Tidak perlu iri dengan hidup orang lain. Karena kamu tidak tau ceritanya lebih menyedihkan dari hidupmu yang masih bahagia
- Nayara AlchezyDeandra wajahnya memerah selesai upacara tadi. Masih merasa takut karena terus diperhatikan guru killer itu. Lain kali ia tidak akan berbicara kalo ada dia! Menakutkan seperti singa mengamok.
Upacara selesai, mereka memasuki kelas. Namun, beda halnya dengan dua manusia ini. Dea dan Sherly, mereka malah pergi berburu jajan ke kantin. 'buat nyemil di kelas, moga ada jam kos' kekeh mereka dalam hati.
Bel masuk kelas berbunyi. Keduanya berlari menuju kelas yang lumayan jauh.
X MiPA 2, kelas mereka berempat.Dea dan Sherly langsung duduk di kursinya yang berada paling ujung barisan kedua. Sebenarnya mereka ingin duduk paling belakang karna bebas melakukan apapun dan jarang ketahuan dengan guru yang mengajar. Namun, sahabatnya, Naya dan Feli, sangat pintar dan ingin duduk di paling depan.
Dea menyodorkan jajanannya ke Naya dan Feli.
"Kalian mau, gak?"
Kedua nya sontak menggeleng. Tidak ingin ikutan bandel di kelas. Bukankah anak teladan itu seperti mereka berdua? tentu saja bukan! Keduanya bahkan bisa dikatakan bandel.
Feli yang dulu pendiam, suka nutup diri. Sekali buka diri aja keluar sifat aslinya. Mungkin Naya sendiri aja yang masih belum bisa dikategorikan nakal. Masih dengan polos nya. 'polos polos bego' ucap semuanya.
Hari ini adalah jadwal mereka terima lapor dan naik kelas. Kenapa hari Senin? karna seharusnya Sabtu kemaren. Karna beberapa hal, di tunda jadi haru ini. Harapan mereka semua, kembali berada di kelas yang sama. Banyak wajah tegang yang terjadi waktu itu.
Namun beda halnya dengan Naya dan Feli. Mereka sama sekali tidak akan takut. Bahkan keduanya tidak peduli dengan nilainya. Lebih tepatnya Feli.
Guru mereka masuk ke dalam kelas. Semua murid duduk dengan tenang walau jantung yang berdetak kencang.
Waktu makin berjalan. Feli kembali mendapat peringkat pertama dan umum di sekolahnya. Kedua, menyusul Naya dan murid lainnya. Bagaimana dengan Dea dan Sherly? Tidak jauh berbeda. Keduanya masih mendapat sepuluh besar.
"Widih Feli cakep, pinter amat dah," Deandra yang berada di depannya itu menoel dagu Feli. Hanya dengan sorotan mata tajam, Dea langsung mati kutu. Seperti patung yang hanya diam tidak bergerak.
"Hehe, santaiii jangan kek macan mulu,"
Feli hanya berdehem.
"Selamat Ay, Fel. Bangga gue punya kalian,"
"Gue yang ga bangga punya lo De," ucap Feli santai.
"Duain," nimbrung Sherly menahan tawa.
Mungkin keduanya hanya beda koma di belakang. Feli dengan nilai 95.9 sedangkan Naya 95,5.
Sedikit namun mengubah hasil. Keduanya tidak ada persaingan ingin pertama namun dengan sehat. Mengikuti alur pelajaran yang mereka terima.
'tidak ada yang perlu di iri in dari Feli. Karna kehidupan sedihnya belum sepadan dengan aku yang masih bahagia' ucapnya dalam hati.
Pembagian rapor kelas itu selesai. Naya dan Feli lebih dulu ke kantin. Mereka hanya memesan minuman sambil berbicara ringan. Tak lama, Dea dan Sherly terlihat dari kejauhan.
"Pagii gesss," sapa Sherly yang langsung duduk.
"Udah siang"
"Oiya lupa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Tapi (Tak) Sama
Teen FictionHubungan dua insan yang saling jatuh hati tanpa sengaja. Kehadiran Sean membawa sejuta warna bagi Ara. Nayara Queenza, seorang gadis yang sangat ceria dan menggemaskan. Sebuah hubungan yang nyata dalam satu hati. Kebahagiaan yang terlihat sempurna...