3

193 26 1
                                    


"tunggu, [Surname]-san!"

"apalagi, Claes?!"

...

"Maaf, aku tidak bermaksud apa-apa tadi, aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu." Raut wajahnya terlihat bersalah, tapi tahu apa aku tentang dia? Aku tidak tahu bagaimana cara membedakan seorang playboy saat serius dan tidak. Aku belum pernah bertemu spesies jenis ini sebelumnya.

"tidak, aku belum mau memaafkanmu. Tapi katakan apa yang mau kau tanyakan."

"...baiklah. Aku hanya ingin memastikan, apa kamu membenciku?"

"iya." Jawaban singkat padat nan jelas itu meluncur begitu saja dari mulutku.

Seketika raut wajahnya berubah, sepertinya dia kebingungan dan terkejut.

"maaf, aku hanya tidak menyangka, belum pernah aku merasakan hal ini sebelumnya. Tapi aku yakin rasanya sangat sakit, lebih sakit daripada perasaanku yang ditolak."

Apa dia sedang berakting dramatis? Aku benar-benar tidak memahami dirinya, mungkin dia mencoba membuatku luluh padanya. Fufu...dia tidak tahu seberapa besar skala kebencianku padanya.

"tidak apa, aku sendiri benar-benar tidak menyangka bisa membenci orang lain separah ini." Seulas senyum kutampakkan jelas.

"aku benar-benar tidak paham alasanmu membenciku, bisa kau beritahu?" senyum sopan yang terpaksa terpampang jelas di wajahnya. Jelas sekali dia kesal sekarang.

"tidak." Jawabku singkat, kali ini lenganku kulipat di depan dada. Menunjukkan keengganan.

"ah...baiklah. Kalau begitu apa yang harus kulakukan agar kamu mau memaafkanku?"

Apa?! Kenapa dia sangat memaksaku begini sih! Menyusahkan saja.

"baiklah, buktikanbahwa kamu merasa bersalah padaku."

...

"[name]-chan!" refleks aku mendorong sikuku ke belakang.

"ouch! Kenapa kamu memukulku?!"

"kenapa kamu mengejutkanku? Hah?! Itu gerakan refleks yang kulakukan."

"astaga, baiklah maafkan aku, [name]-chan yang sangat cantik~"

"berhenti merayuku, itu tidak akan membuatku memaafkanmu."

"sial, kau selalu bisa melihat tujuanku."

"karena kau brengsek."

"maaf? Apa yang kau bilang barusan?"

"oh bukan apa-apa, aku akan pergi ke taman. Pastikan tidak ada yang mengutak-atik barang-barang milikku."

'Duduk di bangku taman saja rasanya cukup membosankan, mungkin jalan-jalan sedikit akan mengurangi bosanku.'

Yah, berjalan-jalan di taman memang menenangkan tapi semua tanaman yang ada di sini juga ada di rumahku...

Tidak ada hal baru...

Namun, tiba-tiba saja suatu aroma tertangkap sensor penciumanku, baunya sangat familiar. Kuikuti hingga mencapai suatu rumah kecil di balik semak belukar.

Kuikuti hingga masuk kedalam dan sampai di depan pintu yang tertutup, aku yakin aromanya berasal dari sini. Kenop kuputar dan pintu membuka tanpa suara.

Terlihat sekilas ciri orang yang berada di dalam ruangan itu. Dari rambut dan hiasan yang dia kenakan sepertinya aku tahu siapa dia. 

"Campbell-san?"

Tanabata || Keith Claes x Readers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang