Chapter 02

356 42 10
                                    

-chapter dua-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-chapter dua-

Pagi harinya, karena ini hari libur ia tidak perlu pergi ke sekolah. Ia menatap obat yang diberikan dokter itu. Ia bingung, bagaimana memberikannya pada Hinata. Ia memaksakan otak kecilnya berpikir keras dan akhirnya mendapatkannya.

"Hinata," panggil Kageyama sambil mengetuk pintu. Karena tidak ada jawaban, Kageyama langsung membuka pintu. Ia mendapati Hinata yang tertidur pulas. Dulu ia sangat senang melihat wajah Hinata yang tidur, namun sekarang ia takut. Ia memikirkan hari di mana Hinata tertidur dan tidak pernah bangun lagi.

Kageyama bergetar, ia tidak bisa membayangkannya dan ia juga tidak mau. Ia buru-buru membangunkan Hinata. Hinata bangun. Ia menatap kosong langit-langit kamarnya.

"Cuci mukamu, aku akan menyiapkan makanan." Kageyama pergi ke dapur, dan menyiapkan makanan untuk Hinata. Setelah selesai, ia mendapati Hinata ke meja makan yang malah kaget dengan dirinya.

"Kageyama, tumben hari libur kau datang pagi. Ngapain pula kau masak?" tanya Hinata.

"Kemarin kan aku bilang bakal tidur di rumahmu." Kageyama mencoba bersikap wajar.

"Iyakah? aku gak ingat. Yah peduli amat, selamat makan!" Hinata langsung memakan makanan tersebut dengan lahap. Tidak perlu menunggu lama, ia langsung menghabiskan makanan itu.

"Tambah dong! masih laper nih," minta Hinata.

"Dah habis. Aku mau olahraga pagi nih, kau ikut gak?"

Hinata tersenyum lebar, "ikut! yang kalah harus traktir minum."

"Olahraga pagi bukan lomba lari," ucap Kageyama.

Hinata memonyongkan bibirnya, "buu, gak seruu."

Demi apapun, Kageyama kuat iman.

.....

Setelah berolahraga, Kageyama melihat jadwal di ponsel yang sengaja ia buat tadi malam untuk membuat pola hidup Hinata lebih sehat.

"Hinata, kalau ngantuk minum obat ini aja. Aku males bangunin tiap saat terus lama-lama encok pinggang aku gendong kamu tiap hari. Oh, jangan diminum tiap saat mentang-mentang selalu ngantuk."

"Ihh, padahal aku gak gendut," ucap Hinata seraya menyimpan obat itu.

"Makanya jangan kebanyakan makan," cemooh Kageyama. Disaat-saat begini ia senang karena mengenal tsukishima sehingga kemampuannya menghina meningkat.

Hinata hanya bisa memaki dalam hati, sedangkan Kageyama tertawa melihat ekspresi Hinata yang menahan marah. Diam-diam tanpa kageyama sadari. Hinata menjatuhi obatnya dengan sengaja.

.....

Hinata sudah mengetahui penyakitnya sejak lama. Hari itu adalah liburan bagi keluarga mereka. Hinata selalu menanti-nanti hari ini sampai tidak tidur malam karena membayangkan hari ini.

A Sleeping Beauty | KageHina ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang