Netra ku mengeluarkan air

6 2 0
                                    

Diam didalam ruangan favorit, begitupun sudutnya. Tiduran dengan pandangan langsung menghadap jendela, tampak jelas terlihat langit biru dengan awan yang terapung bergerak perlahan ke sisi langit lainnya. Menenangkan.

Esok aku akan meninggalkannya, gumamku diikuti helaan hafas berat dari dalam.

Namun, tersadar..

"Tenang, aku hanya sebentar." Ujarku pada ruang hampa.


-------

Waktu menunjukan pukul 23.05 wib.
Dan akhirnya beranjak untuk packing barang, setelah beberapa jam memanjakan diri, menatap layar gawai bermalas-malasan.


"Semangat.. Semangat... hahaha" ujar pria berkulit gelap yang berdiri diambang pintu, diikuti tepukan juga ledekan.Kedudukannya sebagai sepupu.

Tak banyak bersua, hanya tatapan sinis yang ku balas. Melanjutkan aktivitas, finish pada pukul 1 malam, dan bergegas tidur.

-----

Pagi tiba, dan benar saja. Yang kemarin tergambar dalam ramalanku akan suasana pada pagi hari ini, benar terjadi.

Netra ku mengeluarkan air, bukan kebahagiaan namun kesedihan. Entah sampai kapan harus terus mengeluarkan air kesedihan, bukan air kebahagiaan. Aku tidak tau, dan aku tidak suka suasana saat ini.

"Bu, aku pergi yaa... assalamualaikum..." pamitku dengan terbata-bata, menahan bibir yang bergetar menahan tangis yang ingin pecah sembari mencium menyalami tangannya.

"Sudahhh..." ujarnya mengelus lenganku, menyuruhku untuk tidak menangis.

Arghhh...

Ojek online sudah datang dan aku bergegas pergi, menjauh dari tempat ia berdiri dan perlahan memudar dari pandangannya.

Ekonomi 3/21E
Gerbong ke 3 dengan No. Kursi 21E. Tempat menyambung tangis hingga lelah dan akhirnya berhenti.

Aku tidak ingin mataku terlihat sembab saat tiba nanti, itu akan menyakiti mereka.

"Ka.. Ka.. Kamu itu pergi kerumah orang tua mu sendiri, bukan kerumah orang lain. Jadi, berhentilah menangis!"

Kata yang masih terekam diingatan dengan nada yang sedikit meninggi kala itu, dari sosok yang melahirkanku. Ya, ibu ku.

Dan untuk kali ini, aku tidak ingin membawa cerita buruk saat aku pulang nanti.
Dan untuk kesekian kalinya, aku ingin mendapatkan kesan dan moment yang baik untuk diingat dan bawa pulang nanti.



-------





















Haiii,
Terimakasih karena telah mampir dan meluangkan waktu untuk membaca Cerita Menuju "Puncak".
Salam hangat dari ku, terimakasih.

Cerita Menuju "Puncak"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang