Beberapa waktu saat Jeno siuman..."Huh.. dimana.. ini?"
"Ah, kau sudah bangun, Jeno?" Tanya Jaemin yang tersadar dari tidurnya.
Tatapan bingung keluar dari mata sipit Jeno. Jaemin jadi teringat akan hal yang terjadi pada Jeno.
"Maaf, kau tak ingat siapa dirimu ya?" Jaemin kembali bertanya. Mencoba membuka percakapan di lingkup kecanggungan yang terjadi diantara mereka berdua."Y-ya, sepertinya begitu?..." Jawab Jeno penuh keraguan. Ya, dia hanya ingin tahu kenapa dia bisa berapa ditempat serba putih ini dan penuh bau obat-obatan. Itu saja. Selebihnya dia tidak peduli(?)
"Begitu. Namamu, adalah Jeno. Kau adalah kekasihku, kau mengalami kecelakaan lalu lupa ingatan." Jelas Jaemin. Dia berbohong untuk menutupi kesalahannya. Juga, untuk membuat Jeno selalu berapa disisinya.
"Aku? Kekasihmu..? Kecelakaan..?" Gumam Jeno.
"Ya, kau tak perlu mengingatnya. Dokter bilang itu akan menyebabkan sakit kepala beberapa waktu." Ujar Jaemin, Jeno tampak diam enggan membalas. Berusaha menerima kehidupan baru.
"Namamu... Namamu siapa?" Jeno bertanya dengan suara pelan, nyari seperti sebuah bisikkan.
"Namaku, Jaemin. Haruskah aku bilang salam kenal, kembali? Seperti dulu?" Jawab Jaemin diiringi sedikit gurauan ringan. Tentu saja itu tak membuat Jeno tertawa atau tersenyum. 'Aku sudah tahu, kalau itu akan terjadi.'
"Sebaiknya kau tidur, Jeno. Kau butuh banyak istirahat, nanti sore dokter akan memeriksa kondisi mu."
"Kalau kau ingin sesuatu katakan saja padaku, jangan sungkan." Sambung Jaemin kemudian.
"Ya, kau.. sendirian tak apa?"
"Tidak apa-apa."
— † —
"
Woah, jadi ini tempat kuliah ku? Besar sekali...!" Seru Jeno sambil terus menatap kesana kemari. Pandangannya tak pernah berhenti untuk melihat sekeliling.
"Sudah, sudah, cepat masuk kelasmu. Jika sudah waktunya pulang hubungi aku, ya?" Setelahnya Jaemin memberikan kecupan pada kening dan pipi Jeno. Jaemin sedikit tidak rela jika Jeno harus kuliah, dia jadi tak bisa memeluk Laki-laki itu sepanjang hari.
Bisakah, dia sedikit egois?
Setelah Jaemin mulai menghilang dari pandangannya, barulah Jeno memasuki ruang kelasnya. Memperkenalkan diri, sebagai mahasiswa baru jurusan ekonomi.
Hari pertama ini, dia mendapatkan satu teman, lebih tepatnya senior. Namanya Mark Lee, mereka satu jurusan. Ah, pada dasarnya jika seseorang baru kenal maka akan terjadi kecanggungan untuk beberapa waktu.
Namun, sepertinya itu tak berlaku untuk Jeno dan Mark Lee. Keduanya tak pernah canggung satu sama lain, bak orang yang sudah saling kenal lama.
"Ne, Mark Hyung. Kenapa kau ingin berteman denganku?"
"Apa jika ingin berteman harus punya alasan tertentu?" Balas Mark telak. Jeno menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Y-ya, maksudku itu.. kenapa Mark Hyung memilihku untuk dijadikan teman?"
"Hu'um, aku juga tak tahu kenapa. Mungkin, karena kau itu lucu?" Jawab Mark lalu memberikan elusan pada kepala Jeno sekilas. Rona merah jambu keluar dari pipi Jeno dengan malu-malu.
"Habis ini kau ada kelas lagi, Jeno?" Tanya Mark
"Tidak, karena ini baru hari pertamaku masuk kuliah." Jeno menjawab pelan.
"Begitu."
"Bagaimana nanti kita pergi jalan-jalan?""Huh? Kita? Hanya berdua saja?" Tanya Jeno sedikit bingung.
"Ya, lalu kau ingin mengajak siapa?"
"Ah, tidak tidak. Tapi aku akan izin pada kekasihku dulu." Jawab Jeno begitu polos.
"Kau punya kekasih?" Sekarang Mark bertanya.
"Iya, namanya Na Jaemin!"
‡
Hai, maaf banget telat seminggu up. Harusnya udah dari seminggu kemarin di up, tapi kelupaan karena tugas padat banget:'(
Jangan lupa tinggalkan jejak!
KAMU SEDANG MEMBACA
BIPOLDER - JAEMJEN
Misteri / ThrillerBoleh tolong follow dulu sebelum baca? "Jeno, jadi kau sekarang mulai tega meninggalkanku?" Bipolder. Bipolar and delusion in one. Kill or hate each other.