chap 1

31 5 5
                                    

Terbuka lebar untuk kritik dan sarannya di kolom komentar kakak-kakak🤗

Happy reading

Di pagi buta tepatnya pukul 4 pagi, aku menuju sekolah meskipun masih gelap gulita tanpa adanya tanda-tanda kehidupan, di sekitar jalan entah apa yang aku pikirkan hingga memilih untuk berangkat  ke sekolah sepagi ini. Tanpa kusadari aku teringat pada siang hari di hari yang sama (atau lebih tepatnya, sudah satu tahun). Meskipun baru bulan April di mana di bulan itu adalah hari kelulusan SMPku, hari itu di mana tragedi aku kehilang begitu banyak kenangan yang terlupakan, entah bagaimana aku bisa bertahan hidup hingga saat ini tanpa mengingat memori kehidupan lampauku.

Aku melangkah ke halte bus, langkah kakiku yang terlalu limbung membuat suara mengepak dari sepatu. Bagaimana pun, jika aku bisa sampai ke jalan utama semuanya mungkin baik-baik saja … Seharusnya baiklah.

Aku datang ke ibu kota seorang diri, demi memulai kehidupan baru seorang diri, aku telah mengatur perabot, peralatan, gas, air, listrik, dan sebagainya. Aku telah melewati berbagai kenangan yang tidak bisa kuingat bahkan aku tidak ingat siapa keluargaku saat ini. Mungkin ini sudah nasibku menjalani kehidupan tanpa memperdulikan latar belakangku.

Bus sudah datang, dan inilah saatnya...

Aku mulai menaiki bus, aku berpikir ketika aku memasuki bus inilah saatnya aku memulai semuanya dari awal. Ketika hari baru, baru saja dimulai. Aku tidak bisa tidur dengan kekhawatiran, aku melakukan apa yang aku kira dilakukan oleh penduduk sekitar untuk mengalihkan perhatian, aku pergi menuju sekolah SMA AOKA. Dan ini adalah tahun ajaran pertamaku. Tampaknya di suatu tempat, mungkin aku akan dapat menumakan teman baru.

Pandanganku tiba-tiba berhenti sejenak melihat gedung sekolah baruku dan aku mulai berjalan melangkah menuruni bus untuk menuju ke gerbang sekolah, aku melangkah masuk, disini penuh dengan keramaian siswa terdahulu untuk menyambut kedatangan siswa baru, dan akupun mulai bertanya pada orang di sekitar.

 “Permisi kak, maaf mengganggu. Gedung penyambutan di mana ya?”

Seorang wanita mulai melihatku dengan pandangan tersipu dan mulai berbicara  “Oh gedung penyambutan? Kamu hanya perlu lurus saja, lalu kamu akan melihat gedung yang bertuliskan selamat datang siswa baru”

“Oh begitu, baiklah terima kasih dan sekali lagi maaf mengganggu.” Jawabku sambil menunundukan kepala untuk menandakan kesopanan

Aku mulai berbalik arah akan tetapi, tiba-tiba  wanita itu memanggilku "Tunggu sebentar siapa namamu?”

Aku menjawab sambil berjalan tanpa menengok ke arahnya “Kau bisa memanggilku Rion”.

Aku berjalan menuju gedung aula penyambutan seperti yang dikatakan wanita muda tadi.   Tidak lama aku melihat sebuah gedung yang diselimuti badai salju, kelopak bunga sakura dari langit biru jernih menari-nari dengan panik, ternyata di situ gedungnya. Akupun mulai memasuki gedung tersebut, di dalam gedung sudah banyak siswa baru yang mengambil tempat duduk sesuai nomor urut. Aku mulai mengambil tempat duduk paling belakang.

Orientasi siswa baru berlangsung dalam cara yang agak mirip perguruan tinggi, seperti yang kulihat di youtube. Di ruang gedung aula yang luas dengan kursi yang diatur dalam tingkat seperti tangga.

Seorang anggota departemen kepala sekolah mulai berbicara melalui mikrofon,

"Selamat pagi anak anak, bapak di sini akan menyampaikan sedikit tentang ‘gimana sih kehidupan disekolah? Penasarankan? nah kalian memiliki kewajiban untuk membawa nama baik sekolah. Segala upaya untuk mencegah kekerasan dilingkungan sekolah …" dan seterusnya.

Ketika ia membacakan sejumlah poin penting tentang merokok, minum dan bla bla bla, itu sangat membuatku mengantuk. Tidak bisa dipungkiri “ katanya sedikit tapi kok ah sudahlah, BULLSHITT” batinku

Aroma manis melayang melintasi ruang yang luas, adegan itu sangat terlihat seperti drama kehidupan fiksi yang tidak berguna. Kaum muda berkumpul untuk upacara pembukaan. Pria dan wanita sama-sama mengenakan pakaian baru dan sepatu kulit, senyum cerah muncul di semua tempat, mengantisipasi kehidupan sekolah. Aku merasa sangat ingin memotong sudut yang gelap dan keluar dari ruangan ini secepat mungkin dan tidak mencolok dari adegan ini.

Tapi, tampaknya pemikiran kolotku itu sangat mustahil. Nyatanya, benar saja. Segerombol kakak-kakak senior memasuki ruangan dengan penuh keangkuhan.

Di antara segerombolan itu, seorang pria maju ke depan terlihat seperti ketua osis dengan penampilannya yang sangat rapi dan suara baritonnya yang menggema diseluruh penjuru ruangan.

“Perkenalkan nama saya Wili Sanjaya, kalian bisa memanggil saya kak Wili.” Seketika  riuhan sorak-sorak dan bisikan terdengar dari barisan tempat duduk para wanita

Eh sumpah, kak wili ganteng banget anjrit

Pasti kak wili sudah punya pacar

Idaman banget gak sii

Jengah. Satu kata yang mendeskripsikan ekspresi semua barisan laki laki. Wili yang sedang memegang mic berjalan ke depan dibuntuti oleh keempat temannya.  Di antaranya wakil osis, sekertaris dan bendahara. Wili pun mulai melanjutkan perkenalan tadi yang sempat terjeda karena kegaduhan barisan wanita.

“Oke teman teman, berhubung ini awal kita mulai ospek. Jadi, kita bakal mulai dengan perkenalan siswa per orang” mic pun diambil alih oleh wakil osis yang bernama Rian Wijaya.

Dengan penuh semangat Rian memulainya “ARE YOU READY?!!!” dengan kompak para siswa menjawab “Yes I,m ready!!

“LEBIH KERAS!!!”

“YES I,M READY!!!”

Gemuruh heboh tepuk tangan terdengar diseluruh penjuru ruangan

“Sudah sudah jangan pada heboh ya, aku tau kok aku emang ganteng dari lahir” ujar rian dengan pedenya

“Eh curut, dih pede banget” sela perempuan berambut pendek selaku sekertaris osis.

Dengan santainya rian menyela “bukannya pede, tapi itu emang fakta”

“Serah lu deh curut” desis sang perempuan

Dengan mata malas rian kembali ke topik perkenalan siswa baru. “Okelah teman teman tercintah, tanpa basa basi kita mulai”

“eh itu maju kedepan” ucap rian sambil menunjuk Rion

Rion menghela nafas “ kenapa harus aku” batin rion dengan tidak habis pikir karena menjadi yang pertama perkenalan

Rion berdiri dari tempat duduk dengan polosnya sambil celingak celinguk melihat teman-temannya yang semua mata tertuju padanya. Tanpa diduga dipojok barisan tempat duduk perempuan, ada sepasang mata yang melihat rion dengan mata yang berbinar penuh makna. Terlihat dari sudut matanya si perempuan sangat menaruh harapan pada Rion. Dengan tidak memperdulikan keadaan di sekitar, Rion berjalan maju ke depan untuk memperkenalkan diri.

Setelah sampai di depan, Rion berdiri tegak berbalut seragam rapi yang dipadu padankan dengan kaca mata bertengger sebagai ciri khas seorang Rion, yang memubatnya terkesan formal. Tidak seperti siswa lain yang kebanyakan berpenampilan ala kadarnya, seperti baju seragam yang tidak dimasukkan, tatanan rambut yang amburaduradul, sepatu compang camping, dasi panjang sebelah dan terlihat sangat tidak mencerminkan seorang siswa.

Dengan ekspresi datar penuh misteri Rion memperkenalkan diri “Hai teman teman, perkenalkan nama saya Rion Enigma. Kalian bisa memanggil saya dengan sebutan Rion. Sekian dan terima kasih”

Seketika hening mendominasi di seluruh penjuru ruangan, dan kompak berseru “hah!!?” dengan memasang muka tercengang penuh pertanyaan.

Melihat itu, Rion memutar bola mata malas.   

Note: Jangan  lupa vote dan komen biar Ve semangat up nya hehe

EnigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang