"Ayok-ayok cepetan baris yang rapi." Seorang guru dengan tubuh tambun itu menggiring lima lelaki yang baru saja ia temui di warung depan sekolah ke tengah lapangan.
"Barisnya yang bener dong itu haduh kalian itu sudah SMA bukan anak TK lagi." Pak Dong, begitu panggilan akrabnya. Guru BK yang berumur hampir setengah abad itu menunjuk-nunjuk kelima siswa di depannya dengan penggaris kayu kebanggaannya.
"Itu-itu baju kamu coba masukin." Pak Dong masih menunjuk baju seragama kelima siswa itu yang sengaja di keluarkan membuat mereka dengan terpaksa memasakukan bajunya ke dalam celana abu-abu.
"Ini lagi kamu ngapain pake headband gini, lepas-lepas ini dipikir kamu lagi konser apa."
Cowok di tengah yang menggunakan headband berwarna hitam terlihat menghela napas kasar dan terpaksa melepaskan headbandnya lalu dia masukan ke dalam saku celananya.
"Jeno Jeno. Kalian lagi, kalian lagi. Gak bosen apa kalian itu di hukum terus?" geram Pak Dong sambil menatap kelimanya yang tertunduk.
"Bukannya masuk ke kelas ini malah nongkrong di warung, warung depan sekolah lagi. Kalau mau bolos itu ya tau tempat Lee Jenooo." ujar pak Dong masih sangat geram dengan murid bernama Jeno yang langganan keluar masuk ruang BK.
"Kalian itu udah mau naik ke kelas 12, harusnya rajin belajar bukan hobi bolos kayak gitu. Merokok lagi, mau jadi apa kalian nantinya?"
"Saya sudah tidak tau harus memberikan hukuman apa buat kalian." Pak Dong terlihat geleng-geleng melihat kelima lelaki yang menjadi most wanted di sekolah itu.
"Kamu juga Mark. Kamu itu pintar, juara umum, harusnya kamu jangan bergaul sama modelan si Jeno ini nih, salah pergaulan kamu itu." kini pandangan Pak Dong mengarah kepada cowok yang berdiri di samping Jeno.
"Wah Bapak rasis ya, namanya juga temen ya jangan pilih-pilih lah, Pak. Kita bebas mau berteman sama siapa aja—"
"Diam kamu Jeno."
"Iye-iye Pak buset gak usah melotot gitu dong." ujar Jeno membuat guru itu semakin melotot ke arahnya.
"Sudah-sudah, skot jump 50 kali habis itu hormat ke bendera sampai jam istirahat." ujar pak Dong final membuat kelimanya mengangguk lalu mundur dua langkah.
"Awas kalau berani kabur, saya tambah hukuman kalian." pak Dong menunjuk mereka dengan penggarisnya lalu mundur dan berbalik meninggalkan kelimanya yang langsung mengerjakan hukumannya.
"Min, Min, itu Hyunjin lu bukan tuh." seorang cowok manis dengan seragam olahraga menunjuk lima cowok yang sedang melakukan skot jump di tengah lapangan membuat ketiga sahabatnya yang lain ikut menoleh ke arah lapangan.
"Oh iya Min, Hyunjin tuh."
"Ya ampun mereka itu gak kapok-kapok ya udah di hukum tiap hari juga." ujar salah satu dari mereka sambil menggelengkan kepala memperhatikan kelima cowok di tengah lapangan.
"Emang mereka siapa sih?" kini cowok yang duduk di tengah itu bertanya dengan dahi berkerut. Dia memang gak mengenal kelima cowok yang selalu menjadi topik pembicaraan teman-temannya.
"Dia itu namanya Jeno, si pembuat onar di sekolah, playboy kelas kakap yang sok kegantengan,"
"Tapi Jeno emang ganteng kali, Chan."
"Percuma aja kalau ganteng tapi kelakuan minus Seungmin."
"Lo itu kenapa sih sensi banget sama Jeno? perasaan Jeno gak pernah cari masalah sama lo." Cowok bernama Seungmin itu bertanya setelah menjauhkan botol minumnya membuat kedua temannya yang lain ikut menatap Haechan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Casanova
FanfictionDia Jeno. Lee Jeno Casanova nomer wahid di SMA Pancadarma. Siapa yang tidak kenal dengan sosok itu. Tampan? Jangan di tanya. Kaya? Semua orang mengenal keluarga Lee yang merupakan salah satu keluarga terkaya di Jakarta. Pintar? Walaupun nakalnya ti...