"Ay, hari ini aku bakalan sibuk. Semangat kuliahnya !"
Seperti biasa, pesan dari dia selalu nangkring di pop-up handphone-ku.
Kalau ditanya senang atau enggak? Jujur, biasa aja. Tapi kalau dia enggak ada kirim pesan, aku selalu bertanya-tanya apa yang tengah ia lakukan, kemana dia pergi atau sesibuk apa dia saat itu.
Oh iya, ini sudah memasuki pertengahan semester awal aku kuliah disini. Senang rasanya bisa survive dan berakhir bertemu dengan beberapa teman yang membantuku untuk beradaptasi disini. Terlebih eksistensi dia dan berbagai pesan darinya juga membantuku untuk berada di posisi ini.
Entah hanya aku saja atau memang semua maba itu sibuk, semester ini jadwalku penuh 7 hari full tanpa jeda. Bahkan terkadang, hari minggu pun aku masih sibuk untuk mengerjakan tugas yang memang diberi deadline-nya sebentar.
Jadi, komunikasi aku dan dia agak jarang terjadi. Di satu sisi aku bersyukur karena itu bisa membantuku untuk move on darinya, di satu sisi lagi aku masih suka menunggu pesan atau telpon darinya. Masih suka ada perasaan rindu yang tak seharusnya.
Kalau sempat, kami akan bertukar pesan atau mengobrol di telpon ketika malam. Waktu dimana aku dan dia sudah sedikit lengang dari kegiatan.
Seperti saat ini misalnya,"Gimana kuliah hari ini?"
"Enggak gimana-gimana, tadi cuma presentasi dan ya hasilnya bagus"
"Iyalah bagus, kalau kamu yang kerjain mah bagus terus"
"Mana ada"
"Kamu gak inget, waktu sekolah aja aku suka nyontek ke kamu kan hahaha"
"Iyaya, tapi kadang aku juga nanyain ke kamu ah kalo aku gak ngerti"
"Terus aku nanya ke yang lain, baru aku kasi kamu jawabannya hahaha"
Seperti malam-malam dimana kami menyambung obrolan sebelumnya, sambungan telpon itu berlanjut hingga berjam-jam sampai salah satu diantara kami (atau hanya aku) menyatakan untuk menyudahi obrolan karena mengantuk.
***
Ngomong-ngomong semester awal, waktu kami baru menginjak kelas dua belas dulu, kami sering kali mengerjakan tugas bareng. Kadang hanya berdua, aku dan dia saja. Kadang bersama keenam teman kami yang lain juga.
Waktu itu guru bahasa Indonesia memberikan tugas membuat puisi dan dikumpulkan keesokan harinya sebab beliau berhalangan mengajar hari itu, aku yang memang suka menulis membuat dua judul.
Sebenarnya enggak bermaksud membuat dua, hanya saja kebetulan bu Diah memberikan tugas ketika kepalaku sedang riuh, jadilah dua judul puisi itu berhasil kubuat.
Keesokan harinya, kelas kami kebagian jam kosong. Seperti anak-anak sekolah lainnya yang suka mengerjakan PR dadakan mepet-mepet ke waktu dikumpulkan, teman-teman sekelasku pun begitu. Memanfaatkan jam kosong itu untuk mengerjakan tugas yang seharusnya mereka kerjakan di rumah. Beberapa ada yang memilih menyendiri, mengerjakan dengan usahanya sendiri. Ada juga yang meminta bantuan teman lainnya yang sudah mengerjakan lebih dulu.
Aku dan Leona yang memang sudah mengerjakan hanya duduk diam di meja kami, scroll sosial media sembari mengobrol ala anak gadis.
"Liat deh, cantik siah ngombre-nya keren" ucap Leona menyodorkan handphonenya.
"Mana? Wah... keren anjir gradasi warnanya. Rapi juga gak belepotan kayak gua"

KAMU SEDANG MEMBACA
Riuh yang Menggantung
FanfictionSudah biasa saja melihat ia dengan siapa pun. Amarah, kecewa, harapan, dan segala perasaan yang dulu pernah di agung-agungkan sudah lenyap. Sudah benar-benar BIASA SAJA. Namun, di saat merasa sudah baik-baik saja itu, dia seringkali datang dalam mi...