dahinya berkerut sebab suara tadi cukup jelas.

"To-

"Apaaa yunaa?."

Deg.

Jeongwoo membeku, apa itu suara haruto? Dan... Yuna?

Memberanikan diri, jeongwoo mengintip di celah celah buku, karna posisi mereka hanya terhalang rak saja.

Dan benar saja, ia mendapati wajah haruto tengah tersenyum manis sembari melihat ke samping kanan pemuda tinggi itu sendiri.

Dan perlahan jeongwoo mengintip di celah berikutnya dan-

Ya, disana. itu gadis cantik bernama Yuna.

Mata jeongwoo memanas, dia memang terlihat bodoh di luar, namun bukan berarti jeongwoo tak paham keadaan sekarang.

Haruto yang menolak pergi bersamanya dengan alasan urusan keluarga ternyata berada disini, bersama Yuna.

Pikiran jeongwoo kalut, buku di tangannya terdapat beberapa jatuhan bintik basah.

Jeongwoo benci jika sudah menangis seperti ini, karna dia akan sulit berhenti jika sudah menangis. Memilih menutup bukunya, menaruh buku itu perlahan lalu melangkah pergi dari sana.

Semenyedihkan ini ternyata.





"Shh sakit banget ibuk..."

Gumaman itu terdengar seperti geraman, jeongwoo juga benci jika hatinya terasa seperti tertusuk.


"To."

"Hm?."

"Tatap gua."

Haruto menoleh menuruti permintaan gadis itu dan menatapnya.

Yuna membalas tatapan itu, entah kenapa dia suka pada binar haruto. Perlahan senyum gadis itu mengambang.

"Makasih ya ruto." Walau pelan, namun dapat di dengar haruto.

Pemuda tinggi itu mengangguk lalu perlahan menarik Yuna ke pelukan dan mendekapnya erat.

"Gua bakal selalu ada buat lu."

"Karna gua sayang sama lu Yun."
-haruto.




























"Besok harus bicara sama haruto."
-jeongwoo.

Neighbor

Neighbor - HajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang