13

47 5 1
                                    


Waktu menunjukkan pukul 05.00 pagi, Mark terbangun dengan kepalanya yang masih terasa berat. Matanya mengerjap beberapa kali, samar-samar ia melihat Jungwon sedang duduk bersimpuh di sebelahnya sembari memeras handuk untuk mengompres kembali dahinya.

“Jungwonie” Mark mencoba memastikan. Suaranya terdengar parau dan ia benar benar tidak dapat melihat segala sesuatunya dengan jelas. Perutnya terasa mual, ingin rasanya ia memuntahkan seisi perutnya saat ini.

“Hyung kau sudah merasa baikan?” tanya Jungwon sambil memijat mijat pelan lengan Mark. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan Mark yang dirasa olehnya masih kurang stabil. Ia sangat merasa bersalah kepada pria tampan tersebut karena merasa dirinya yang telah membuat  Mark kacau seperti saat ini.

“Kepalaku terasa sangat berat, apa yang terjadi? Apakah aku melakukan hal buruk semalam?” Tanya Mark sembari memijat mijat keningnya yang masih terasa pening. Ia sungguh malu telah hilang kendali atas dirinya sendiri.

“Tidak, kau hanya langsung tertidur setelah kita selesai melakukan take terakhir” Jawab Jungwon yang dengan terpaksa berbohong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Tidak, kau hanya langsung tertidur setelah kita selesai melakukan take terakhir” Jawab Jungwon yang dengan terpaksa berbohong. Ia tidak ingin Mark merasa bersalah atas tingkah laku buruknya kemarin malam.

“Ah syukurlah…aku bermimpi aneh sekali” Mark refleks mengusap lengan Jungwon yang terasa lembut saat mengenai jemarinya. Ia sungguh bahagia diperhatikan oleh Jungwon seperti saat ini.

“Bolehkah aku mengetahui mimpi anehmu itu hyung?” Perlahan Jungwon membalas afeksi Mark dengan mengelus pipi pria tampan tersebut. Sejujurnya ia mulai khawatir dengan perasaannya sendiri terhadap Mark. Entah mengapa tubuhnya bak bergerak sendiri untuk terus melakukan skinship dengan rival kekasihnya tersebut.

“Aku bermimpi bertengkar hebat dengan Jeno, ah omong-omong dimana Jeno saat ini? Apakah dirinya baik baik saja?” Terdengar kekhawatiran dalam nada bicara Mark. Ia benar benar tidak yakin apakah hal buruk yang telah dilaluinya adalah kenyataan atau hanya sekedar mimpi belaka.

“Ia sedang tidur persis di sebelahmu hyung, di kasurku lebih tepatnya” Jungwon kali ini memain mainkan telinga Mark agar Mark merasa nyaman. Jungwon berfikir jika Mark merasa nyaman, kecil kemungkinan dirinya akan kembali berseteru dengan Jeno.

Mark perlahan menoleh ke sebelah kiri tubuhnya. Seperti yang diharapkan oleh Jungwon. Mark tersenyum melihat Jeno yang nampak masih terlelap dengan pulas.

“Apakah adik tersayangku ini masih demam?” Mark menjulurkan lengannya untuk memegang dahi Jeno. Alisnya naik turun memastikan keadaan Jeno sudah berangsur membaik. Ia kemudian menarik lengannya kembali tersenyum lega karena menurutnya Jeno sudah baik-baik saja.

Jungwon tersenyum melihat adegan tersebut. Ia teringat akan Sunghoon, dimana walau mereka saling berseteru memperebutkan Jay, tetap saja dirinya dan Sunghoon saling menyayangi satu sama lain, sama halnya seperti Mark dan Jeno saat ini.

“Jeno hyung sudah sembuh, keadaanmu yang masih belum membaik, kurasa kau tidak akan bisa melakukan syuting dengan keadaan seperti ini hyung” Jungwon mengambil handuk basah dari dahi Mark. Dengan cekatan dirinya membereskan perlengkapannya agar Mark bisa bergerak dengan lebih leluasa.

Bitter Sweet SymphonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang