2. Pergi

12 3 5
                                    


***

Bel sekolah berbunyi nyaring pertanda pelajaran hari ini selesai. Raina dkk dengan semangat mengemasi barang barang mereka dan segera untuk pulang agar bisa beristirahat.

"Rain, pulang sama siapa?" Tanya Ara.

"Gak tau. Naik bis mungkin. Mas Rikza juga gak bisa jemput katanya. Ada acara serah terima jabatan OSIS" jawabnya. Fyi, Raina memiliki kakak laki laki bernama Rikza Fikri Mahendra. Usia mereka hanya terpaut 1 tahun. Jadi sekarang Rikza duduk di kelas 12. Sayangnya mereka memutuskan untuk beda sekolah, Karena mereka memiliki sekolah favorit dan ingin menentukan kehidupannya sendiri sendiri. Rikza adalah seorang ketua osis di SMA nya. Dia memang lebih suka menghabiskan waktunya dengan berorganisasi daripada hanya bermain main.

"Kenapa gak bareng Farel aja si Rain. Toh rumah kalian juga searah kan?" Tambah Aya.

"Gak mau. Males ribut" jawab Raina.

"Yaudah gue sama Aya pulang duluan ya Rain, gue nebeng Aya soalnya" ucap Ara sambil terkekeh.

"Iyaa kalian hati hati"

"Lo juga. Daaaah Raina"

Setelah mengucapkan perpisahan, Aya dan Ara pun keluar lebih dulu. Kini hanya tersisa Raina sendiri di kelas. Dengan cepat Raina membereskan bukunya dan segera keluar dari kelas. Baru sampai di pintu kelas, Raina dikagetkan dengan keberadaan Farel yang menghadangnya tepat di depan pintu. Suasana sekolah sudah sepi hanya beberapa siswa yang mengikuti ekstra yang masih berkeliaran.

"Farel ngapain??" Tanya Raina heran.

"Nungguin Raina" jawab Farel enteng.

"Ck. Minggir ah Raina mau pulang"

"Pulang sama gue"

"Gak mau"

"Harus mau. Gue maksa"

"Sejak kapan Farel jadi pemaksa gini?"

"Sejak gue suka sama lo" disinilah Farel mencoba untuk mengungkapkan semuanya. Karna ia sudah tidak bisa memendam perasaannya lebih lama lagi.

"Farel apaan sih. Minggir gak? Raina mau pulang. Capekk" ucap Raina mengalihkan pembicaraan.

Farel mulai lelah dengan semua ini. Farel hanya ingin mendapatkan jawaban yang pasti dari Raina. Hingga kesabaran Farel habis. Farelpun menarik Raina kesudut tembok dan menguncinya agar Raina tidak bisa pergi kemana mana.

"Fa-farel mau apa?" Ucap Raina gugup karna untuk pertama kalinya ia diperlakukan seperti itu oleh cowok.

"Gue mau lo" jawab Farel sambil terus menatap Raina. Raina yang ditatap seperti itupun merasa jantungnya mau copot dan susah untuk bernafas karna gugup.

"Maksudnya?" Tanya Raina memberanikan diri.

"Ck. Rain gue suka sama lo. Kenapa sih lo selalu ngehindar satiap kali gue minta jawaban dari lo. Kenapa Rain kenapa??"

"T-tapi Rel gue udah nyaman dengan kita sahabatan kek gini"

"Tapi gue suka sama lo Rain. Gue pengen punya hubungan yang lebih dari sekedar sahabat"

"Gue gak bisa Rel. Gue takut" ucap Raina.

"Takut kenapa? Gue janji gak bakal nyakitin lo" Ujar Farel mencoba meyakinkan Raina.

"GUE TAKUT KALO PERSAHABATAN KITA JUGA IKUT HANCUR KETIKA KITA BERANTEM SETELAH STATUS KITA BERUBAH. lo paham gak sih Rel?"

setelah mengucapkan itu, tangis yang Raina pendam seketika pecah. Farel yang mendengar itupun merasa tubuhnya melemas dan melepaskan kunciannya kepada Raina.

"Pulang, gue anter" ucap Farel akhirnya. Mau tidak mau Rainapun menurut dan pulang bersama Farel. Sebelum pulang tak lupa Farel menghapus airmata Raina dan meminta maaf atas sikapnya tadi.

Disepanjang perjalanan hanya ada keheningan dan suara bising kendaraan lain. Mendung menyelimuti perjalanan mereka. Tetes demi tetes air hujan mulai membasahi jalanan dan mengguyur mereka. Semakin lama hujan semakin deras, dan untuk pertama kalinya Raina tidak menyukai hujan dan menikmati hujan bersama farel.

"Neduh dulu ya Rain" tawar Farel.

"Gak. Lanjut aja. Gue mau pulang".

Akhirnya Farelpun tetap melanjutkan perjalanan menuju rumah Raina. Seiring berjalan nya waktu, hujanpun akhirnya reda bertepatan dengan mereka telah sampai di Rumah Raina. Sesampainya di rumah, Raina langsung melenggang pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada Farel. Begitu juga dengan Farel yang langsung pergi.

***

Lelah. Satu kata yang hanya mampu mewakili keadaan Raina saat ini. Ditambah pemandangan yang disuguhkan dihadapannya sekarang. Mama nya keluar dari rumah sambil membawa koper. Raina pun langsung berlari menyusul mama nya dan bertanya.

"Mama mau kemanaa" tanya Raina berkaca kaca karna melihat mama nya menangis.

"Mama udah gak bisa lagi sama papa Rain. Mama masih bisa nerima kalo papa ngasarin mama. Tapi kali ini, mama gak bisa maafin Rain. Maafin mama. Mama minta pisah dari papa" ucap mama silla sambil menangis.

"Emang papa lakuin apa ke mama?" Tanya Raina.

"Papamu selingkuh dan dia punya anak dari selingkuhannya".

Setelah mendengar itu, hati Raina hancur. Kenyataan macam apa ini. Raina seperti tidak percaya mendengar kenyataan ini. Tapi inilah kenyataannya.

"Terus mama mau kemana. Raina ikut mama. Raina mau ikut mama ajaa, gak mau sama papa. Mas Rikza kemana? Mass ... mas rikzaa"

Dilihatnya Rikza juga menuruni tangga sambil membawa koper dan papa nya yang duduk di sofa kursi tamu. Setelah mendengar Raina, papa nya bangkit dari shofa dan menghampiri Raina.

"Raina sayang, kamu disini ya sama papa" bujuk Nanda.

"Gak. Papa jahat. Mama punya salah apa sih ke papa, sampai papa tega nyakitin mama sampai seperti ini? Kurang baik gimana lagi mama ke papa? Raina kecewa sama papa. Kata orang Ayah adalah cinta pertama dari anak perempuannya. Tapi papa? Papa nyakitin mama sama aja papa nyakitin Raina. Cinta pertama Raina aja bikin Raina kecewa, apalagi cinta cinta yang lain?" ucap Raina sambil terus menangis sesegukan.
"Papa kenapa diem aja? Jawab Raina pa, Jawab! Kenapa papa jahat banget sih. Raina gak nyangka sama papa". Lanjutnya.

"Raina ikut kalian mas" ucap Raina.

Raina dan Rikza pun ikut bersama mama nya dan meninggalkan Nanda seorang diri.

***



ALONE to be HAPPY  [ HIATUS ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang