" Assalamu'alaikum" ucap Axel dengan keadaan pipi yang masih legam bekas perkelahian tadi.
" Wa'alaikumsalam " jawab seorang wanita yang umurnya mendekati parubaya sekitar 50 tahunan .
" Pipi kamu kenapa lagi nak sampe berdarah gitu , pasti habis berantem lagi , emang gk bosen apa berantem terus ,tiap hari berantem terus kayak gk ada kerjaan lain apa?" jawab Ibu Axel dengan keadaan masih kesal setelah melihat kelakuan anaknya yang setiap hari berantem.
" gk bu ini biasa bekas tadi becanda sama temen eh ketonjok " timbal Axel sambil tersenyum .
" ah ngeles mulu kamu nak udah jelas – jelas itu bekas adu tonjok , mau bilang becanda , ibu bosen liat kamu kalau pulang pasti keadaanya begitu mulu , udahlah jgn berantem terus " jawab ibu Axel dengan muka sedih nya .
" Iya bu nanti Axel gk bakalan berantem lagi" seketika Axel langsung ke kamarnya dan berbaring di tempat tidurnya .
Axel di rumah ini hidup dengan kedua orang tua nya , bapak nya bekerja sebagai tukang tambal ban yang tempatnya tepat di depan rumah mereka dan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga yang sekali kali suka menjadi tukang cuci pakaiian ketika ada seseorang yang membutuhkan, itung – itung supaya bisa bantu keluargannya , mereka bertiga berlindung di rumah seluas 60 meter persegi dengan keadaan atap yang ketika ada hujan selalu bocor dan dinding yang sudah penuh dengan debu bekas asap kompresor milik bapaknya . ibu dan bapak nya sangat sayang kepada Axe,l wajar saja Axel merupakan anak semata wayang mereka , jadi kasih sayang nya sepenuhnya di berikan kepada Axel semata tanpa harus di bagikan ke yang lain .
Di sepetak rumah kecil itu Axel selalu menjadi pribadi yang baik kepada orang tua nya,ia selalu membantu orang tua nya di tempat tambal ban milik bapak nya ,setiap pulang sekolah ia selalu menyempatkan untuk pergi ke tempat tambal ban itu , sifat Axel di rumah sangat berbeda jauh dengan sifat ia di sekolah .
"xel , tolongin ambil kunci 16 bapak mau buka baut ini"suruh seorang pak tua yang merupakan bapak nya
" iya pak tunggu ,Axel cari dulu " Axel bergegas mencari kunci 16 yang ternyata ada di bawah kehalang lap kotor .
" ini pak " Timbal Axel sambil mengulurkan sebuah kunci 16 tadi yang di butuhkan bapak nya.
" makasih Xel" jawab bapak nya dengan keadaan lusuh, maklum ia kerja sebagai tukang tambal ban yang sehari – harinya selalu berhubungan dengan oli.
" Xel, kok kamu gk main " lanjut bapak nya .
" nggak pak nanti aja ,lagi males juga ,mending bantuin bapak aja disini " jawab Axel sambil tersenyum manis ,jujur saja senyum Axel ini sangatlah manis ,semua orang juga pasti menyatakan hal yang sama .
" bapak bangga sama kamu Xel ,kamu gk malu dengan keadaaan keluarga kita yang serba kekurangan ini" timbal si bapak dengan muka sedihnya sambil memegang pundak Axel.
" Ngapain malu juga pak toh Axel bahagia terlahir dari keluarga ini , meskipun kita kekurangan tapi gk tau Axel merasa nyaman aja , mungkin berkat kasih sayang bapak sama ibu kali yang sangat tulus ke Axel " jawab Axel dengan mata yang berkaca – kaca .
" Kamu harus sukses yh nak jangan kayak bapak " pesan bapak ke Axel sambil melanjutkan pekerjaanya.
" Axel pengen kayak Bapak aja deh ,kayak nya seru deh hidup nya adem ayem terus meskipun kekurangan , gk seperti orang berdasi yang hidupnya gk tenang karena sudah memakan uang haram " timbal Axel sambil tertawa untuk mencairkan suasananya .
" Itu sih terserah kamu aja , kan kamu sudah dewasa ,sebentar lagi lulus ,bapak cuma bisa nyekolahin sampe SMA saja ,seterusnya lanjutin sendiri sama kamu " jawab si bapak .
Axel langsung menjawab dengan tegas .
" siap pakk,makasih pesannya"Axelpun langsung bergegas balik ke rumah karena waktu pun sudah menunjukan sore hari,pesan bahwa matahari akan segera tenggelam.
Waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi,dan Axel sudah berada di kursi paling belakang sembari menempelkan kepalanya ke meja . Axel memainkan rambutnya wajar saja rambut dia ikal, jadi kelihatannya berantakan tapi berantakannya itu keren. Teman – teman dekat nya pun akhirnya datang pertama si Ray cowok so keren yang faktanya biasa aja sih Cuma agak ganteng masih kalah jauh sama Axel , kedua kevin si cowok bucin yang selalu berpenampilan rapih bak seorang model cat walk , ketiga Chico si cowok tengil habis tapi agak bego , dan terakhir si Rio , si cowok mesum dan botak , yang tiap hari selalu melakukan coli dimanapun tempatnya . Mereka berlima merupakan sekumpulan orang yang paling di takuti di sekolah itu wajar saja mereka selalu berbuat ulah dan semua guru pun sudah pusing kepada mereka .
" Awas – awas gua mau lewat " ucap si chico dengan nada kerasnya .
" iya nih lu ngehalangin jalan mulu " tambah rio ke laki – laki yang ada di hadapannya.
Merekapun langsung duduk di kursi masing – masing yang sudah menjadi tempat hak mereka . seorang wanita pun berjalan menuju kursi Axel dengan rambut panjang nya dan mata indah nya ,sampai – sampai Rio tak berkedip ketika wanita itu lewat di hadapannya ,wanita itu bernama Adlina seorang wanita pintar dan cantik plus temen sekelas Axel.
" gua duduk samping lu yah hari ini " ucap adlina kepada Axel .
" ngapain duduk disini?,kan tempat lu di depan sana " jawab Axel dengan malesnya dan langsung menempelkan kepalanya ke meja .
" Sekali kali gua duduk di belakang , gua mau rasain gimana rasanya duduk di belakang,Rio lu duduk depan dulu yah " ucap adlina dengan muka imutnya .
" gk mau ah , gua mau duduk samping lu aja lin" jawab Rio si otak mesum.
" gua maunya samping Axel aja ,gk mau deket lu , lu orang nya sangean " timbal adlina sambil tertawa.
" iya – iya gua pindah ke depan , ah lu Xel ,enak yh jadi lu di deketin cewek mulu ,kapan gua bisa kayak lu" jawab Rio sambil memindahkan tas nya .
Semua temennya pun langsung menjawab ucapan Rio tadi .
"Ngimpiiiiiii" hal tersebut membuat seluruh isi kelas tertawa menertawakan Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Penyesalan [ On Going ]
PoetryKu dengar percikan hujan menjatuhi tanaman Terbayang dalam benaku Akan kenikmatan yang tuhan berikan ku hanyut dalam khayalku Tentang kerahasiaan apa yang masih di sembunyikan Mengapa itu bisa terlintas dalam pikiranku ...... Sedangkan hati ini suda...