"Ini jamkos kan ya sampe jam pelajaran ke 6?" Tanya seorang gadis pada laki-laki didepannya.
Siapa lagi kalo bukan Sisil.
"Iya." Jawab Vano.
Sisil menghembuskan nafasnya pelan."Lo kenapa sih Van?" Tanyanya.
Dia sudah sedikit jengah melihat Vano yang sedari tadi hanya sibuk dengan handphone nya tanpa menghiraukan dia.
Vano melirik Sisil sebentar.
Dalam hati dia mengeluarkan banyak sumpah serapah nya pada gadis didepannya ini."Bisa bisanya gue kejebak disini sama ulet betina?!?! Tau gitu dari awal gue cabut aja bareng Fino ama Ardian." Batin Vano.
"Van?" Panggil Sisil.
"Apa?"
"Lo kenapa sih? Gue panggil gak nyaut, gue tanyain gak jawab. Lo lagi ada masalah?"
"Gak."
"Lah terus kenapa?"
"Gue mau pergi. Dan lo. Gak usah ikutin gue." Ucap Vano sambil beranjak dari tempat duduknya, namun gagal.
Tangannya kemudian dicekal oleh Sisil."Mau kemana emang?" Tanya Sisil.
"Mau pergi sama 'sahabat' gue. Dan lo, pergi sana sama siapapun. Gak mungkin kan cewek kayak lo gak punya temen?" Sindir Vano.
Sisil melepas tangannya dari tangan Vano.
Merasa sedikit tersentil dengan ucapan Vano, dia pun memilih pergi keluar kantin mendahului Vano yang masih mematung ditempatnya.Vano tersenyum tipis.
Tidak susah ternyata, dia sekarang baru tau 'trik jitu' menghalau seekor ulat betina."Ups." Gumamnya pelan.
Vano kemudian berjalan santai keluar dari kantin.
Tujuannya sekarang adalah rooftop.
Dia baru saja mendapat chat dari Fino yang mengatakan kalo dia, Ardian, Bryan dan Kelya masih ada disana.*** ***
"Mau nanya apaan lo?" Tanya Bryan pada Kelya.
Bryan benar-benar penasaran dengan apa yang akan ditanyakan oleh gadis yang satu ini.
Dari wajah Kelya, dia seperti tengah memikirkan suatu hal matang-matang."Kak Bryan harus jawab jujur." Ucap Kelya sambil menunjuk wajah Bryan dengan jari telunjuknya.
Bryan mengangguk pelan.
"Iya, kapan sih gue boong.""Kak Bryan tertekan?"
Deg
Satu pertanyaan dari Kelya cukup menyentil ulu hati nya.
Bryan sebisa mungkin menetralkan ekspresi nya.
"Kok lo nanya gitu?" Tanya Bryan.
"Jujur aja. Jangan malah balik nanya." Ucap Kelya.
"Gak kok."
"Bohong!"
"Jujur, sumpah dah. Ngapain juga gue tertekan?"
Fino dan Ardian tengah sibuk memperhatikan interaksi Kelya dan Bryan.
"Njir, tau gini tadi gue bawa popcorn." Celetuk Ardian yang dibalas anggukan oleh Fino.
"Kak Bryan beneran gak tertekan dengan posisi kak Bryan yang jadi seorang influencer kayak sekarang?" Tanya Kelya.
Bryan tersentak.
"Gimana bisa cewek ini tau?" Batinnya.Sebelum Bryan membuka mulutnya untuk berbicara, Kelya sudah lebih dulu menyela nya.
"Kak Bryan jujur aja. Kak Bryan tertekan kan? Dan jadi seorang influencer kayak sekarang bukan keinginan kakak kan?" Cerocos Kelya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL WITH YOU•
RandomApa jadinya jika seorang Laura Kelyana Valencia yang notabenenya hanyalah cewek'childish'yang imut dan polos mulai mengenal kata'cinta'? Dimana dia mengatakan bahwa dirinya jatuh hati pada seorang laki-laki yang justru tengah terjebak dalam perjodoh...