Two | Finish

16 2 2
                                    

Darren memetik gitarnya ditemani rintik hujan yang kembali datang. cowok itu menikmati alunan musik yang dimainkannya. Tiba-tiba dia teringat Arel, dia segera menelponnya, tapi tak kunjung di jawab oleh cewek itu. Darren heran, tak biasanya Arel seperti ini.

Ting

Pesan masuk di handphone Darren. dia tersenyum, gebetannya yang mengiriminya pesan.

Syakira
Nanti malam jadi 'kan?

Darren
Jadi dong, jangan lupa
dandan yang cantik ya

"Ren."

Darren terkejut melihat Arvin tiba-tiba muncul di depannya, "ngapain lo disini, Vin?"

Arvin mengangkat kunci mobil Darren, Darren menyengir ketika sadar. Cowok itu segera mengambil kuncinya. Arvin ikut duduk di sampingnya, dia tengah berada di gazebo belakang rumahnya yang mengarah ke kolam renang.

"Misi gue berhasil, Syakira mau jalan sama gue."

Arvin merotasikan bola matanya, "buaya."

Darren mendelik, menjitak kepala Arvin, enak saja mengatainya buaya, "cuma Syakira cewek yang gue ajak jalan."

"Arel?"

Darren langsung teringat akan cewek itu. Dia kembali menghubungi Arel, tapi masih tak dijawab. Darren mendengus, "itu beda. Arel sahabat gue."

"Kenapa lo mau sahabatan sama dia?"

Darren menaikkan satu alisnya sambil tertawa kecil, pertanyaan aneh macam apa yang dilontarkan Arvin, masa iya Darren harus menjelaskan alasannya bersahabat dengan Arel. Kan nggak lucu, semua orang pasti tahu alasan seseorang bersahabat dengan orang lain.

"Karena kasihan?" celetuk Arvin yang membuat Darren terdiam.

Darren menghela napas, "gue pikir dia butuh teman karena dia selalu sendirian dan selalu diperlakukan kasar sama Bibinya."

Arvin tersenyum tipis, "Arel bukan cewek selemah itu. Apa lo sadar? Lo hanya kasihan sama dia, lo hanya mau menemani dia karena dia sendirian dan sebenarnya lo nggak butuh dia. Jadi... lo nggak pantas menyebutnya sebagai sahabat."

Darren merasa tertampar dengan ucapan Arvin, cowok itu kembali terdiam dan merasa... bersalah? Arvin pamit pergi. Meninggalkan Darren yang masih terdiam. Apa benar dia hanya kasihan pada Arel? Sepertinya iya. Dan Darren banyak membantu orang-orang yang tak punya teman seperti Arel. Tapi hanya sebatas teman, jika Arel berbeda. Arel sahabatnya. Tapi apa pantas Darren menganggapnya seperti itu?

Karena dia jadi sadar, dia memang tak butuh Arel. Arel yang membutuhkannya, dia peduli dengan Arel karena... kasihan. Darren terus menelpon Arel, tapi tak kunjung di angkat oleh cewek itu.

••

Arvin mengajak Arel mengelilingi taman kota malam ini. Dia ingin makan diluar karena malas memasak. Mereka berdua jalan kaki, karena letak taman kota yang tak jauh dari apartement Arvin. Sesampainya disana Arvin langsung mengajak Arel membeli sate, Arvin merasa Arel sangat lapar. Dan benar saja, Arel sampai menghabiskan 2 porsi sate. Arvin hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya saja.

Setelahnya mereka duduk di rerumputan yang ada di taman itu. Sambil menyantap pentol bakar yang mereka beli. Arel tersenyum kecil, "makasih ya, Vin."

Arvin mengangguk, cowok itu tiduran di rerumputan itu sambil menatap luasnya langit yang bertaburkan bintang diatas sana. Beruntung mendung sudah pergi. Arel menatap disekeliling mereka, tatapannya bertemu dengan bola matanya yang sangat dikenalnya, Darren.

HeatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang