Chapter 03 : Memory loss.

749 135 4
                                    


Halo, sebelumnya saya minta maaf banget karena book ini gak pernah di update. Soalnya saya kelupaan alur awal cerita ini hehe, saya bakal lanjut cerita ini dikit dikit. Kalau kurang nyambung maafin ya🙏🙏🙏

———

Bipolder.
Bipolar and delusion in one.

Kill or hate each other.

Dikursi tunggu tepat didepan ruang operasi Jeno, Jaemin duduk dalam keheningan. Mengingat kejadian beberapa waktu yang dulu yang terus berputar dalam kepalanya. Dia terus beranggapan bahwa dirinya tak bersalah sama sekali.

'Tenangkanlah dirimu, Na. Kau tak salah, Dia. Dia yang memulainya duluan.'

Dokter yang menangani Jeno keluar dari ruangan operasi. Jaemin berdiri menghampiri dokter itu, "Jadi, bagaimana dok?"

"Tuan bisa ikut saya keruangan dulu? Ada yang ingin saya tanya kan." Ucap dokter itu tanpa menjawab pertanyaan Jaemin. Jaemin mengiyakan dengan sekali anggukkan, dia mengikuti langkah dokter tersebut menuju ruangannya.

"Duduklah Tuan."

"Begini, apa Tuan Lee Jeno sebelumnya pernah mengalami kecelakaan atau hal yang menyebabkan benturan keras pada tempurung kepalanya...?" Tanya dokter yang menangani Jeno.

"Ekhm, sewaktu Jeno berumur lima tahun. Dia pernah mengalami kecelakaan dok, dan dia sempat koma beberapa hari. Lalu masalah utamanya apa ya dok?" Bohong Jaemin.

Dokter itu memberikan sebuah senyuman yang tak ter artikan kepada Jaemin, "Tuan Lee Jeno mengalami lupa ingatan permanen akibat benturan sangat keras pada tempurung kepalanya. Saya harap setelah itu Anda bisa menjaga Tuan Lee dengan baik. Jika tidak, dia bisa meninggal dunia kalau ia mendapatkan benturan keras pada tempurung kepalanya." Jelas dokter itu seksama.

Jaemin mengangguk mengerti, kemudian ia pamit dari ruangan dokter yang menangani Jeno.

Usai keluar, langkah kakinya membawa menuju kamar inap icu Jeno. Melihat dari pintu Jeno yang terbaring dengan masker oksigen dimulutnya. "Delusi sialan, kenapa harus dia? Dasar bodoh!" Jaemin memaki dirinya kesal. Lalu, ia terduduk dikursi tunggu.

Tangannya dia gunakan untuk menutup wajah tampannya. Ya, delusi itu tiba-tiba saja muncul membuat wajah Jeno secara cepat berganti dengan wajah seseorang dimasa lalu. "Maaf Jeno."

Jaemin beranjak dari kursi tunggu, setelahnya dia menghilang dibalik lorong-lorong rumah sakit itu.

Tiga bulan berlalu...

"Jaemin-ah, hari ini kamu akan menemaniku ke kampus ku, kan?" Tanya Jeno penuh semangat menatap Jaemin penuh cahaya berbinar.

"Iya, sudah berapa kali kau bertanya seperti itu, hm?"

"Aku hanya bersemangat bertemu dengan teman-teman baru. Aku bosan dirumah terus, menunggumu pulang dari kantor seharian tanpa melakukan apapun.." sendu Jeno.

Jaemin sedikit membungkukkan tubuhnya, ia mengecup kening Jeno sedikit lama.
"Baiklah aku mengerti kenapa bayi ini merengek terus." Balas Jaemin gurau.

"Aku bukan bayi tahu! Lagi pula aku sudah besar bukan bayi lagi!" Gerutu Jeno yang dibalas senyuman oleh Jaemin.

"Sudah siap?" Tanya Jaemin.

"Siap!"

Jeno berjalan mendahului Jaemin, dengan begitu Jaemin mengikutinya dibelakang. "Kau tampaknya melupakannya dengan begitu cepat, Jeno."

"Jaemin-ah, cepat nanti kita terlambat!" Jerit Jeno. Jaemin segera mengejarnya dengan langkah sedikit lebih cepat.






"Segeralah lupakan kejadian itu, meskipun penyakit sialan ini menganggu."

Pendek dulu ya, ide kurang lancar. Tinggalkan jejak:>

BIPOLDER - JAEMJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang