Naya Alchezy

35 8 2
                                    

Besok hari adalah libur. Naya menghabiskan waktu dirumahnya menonton TV dan membantu bunda mengerjakan pekerjaan rumah.

Terdengar bel rumah berbunyi membuatnya membuka pintu dengan males. Baru saja membuka pintu, seorang gadis menyelonong masuk dengan salam setelah duduk di atas sofa.

"Assalamualaikum, ay."

"Wa'alaikumussalam, udah duduk baru baca salam," sindir Aya yang ikut duduk di samping sahabatnya.

"Jadi gimana, kenapa bisa kesenggol?"

"eumm itu, cuma kesenggol doang sama motor."

"Makanya hati-hati ay!"

Naya refleks memanyunkan bibirnya, "ishh gara gara Dea tau. Habisnya Dea jahil banget, untung sempat ketarik aku tadi jadi gak parah banget."

"Emangnya yang narik lo siapa?"

Bugh

Satu ketukan di kening Sherly. Tentu saja hadiah dari Naya yang mulai terlihat kesal. Ternyata punya teman seperti Sherly dan Dea sungguh menguras tenaga.

"Ya, Dea dong!"

"Hehe santai ay," cengir Sherly menggaruk tengkuknya.

Naya mengangguk kecil.

"Sana pulang, besok sekolah!" usir Aya pada sahabatnya itu.

"dih, bilang aja lo ngusir gue. Iya kan?" sungutnya

Dia mengangkat bahunya.

"Itu tau!"

Sherly cemberut kesal. Menghentakkan kakinya sambil berjalan menjauh. Mungkin hidupnya memang menyedihkan mempunyai teman tak pengertian seperti Nayara.

"sumpah! Pengen gue seleding lo Ay!" Umpatnya pelan ketika sudah sampai di motor nya.

"Sleding Sher. Benerin dulu ucapan kamu baru ngumpet." Naya terbahak bahak melihat motor temannya menjauh dari perkarangan rumah.

Ia kembali ke dalam lalu duduk di kamarnya. Sangat bosan tidak ada yang bisa dikerjakan. Bingung sekali melihat sekeliling. Ingin bermain hp tapi bosan. Ingin tiduran rasanya sangat malas.

Sangat capek jika berada diposisi seperti ini. Bosan dengan segala hal, tapi jika melakukan sesuatu terasa lelah luar biasa. Banyak sekali yang seperti ini termasuk orang yang membacanya.

Naya duduk di balkon rumahnya melihat pemandangan dari luar sana. Tak jauh dari sana terlihat ujung sekolah dari atas sana. Mungkin hanya butuh 500 meter untuk mencapai gerbang sekolah itu.

Tak jarang sekali ia berjalan kaki dengan alasan berolahraga pagi. Berjalan santai sambil menikmati dedaunan yang terhirup segar. Sama sekali tidak kekurangan oksigen, bahkan terasa melimpah di dadanya.

Telinga nya mendengar notifikasi dari hp. Segera ia berdiri mengambilnya di atas nakas dan kembali ke balkon. Ia membuka pesan yang dikirim Dea barusan. Matanya melotot kaget ketika memperhatikan postingan di base sekolah.

"Ehh, kenapa gini sih?" Keluhnya.

Ia segera menghubungi pemegang akun yang kebetulan salah satu temannya. Dengan banyak percakapan yang melelahkan akhirnya ia mau menghapus postingan itu.

Naya merasa lega. Seperti biasa, ia sangat tidak suka sekali dengan hal publik menyangkut dirinya. Aneh sekali jika terus menjadi sorotan hanya karna wajah nya itu.

Ada kalanya ia berfikir tidak menyukai diri sendiri karna memiliki wajah cantik. Namun, ia berusaha bersyukur karna telah diberikan nikmat yang diinginkan orang lain.

Satu Tapi (Tak) SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang