🌠 Kisah Inspiratif Islami 🌠
Kisah Para Khalifahبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Khalifah ‘Umar Bin Al-Khaththab
Cuplikan Perkataan Umar Dan Keadaan Beliau :
Umar pernah berkata, “Tidak halal bagiku harta yang diberikan Allah kecuali dua pakaian. Satu untuk dikenakan di musim dingin dan satu lagi digunakan untuk musim panas. Adapun makanan untuk keluargaku sama saja dengan makanan orang-orang Quraisy pada umumnya, bukan standar yang paling kaya di antara mereka. Aku sendiri hanyalah salah seorang dari kaum muslimin.”
Jika menugaskan para gubernurnya, Umar akan menulis perjanjian yang disaksikan oleh kaum Muhajirin. Umar mensyaratkan kepada mereka agar tidak menaiki kereta kuda, tidak memakan makanan yang enak-enak, tidak berpakaian yang halus, dan tidak menutup pintu rumahnya kepada rakyat yang membutuhkan bantuan. Jika mereka melanggar pesan ini maka akan mendapatkan hukuman.
Jika seseorang berbicara kepadanya menyampaikan berita, dan ia berbohong dalam sepatah atau dua patah kalimat, maka Umar akan segera menegurnya dan berkata, “Tutup mulutmu, tutup mulutmu !” Maka lelaki yang berbicara kepadanya berkata, “Demi Allah sesungguhnya berita yang aku sampaikan kepadamu adalah benar kecuali apa yang engkau perintahkan aku untuk menutup mulut.
Mu’awiyah bin Abi Sufyan berkata, “Adapun Abu Bakar, ia tidak sedikitpun menginginkan dunia dan dunia juga tidak ingin datang menghampirinya. Sedangkan Umar, dunia datang menghampirinya namun dia tidak menginginkannya, adapun kita bergelimang dalam kenikmatan dunia.
Pernah Umar dicela dan dikatakan kepadanya, “Alangkah baik jika engkau memakan makanan yang bergizi tentu akan membantu dirimu supaya lebih kuat membela kebenaran.” Maka Umar berkata, “Sesungguhnya aku telah meninggalkan kedua sahabatku (yakni Rasulullah dan Abu Bakar, pent.) dalam keadaan tegar (tidak terpengaruh dengan dunia, pent.) maka jika aku tidak mengikuti ketegaran mereka, aku takut tidak akan dapat mengejar kedudukan mereka.”
Beliau selalu memakai jubah yang terbuat dari kulit yang banyak tambalannya sementara beliau adalah Khalifah-, berjalan mengelilingi pasar sambil membawa tongkat di atas pundaknya untuk memukul orang-orang yang melanggar peraturan. Jika beliau melewati biji atupun lainnya yang bermanfaat, maka beliau akan mengambilnya dan melemparkannya ke halaman rumah orang.
Anas berkata, “Antara dua bahu dari baju Umar, terdapat empat tambalan, dan kainnya ditambal dengan kulit. Pernah beliau khutbah di atas mimbar mengenakan kain yang memiliki 12 tambalan.23 Ketika melaksanakan ibadah haji beliau hanya menggunakan 16 dinar, sementara beliau berkata kepada anaknya, “Kita terlalu boros dan berlebihan.
Beliau tidak pernah bernaung di bawah sesuatu, tetapi beliau akan meletakkan kainnya di atas pohon kemudian bernaung di bawahnya. Beliau tidak memiliki kemah ataupun tenda.
Ketika memasuki negeri Syam saat penaklukan Baitul Maqdis beliau mengendarai seekor unta yang telah tua. Kepala beliau yang botak bersinar terkena matahari. Waktu itu beliau tidak mengenakan topi ataupun sorban. Kaki beliau menjulur ke bawah kendaraan tanpa pelana. Beliau membawa satu kantong yang terbuat dari kulit yang digunakan sebagai alas untuk tidur jika beliau berhenti turun.
Ketika singgah di Baitul Maqdis beliau segera memanggil pemimpin wilayah itu dan berkata, “Panggil kemari pemimpin wilayah ini.” Orang-orang segera memanggilnya, ketika hadir Umar berkata padanya, “Tolong cucikan bajuku ini sekaligus jahitkan dan pinjami aku baju.” Maka dibawakan kepada beliau baju yang terbuat dari katun. Beliau bertanya, “Apa ini?” Dikatakan kepadanya bahwa baju ini dibuat dari katun. Beliau bertanya kepada mereka, “Apa itu katun ?” Mereka memberitahukan kepadanya apa itu katun. Umar segera melepas bajunya lalu mencuci kemudian menjahitnya. Setelah kering beliau mengenakannya kembali. Melihat hal tersebut pemimpin wilayah itu berkata padanya, “Engkau adalah penguasa Arab, di negeri ini tidak pantas seseorang mengendarai unta.” Maka segera dibawakan kepadanya kuda yang bagus. Umar segera melepas pelana dan pedalnya lalu menaikinya. Ketika Umar mulai mengendarainya, kuda tersebut berjalan dengan liar, beliau segera memerintahkan kepada orang yang bersamanya, “Tahan kuda ini! Aku tidak mengira jika orang-orang di sini suka mengendarai setan-setan, tolong berikan untaku kembali!” Setelah itu beliau turun dan kembali mengendarai untanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Para Khalifah
SpiritualSumber 📚 Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-sa'adi (Sirah Para Nabi dan Rasul) 🔖Share jika bermanfaat. 🔖Boleh copas, tapi jangan mengurangi tulisan diatas. 🔖 Ukhtysie Fb : Kisah Inspiratif Islami