Happy reading!
Warning bxb n typo!
One-shot!Ran haitani
Ft.
Takashi mitsuya
TOKYO REVENGERS-KEN WAKUI.
Ran tidak suka keramaian. Berdesakan bersentuhan dengan orang lain membuatnya resah dan juga kesal.
Ekspresi emosional nya terbatas terutama ketika menjalin komunikasi dengan orang lain, ia gemar menarik diri dari kehidupan masyarakat sosial jika dirasa perlu.
Di tengah kekesalan nya yang membuncah dan tak sengaja menangkap tak bertanggung jawab melakukan perbuatan tak senonoh di muka publik terhadap si korban. Hati hendak mendekat sementara kaki memilih menjauh.
Ran Akhirnya menghindar, tidak ingin terlibat. Ia merelakan niat baik nya di jalan kan oleh orang lain saja.
Lagipula kenapa sih, orang-orang bisa menjadi sebejat itu ia tidak paham walaupun dia nakal atau berandalan tapi dia tidak suka yang namanya merendahkan orang lain wanita/pria
'cih menjijikkan' batin ran penuh rasa muak.
Anehnya, ran kembali memandang lelaki mungil dengan rambut lilac itu, terjebak di keramaian dan tangan berdosa mencoba meraih area intim nya. Sesuatu di dalam dirinya merasa geram , dan tanpa perhitungan tambahan menelusup lebih dekat arah kejadian pra-pelecehan.
"Oi brengsek"
Tangan si pelaku asusila dicengkeram begitu kuat hingga ran tak tahan ingin membanting nya. Tapi ia masih bisa mengendalikan emosi dan pikiran rasional nya dengan baik, jadi tak perlu khawatir. "Bajingan."
Sedangkan lelaki mungil itu menghela nafas lega ia di selamat kan seseorang pemuda yang menurut mitsuya tinggi seperti tiang dan dia merasa tidak asing dengan pemuda itu.
"Hati-hati" bisik ran, berdiri tegap bagai dinding penghalang di belakang lelaki imut itu, Takashi mitsuya.
Mitsuya tersentak "E-eh?! Aa! Terimakasih..!" Ucap nya dengan canggung.
'Itu ran haitani si ketua OSIS!'
Ran melihat pemuda itu yang gemetar dan gelisah karena takut atau mungkin gugup,? Dia tak bisa memahami nya , hanya saja ada sesuatu dalam jiwanya yang dapat menenangkan.
Duh, ran kan tidak mahir melontarkan kata-kata manis, batin nya merutuki diri sendiri, coba saja dia belajar dengan adik nya ck.
"Cepat cari bus mu" kata-kata tersalurkan dengan volume kecil dari mulut ran
"A-apa!?"
"Ck!" Decakan
"Ah ya! Maaf ! err tidak tidak maksud ku, terimakasih banyak!" Mitsuya tidak paham sama sekali dia terlalu gugup mungkin?
"Hm"
Ran akui, mitsuya itu sangat mahir untuk ukuran seorang lelaki yang pernah ia temui. Tubuh gemetar, pandangan skeptis, dan wajah yang memerah karena gugup. Semua itu terlalu memikat, sampai-sampai pipi ran menghangat , menyimpan rona merah tipis.
"Ran-senpai baik-baik saja?" Mendapati ran yang tampak nya kalang kabut, sayup-sayup deru nafas ran pun mitsuya perhatikan.
Ran tersentak. "Sialan" kekesalan nya di gerogoti rasa malu, menyadari raut bodohnya nampak betul kegugupan. Dia tidak biasa bersikap begitu.
"A-pa--- m-maafkan aku--sungguh!-" oke , mitsuya hampir menangis sekarang diumpati oleh dan telah mengguncang batinnya.
"T-tidak.. bukan," ran sendiri tidak ingin lelaki yang baru di temui nya berprasangka buruk. Ia berusaha menjelaskan atau setidaknya memberi tahu, bahwa cercaan barusan bukan untuk mitsuya.
Keringat bercucuran di dahi mitsuya. Tangan ran tergerak untuk mengusap nya, tapi tidak jadi. Dia tak akan menurunkan wibawa nya
"Cepat cari bus mu" katanya ketus. Menyembunyikan dengan baik emosi yang sempat terekspos.
"Ah baik...." Mitsuya menunduk pelan , tanpa di sadari ran membimbing nya menuju jalan keluar keramaian.
Mitsuya berhasil! Ia sudah menemukan hakkai dan kazutora memanggilnya di kejauhan.
"Anu.. terimakasih banyak!" Begitu keluar dari ombak pemecahan kesunyian, mitsuya berteriak lantang. Di samping itu suara hakkai mulai terdengar di pendengaran mitsuya.
Sekarang ran tetap tidak suka keramaian. Namun karena keramaian lah, ia mendapati desiran aneh yang membuat nya dongkol. Tidak, ia tidak merasa bersyukur atas desiran itu.
Baginya, apanya yang bisa di syukuri?
Mendadak terengah dan sulit meneguk Saliva, di tambah degupan jantung yang berdetak sedemikian cepat, sensasi aneh yang bertumpah ruah seakan dapat meledak kan jantung nya kapan saja. Bahkan rasa gugup melanda nya di acara pidato sekolah. Apa ini gejala penyakit jantung? Amit-amit! eww
Tanda-tanda ini sungguh membuat nya kesal bukan kepalang!
'memangnya gejala penyakit jantung perlu disyukuri?!' ran jadi kesal sendiri, untung saja umpatan nya tidak terlalu kencang
Sampai akhir pun ran tidak mau mengakui perasaannya yang menghinggapi nya.
Tapi kalo khilaf Sabi lah.
End.
Vote dan komen!
Next siapa lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
╰♡𝐎𝐍𝐄-𝐒𝐇𝐎𝐓 𝐓𝐎𝐊𝐑𝐄𝗩♡╯
Short StoryShort story! Tokyo Revengers By;@vcxyzry warning! mengandung unsur bxb 🔞 ©Disclaimer: ken wakui Since_7_oktober_2021