Gagal

5 3 2
                                    

Aku menyukai warna hitam tapi tidak untuk masuk kedalamnya.

Hari ini, tes berlangsung.
Nilai yang dibawah dari peserta lain,
Harapan seakan jauh tak terjangkau.

Entah usaha yang kurang atau Tuhan belum mengizinkan aku menjadi bagian dari mereka, aku tidak tau.

Lemah..
Rasanya mata pun tak bisa mengeluarkan air nya untuk mengekspresikan.

"Tidak apa-apa menangis. Tapi cukup hari ini saja, besok jangan." ujar teman sejawat.

Bumm..
Pecah. Namun tak bersua.
Diam dan hanya aku yang mendengar isakannya bersama dinding kamar.

Tubuh dipaksa bangkit dan terus berjuang,
Dipaksa terus berjalan meski dengan tongkat sekalipun.

"Tidak apa-apa, ka. Kamu pasti bisa dapetin aku. Jangan nyerah, ya. semangat terus."
Tulisan berwarna berisi wishlist yang tersemat jelas didinding kamar seolah berujar menguatkan.

Arghh sial, makin susah nafas..
Udah.. Udah.. Stop.

-------

Berserah menjadi proses terakhir setelah berjuang.

"Jika mungkin ada celah sedikit,
Izinkan aku untuk masuk lewat celah kecil tersebut, Tuhan.
Aku ingin berkumpul dengan pejuang lainnya."

"Sekali iniii sajaaa... Sekali iniii sajaaa biarkan aku melihat kata LULUS dipengumuman nanti, Tuhan."

"Bisakah Engkau meralisasikan semua harapan yang mereka taruh padaku tahun ini, Tuhan?"

Heeehhhh..
Helaan nafas berat terdengar untuk kesekian kali.

M-a-n-u-s-i-a
Sedikit berjuang, usaha yang tak sekeras pejuang lain, keinginan yang banyak, dan sifat memaksa.

Hal yang lumrah dan manusiawi.


-------

Menjadi penyebab kebahagiannya adalah cita-cita ku.
Meralisasikan harapannya adalah tujuanku.
Dan menjadi penyebabnya masuk surga salah satu keinginanku. Keinginan semua anak.

Mimpi yang besar.
Dan masih terus ku usahakan.

-------

Cerita Menuju "Puncak"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang