Prolog

303 45 14
                                    


"kak Sean, ciee ngambek," goda seorang gadis cantik berpakaian putih abu-abu.

Ia menoel pipi Sean dengan gemas. Tangannya dengan gencar mencubit kedua pipi empunya. Sean hanya menatap gadis itu dengan kesal.

Tidak mau kalah, Sean juga mencubit hidung gadis itu. Ia terkekeh dan tersenyum jahil. Pandangan tidak terlepas dari kedua bola mata coklat terang didepannya. Dengan gemas, Sean mengacak rambut sang gadis.

"Kak seann, ish lepass!"  Ia membalikkan badannya. Berjalan membelakangi Sean dan menghentak-hentakan kaki nya dengan kesal. Pipinya mengembung, membuatnya semakin chubby. 

Sean terkekeh melihat betapa sangat menggemaskannya kekasihnya itu. Ia berjalan mendekat menggenggam tangan kecil Ara.

"Jangan ngambek dongg," pinta Sean memelas.
Ia mencubit pipi chubby Naya. Lagi lagi membuat sang empunya bertambah kesal. Naya yang hendak membuka mulut terhentikan dengan suara azan.

Ia membalikkan badannya menghadap Sean dan menatap tajam mata pria itu.

"Kak Sean ga Jumatan?" tanyanya menyelidik.

Sean mengerutkan keningnya bingung. "Maksudnya? Jumatan gimana hm?"

Pertanyaan pria itu membuat Naya kembali kesal. "Kak Sean ga shalat Jum'at?" tanyanya sekali lagi.

Lama berfikir, Sean melebarkan matanya terkejut. Ia tidak menyangka dengan kenyataan. Seketika genggamannya terlepas. Naya yang melihat raut wajah Sean menatap bingung. Terlihat jelas wajah cowok itu yang terlihat frustrasi.

"Ka-kamu muslim?" Ucapnya terbata. Seperti pertanyaan dan pernyataan. Matanya memburam. Ditambah lagi dengan Naya yang mengangguk kuat.

"Emangnya kak Sean ga muslim?" tanya Naya dengan polos.

Sean menggeleng lemah. Ia tidak mampu lagi berbicara. Begitupun dengan Naya Ia terduduk dilantai yang dingin. Pertahanannya runtuh. Bahkan sekarang matanya berkaca-kaca. Ia menggeleng kuat tidak terima dengan keadaan. Sean memeluk erat gadisnya. Menyalurkan kekuatan satu sama lain. Mereka tidak menyangka kenyataan  yang menjadi penghalang besar hubungan mereka.

Dua insan putih abu-abu yang saling jatuh cinta. Kehadiran Sean membawa sejuta warna untuk Naya begitupun sebaliknya. Seorang gadis yang sangat ceria dan sangat menggemaskan. Hubungan mereka nyata dan perasaan mereka sama. Hati mereka satu tapi, mereka tak sama.

Sean menghapus air mata Naya dan membawanya memasuki rumah.  Menidurkan gadis itu di kasur dengan pelan.

"Tidur dulu ya," ujar Sean. Naya mengangguk, menutup matanya perlahan.

Melihat Naya yang tertidur, ia berjalan menuju balkon. Memandang matahari yang sangat terik. Yang menjadi saksi kehancuran dirinya. Terdiam sangat lama, ia merebahkan dirinya di sofa. Matanya memberat hingga menutup sempurna.

Dua jam setelah itu ia bangun lalu memperbaiki tidur Naya yang berpindah. Sekarang kakinya yang sampai di kepala kasur membuat Sean terkekeh. Naya sangat kebiasaan berputar posisi ketika tidur dan tidak sadar. Ia memilih pulang ke rumahnya yang tidak jauh dari sana.

______________________________________

Hey bestie

Jiakhhh bestie😎🤙

Kirim pesan buat Sean dan Ara sebanyak nya.

Spam buat lanjut

Dah itu aja. Next time

Jangn lupa tinggalin jejak bestie👇 have fun

Satu Tapi (Tak) SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang