3

327 31 2
                                    

Yaoyorozu mendapatkan satu set piyama dari saudari perempuan Todoroki, Fuyumi. Sesuatu berwarna pink dan motif imut seperti kelinci sedikit kontras dengan kepribadian anggun gadis itu namun Shotto senang melihatnya karena suatu alasan.

Alasan yang dia sendiri tidak mengerti.

"Itu piyama paling imut yang ada di lemariku, ittokou-kun." Perempuan berambut putih itu bersandar di pintu kamar adiknya yang terbuka. Yaoyorozu langsung lompat ke pelukan Todoroki begitu melihat dia bermain ponsel di ruang makan. Muka sang adik datar saja meski pipinya sedikit memerah membuat sang kakak kecewa. "Atau kau lebih suka gaya seksi?"

"Aku tidak semesum ayah, ane-ue!"

"Ekhem!"

Endeavor muncul di pintu dengan kaos hijau gambar beruang membawa kursi tambahan. Anaknya yang lain, Natsuo Todoroki mengekor sambil bersiul iri menggoda adik mereka, langsung duduk di kursi masing-masing. Hidangan udon dan sup miso tersedia seporsi-seporsi di meja.

"Nona, bisa kau duduk di kursimu dan makan?" Pria berkumis api itu meletakkan kursi baru disebelah tempat kosong sisi meja.

Yaoyorozu Momo dalam kendali pelet itu mengembungkan pipinya lucu. Kemudian Todoroki Shotto membisikkan sesuatu di telinga gadis itu lalu mencium pipinya pelan dan pelukkan maut itu lepas begitu saja. Endeavor hanya melongo setelah melihat kejadian itu selama keluarga Todoroki makan dengan tenang.

Malam sebelum tidur Shotto mendapat pesan dari Midoriya. Isinya adalah agar dia memastikan Yaoyorozu bisa menciptakan sesuatu atau tidak oleh bakatnya. Peringkat dia di kelas tidak sebagus Bakugo Katsuki maupun gadis yang kini memeluknya, lagi, namun dia tidak butuh itu untuk tau ada sesuatu yang terjadi di asrama UA beberapa menit yang lalu.

"Siapa?" Kali ini Yaomomo bertingkah cemburu, "aku ada di sini dan Shotto-kun mengirim pesan pada perempuan lain?!"

"..."

"!..."

Todoroki Shotto menghela nafas. "Midoriya Izuku, dia laki-laki."

"Kau tidak mencoba main hati dengan laki-laki juga kan?"

Yaoyorozu masih curiga.

"Aku punya kau. Ngapain juga aku icha-icha dengan Midoriya?"

Tampangnya begitu, Todoroki ada bakat dalam hal menggombal ria. Yaoyorozu melepaskan pelukkan di leher Shotto untuk menutupi pipinya yang memerah. Perlahan pria itu meletakkan kedua tangannya diantara tangan lentik gadis itu yang masih di pipi. "Nee, saat efek peletnya hilang mungkin kau tidak akan ingat dengan apa yang terjadi saat ini. Untuk itu, bisa kau buatkan aku sesuatu dengan bakatmu, Yaoyorozu?"

Gadis itu memandang kedua mata Todoroki yang pupilnya melebar. "Sesuatu?"

"Hn, apapun itu..."

Yaoyorozu Momo mulai melakukan apa yang diminta Todoroki Shotto. Dia membayangkan partikel campuran pasir kuarsa yang dipadatkan menjadi kaca, berbentuk bulat, lalu campuran minyak dan cat serta serat-serat kapas yang sangat tipis bertumpukkan diantaranya, membentuk simpul dengan pigmen lengkap. Semua ada dalam kepalanya.

Bagian telapak tangan gadis itu berkilau mozaik seperti yang pernah pria itu lihat setiap Yaoyorozu menggunakan penciptaan. Hanya saja cuma hal itu yang terjadi. Tidak ada apapun yang keluar dari tubuh sang Creaty.

Yaoyorozu langsung merasa sedih.

"Shotto-kun, sepertinya aku tidak bisa menggunakan bakatku.."

Todoroki langsung meletakkan tangannya diatas telapak tangan gadis itu.

Dia menggenggam jemari lentik itu dengan lembut sembari memejamkan kelopak matanya, "hm, itu salahku karena meminta lebih. Maafkan aku.."

Yaoyorozu melompat memeluk Todoroki sampai pria itu terjengkang diatas futon dan mafura biru muda bernoda pulau se-Asia Tenggara. Sebelah tangan Shotto dipakai untuk menopang tubuh Momo sementara yang satunya lagi dipakai mengetikkan pesan singkat pada Midoriya.

You Need Marriage Certificate for a Certain ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang