06

128K 2.3K 113
                                    

Ara terbangun dari tidurnya, ia melihat ke arah jam dinding. Jam 5 sore, tak terasa mereka kebablasan tidur hingga sore hari.

Ara mencoba melepaskan diri dari pelukan Devan, tapi terasa sangat sulit karna di bawah sana masih menyatu.
Belum lagi tangan Devan yang melingkar pada perutnya, semakin membuat nya susah bergerak.

Dengan hati-hati Ara melepaskan tangan Devan dari dirinya dan berhasil. Sekarang permasalahan nya adalah yang di bawah sana.

Gimana cara lepasin nya? Pikir Ara.

Ara berfikir dengan keras sampai satu ide gila muncul dalam otaknya. "Oke, ayo di coba" gumam nya.

Ara mendorong tubuh Devan menjadi posisi terlentang dan otomatis dirinya berada di atas tubuh Devan.

Sekarang ia hanya harus memikirkan cara melepaskan miliknya dari milik Devan, tanpa harus membuat suaminya itu terbangun.

Ara pelan-pelan mencoba mengangkat bokongnya, tanpa ia sadari ternyata ia telah menjepit milik Devan. Sehingga membuat Devan yang di bawah sana mengerang.

Devan terbangun ketika merasa miliknya seperti di remas-remas oleh sesuatu yang hangat, Devan membuka matanya. Dan betapa terkejutnya ia melihat pemandangan yang sangat indah di hadapannya saat ini.

"Kamu mau lagi, sayang?" Devan tersenyum smirk.

Ara diam membisu, habis sudah dia.
"Emm, anu kak. A...Ara mau ...... Mau mandi.. iya! Ara mau mandi!" Gugup nya.

Baru saja Ara ingin turun dari tubuh Devan, dirinya sudah di tahan oleh tangan kekar Devan.

"Mau kemana? Sini sama aku aja."ujar Devan membelai wajah Ara lembut.

Devan mendudukkan dirinya sehingga dirinya hampir setara dengan Ara yang ada di pangkuannya, hanya saja wajah nya kini berhadapan Dengan payudara montok milik Ara.

Tanpa izin terlebih dahulu, Devan langsung memasukkan payudara Ara ke dalam mulutnya. Menghisapnya kuat seakan-akan ada yang akan merebut susu Ara darinya.

"Kak... Pelan-pelan isep nya.."

Devan tak menghiraukan perkataan Ara, ia semakin menguatkan isapan pada mulutnya, membuat Ara merintih sakit.

"Kak Devan, sakit..."

Ploop~

"Masa cuman di isep, sakit sih?" Jengah Devan.

"Ujungnya ngilu, kak" cicit Ara menggigit bibirnya.

Devan menatap puting milik Ara, ujung nya memang kemerah-merahan. Ia menghembuskan nafas kasar, kali ini ia harus mengalah lagi.

Devan bangkit dari kasur nya, membuat Ara yang berada di pangkuan nya juga ikut terangkat. Ara refleks mengalungkan kedua tangannya pada leher Devan, tanpa sadar membuat dada mereka bertemu.

Devan mendesis pelan, mencoba menahan gejolak hasrat dalam dirinya saat ini.

"Kamu mau mandi sendiri atau berdua sama aku?" Tanya Devan menatap wajah cantik istrinya.

"Sama kak Devan aja" jawab Ara lalu menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Devan.

Devan terkekeh melihat tingkah gemas istri kecilnya ini.

Devan mengisi air pada bathtub dan menuangkan air sejenis pengharum ke dalamnya, lalu ia memasuki bathtub tersebut dengan posisi duduk di dalamnya.

Ara masih setia mengalungkan tangannya pada leher Devan, sehingga membuat keduanya saling bertatapan.

Ara menangkup wajah Devan, menganggumi setiap lekukan pada wajah tampan Devan.

"Ganteng ya?" Tanya Devan sambil terkekeh.

my couple 18+ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang