2

463 40 2
                                    

Keluarga Todoroki di rumah besar bergaya Jepang tradisional itu mengalami keributan. Bahkan Endeavor tersedak teh yang sedang dia minum sore itu. Pasalnya tuan muda Shoto pulang bawa seorang gadis muda yang tidak mau lepas dari punggungnya.

Ada beberapa alasan kenapa Todoroki Shoto (terpaksa) membawa Yaoyorozu Momo pulang ke rumah selain karena gadis itu tidak mau melepaskan lehernya. Terpisah dari rasa malu selama perjalanan di bus dan kereta, ada setitik harapan mungkin hero nomor dua dunia yang baru saja naik jabatan jadi nomor satu setelah All Might pensiun itu tau sesuatu tentang hal ini dan bisa menolong mereka.

".. Shoto, ada beberapa hal yang hanya bisa dilakukan setelah kau mendaftarkan dokumen pernikahan, diumur segini kupikir kau tau!"

Itu adalah respon terbaik dari Enji. Hero nomor satu dunia di ruang keluarga rumah Todoroki. Jauh dari ekspetasi.

"Guys, aku akan jadi bude!"

Kakak perempuannya, Fuyumi Todoroki beda lagi, ribut dengan beberapa saudara laki-laki mereka.

"Diamlah kalian anak-anak gak guna, Shotto gak akan menikahi siapapun dengan kemampuan absrud!"

16 tahun Todoroki Shotto hidup, dikurangi setahun zaman merangkak, dia gagal mengecewakan ayah kucluk yang dia benci. Demi dendam karena Endeavor hobbi kdrt, anak jahanam itu berusaha sekuat tenaga membuat ayahnya menyesal dengan segala cara. Sayangnya sampai babak belur patah tulang pun flames hero itu tetap membandingkan sosok ayah-anak hebat dengan muka sengaknya.

Ada aja alesannya buat rencana anak pembangkang itu gagal.

Namun satu hal yang membuat papa Enji iritasi ke tulang sumsum. Pria berotot panas itu paling anti dengan orang-orang dengan bakat aneh apalagi yang payah buat baku hantam, ditambah generasi diatas tiga. Intinya dia hero paling rasis di dunia.

"Ayah, tidak.." senyuman termanis berkembang di wajah tampan Todoroki muda. Tangannya yang barusan dipakai memegang cangkir teh, bergerak memindahkan Yaorozu yang memeluknya di belakang ke pangkuan pria berambut setengah merah setengah putih itu, dan mencium kening yang tertutup poni sambil bilang..

"kalau ada little Shotto, bukanya kita harus mulai memanggilmu kakek Endeavor?"

Dua orang saudara, seorang kakak perempuan dan seorang ayah yang menumpahkan teh di meja kehilangan kata-kata saat pria ganteng kalem ngeleyed itu membopong gadis kelebihan pubertas keluar ruang keluarga. Mereka masih pakai seragam smk tapi tingkahnya sudah mengkhawatirkan.

Brukk..

Todoroki Shotto menggeser pintu kamar menutup dengan kaki. Yaomomo bersandar bahagia di pangkuannya yang hangat, dan pria itu tertawa, tepat saat samar mereka mendengar teriakkan sumpah serapah jauh dibawah sana. Hari ini indah sekali untuk balas dendam, pikirnya.

"Aku tidak percaya bisa melihat wajah tak ternilai pak tua itu!"

"Shotto-kun, kau bahagia?"

Itu kali pertama Yaoyorozu memanggil nama Todoroki seperti itu meski mereka teman dekat. Anehnya dia tidak keberatan. Pria itu menyiapkan futon dengan kedua kaki dan tangan Momo memeluknya, seolah tak ada apapun. Satu-satunya hal yang menganggu anak mantan hero nomor dua itu hanya dua gunung besar dan aroma manis sesuatu.

Samar wajahnya memerah sampai telinga.

Jam empat sore, Shotto meraih handuk bersih dari lemari dan sikat gigi. Yaoyorozu masih disitu. Bergelantung di tubuh teman masa-bodo-amat Todoroki bak koala. Endeavor kebetulan keluar ruang latihan begitu melihat anaknya seperti hendak melakukan kejahatan seksual dengan anak perawan orang ke kamar mandi.

"Woawoawoah... Shotto tunggu, tunggu kubilang! Mau kemana kau pikir ..."

"Mandi.."

"Dengan nona... Er, siapa namanya?"

You Need Marriage Certificate for a Certain ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang