Gaduh

12 4 7
                                    

Hai, kamu. Salam kenal, salam semangat dari ku. Maaf tidak ada awalan yang begitu menarik.

Semua berawal setelah aku lulus SMA.
Kamu yang baru lulus SMA/SMK pasti ngerasain hal yang sama, kecuali jika kamu beruang hehe..

Di sini aku hanya ingin mengungkapkan apa yang aku rasakan saat ini, hanya ingin mengungkapkan dan berbagi cerita kepada kamu dan kalian semua. Tentang rasanya berjuang dan memperjuangkan wishlist agar bisa terwujud.

Terlepas dari itu, sengaja aku menulis di sini agar suatu hari aku bisa membaca nya kembali saat aku telah sampai di "puncak" nanti. Jika kamu dalam posisi ini sekarang, semangat!!

Kita harus terus berjalan, meski pakai tongkat sekalipun.

Perjuangin mimpi kamu, kita sama-sama berjuang, ya..

Oke selamat meluangkan waktu bersama Cerita Menuju "Puncak" :)

*****

Gelap malam dan dinginnya suhu bumi menyeruak masuk hingga pada sudut kamar. Suasana yang tenang namun aku membencinya. Membuat lamunanku menjadi-jadi; mendobrak masuk dalam ruang overthingking. Membuatku sering bertengkar dengan pikiran. Gaduh.

"Apa yang sebenarnya kamu mau, semesta?" tidak kah pertanyaan semacam itu meresahkan?

"Apa ia tidak rela jika aku hidup dengan keadaan yang orang lain dapatkan?"

"Apa tugasku tidak akan selesai sampai aku tua nanti?"

Tugas? Ia, tugas yang setiap harinya dituntut untuk berjuang, tugas yang setiap harinya dipaksa berjuang, dipaksa terus berjalan, diberi rehat sebentar dan diperintahkan untuk lanjut lagi berjalan.

Dan terkadang, menyuruhku untuk berlari agar aku tidak ketinggalan dari penduduk bumi lain. Sembari membawa sejumlah daftar wishlist  yang sejak lama telah mereka masukkan dalam tas ranselku, bercampur dengan bekal menghadapi sisi gelap semesta yang kejam.

Ah sudahlah..

-------

Tak jarang raga jatuh dalam lubang kegagalan. Berusaha keluar, naik dan lanjut berjalan lagi dengan raga yang memar dan sakit.

Jauh diujung jalan tampak terlihat sebuah pintu. Tegak berdiri kokoh. Membuat yakin para player  jika mereka sedikit lagi akan finish.

Akan tetapi..

Semua semu, memanipulasi para player the game of life. Yang menerka jika dibalik pintu tersebut terdapat sesuatu yang menjadi hadiah karena telah berhasil sampai tujuan.

Namun nyatanya, pintu tersebut tidak lain sebuah pintu menuju level berikutnya.

Hahaha..
Dunia memang sebercanda itu, kita nya saja yang suka ambis terhadapnya.

Tuhan mengajarkan kita untuk seimbang, dalam hal apapun. Jangan berlebihan. Dan selalu ingat jalan dan rumah untuk pulang. Layaknya agama sebagai jalan dan Tuhan sebagai rumah untuk pulang.

Selagi kaki masih bisa menapak dibumi, jalan masih harus disusuri.
Meski harus tertatih-tatih.

"Udah jangan nangis, hidup masih terus berlanjut. Jalan masih panjang."

"Ayok semangat, kamu bisa. Jangan nyerah, ya."

Kata-kata yang sering didengar telinga, pun menjadi penguat untuk diri.

Larangan untuk tidak menangis, lelah, dan menjerit; selalu tersenyum, tertawa dan sebagainya hanya berlaku untuk hari esok.

Biarkan dan kasih ruang untuk itu hari ini. Ya, Hari ini saja.

Raga butuh itu agar jiwa lekas baik dan pulih.

-------













Apa yang hari ini dialami raga tidak bisa di ceritakan lebih spesifik.
Abstrak dan tersirat.

Salam hangat, salam semangat dariku.
Sampai ketemu lagi.

Bisa kasih semangat lewat komentar, ya,
Kamu hebat dan kamu bisa!
Semangat!!

Cerita Menuju "Puncak"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang