Perasaan

11 2 1
                                    

Setelah beres-beres kamar, gue dan ayuma lanjut sholat ashar dan gue langsung mandi dan kita akan ada kegiatan kultum dari umi

"Aisyah, kamu udah siap kan mandinya, kita mau ke masjid, mau ada kultum dari umi"

"Oh iya ayuma, bentar lagi"

"Kamu dapet hijab itu darimana syah"

"Aku dikasih sama umi"

"Oh gitu ya"

Setelah selesai siap-siap kami pun berangkat ditengah perjalanan aku mendengar suara seseorang yang memanggil nama ku, suara tersebut tidaklah asing ditelinga gue

"Asalamualaikum ukhti"

"Waalaikumsalam" Jawab ayuma dan aku

Rupanya orang itulah ada raka

"Kok lu disini, bukannya lu bukan santri disini"

Ayuma yang bingung pun langsung berbisik

"Kamu kenal toh sama mas Raka"

"Iya aku kenal yu, dia kakak kelas di SMA ku"

"Dia anak pemilik pesantren ini syah"

"Lah maksudnya begimana sih yu"

"Susah dijelaskan nanti saja aku kasih tau kamu"

Raka pun menjawab pertanyaan gue

"Aku disini cuman mau ngejenguk umi sama abi, ternyata kamu pindah disini ya syah, setidaknya sekarang jodohku mulai dekat denganku"sambil tersenyum dengan wajah tenang itu

"Terserah deh, gue mau ke masjid ntar gue sama ayuma lambat lagi, ucapku sambil berjalan didepan ayuma

" Mas Raka kita izin pamit dulu asalamualaikum " Ucap ayuma

"Waalaikumsalam"

Gue yang kesal kenapa harus ketemu dia lagi dan tanpa sadar jantung gue udah dag dig dug tak menentu mendengar perkataan dia

Ayuma pun berkata kalau Raka tidak mau jadi santri disini dan memilih sekolah keluar tanpa tau alasannya.

Saat mendengar kultum umi tentang hati manusia yang bisa berbolak balik

Umi pun melontarkan pertanyaan

"Apakah ada yang ingin kalian tanyakan, silahkan saja"

Aku pun bertanya tentang yang gue alami saat ini

"Umi saya ingin bertanya"

"Baiklah aisyah silahkan"

"Apa yang saya lakukan jika ada orang yang imannya lebih baik diatas saya dan tak pantas dengan saya tetapi dia mencintai saya"

Umi tersenyum lembut mendengar pertanyaan gue
Dan para santri mengucapkan
"Masyaallah" Dan umi pun menjawab

"Ketika kamu mencintai seseorang dari hatimu, jangan pernah kamu ubah perasaanmu padanya sekalipun iya melakukan banyak kesalahan, begitu pun sebaliknya, kamu harus bisa mencintai dia karena cinta itu adalah karunia Allah, maka dengan mencintai Allah kita bisa mencintai makhluknya seburuk apapun masa lalunya"

Gue yang mendengar jawaban umi sedikit bingung dan cuma berkata iya aja gitu

Setelah kultum kami selesai para santriwati pulang ke asrama dan bersiap-siap untuk sholat maghrib

Karena aku lupa membawa telkong dari rumah dan diasrama juga tidak ada telkong lebih jadi terpaksa harus kerumah umi untuk mengambil
Perlengkapan sholat karena sholat ashar tadi gue gantian sama ayuma makanya gue ngak ngambil kerumah umi

Setelah sampai didepan rumah umi gue pun ngucap salam

"Asalamualaikum umi!,ini saya aisyah, mau mengambil perlengkapan sholat"

"Waalaikumsalam, nak aisyah masuk dulu yuk, tunggu umi ambilkan mukenanya dulu ya"

"Iya umi!"

Setelah duduk sambil nunggu umi kembali
Raka pun keluar dan membawa mukena ke saya

"Asalamualaikum aisyah!, kamu masih marah kah dengan saya"

"Waalaikumsalam, mas Raka, gue ngak marah kok"

"Hm,Ini mukenanya"

"Umi mana"

"Umi lagi bantu orang masak didapur, kamu mau ikut"

"Ngak deh, gue mau bantu temen-temen bersihin masjid bentar lagi kan sholat maghrib"

"Oh"

"Yaudah gue balik dulu ya, asalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Belum keluar dari rumah, Raka langsung memegang tangan gue sambil berkata

"Bismillah, maukah kamu jadi makmumku"

Sontak gue kaget dong, sebenarnya gue mau jawab iya, tapi gue juga harus keliatan ngak murahan

" Maksud lu apaan, kita belum dekat jangan asal ngomong deh"

"Dekat atau tidaknya aku denganmu aku tidak peduli, karena aku tau pacaran itu haram oleh sebab itu, aku ingin mengajakmu ta'aruf"

Umi yang sudah tau kalau Raka menyukai diriku sejak lama keluar dan langsung berkata

"Nak aisyah, kamu harus tau alasan kenapa Raka pindah ke SMA itu"

"Kenapa umi? "

"Karena dia mengejar cintanya, yaitu kamu"

"Maksudnya mi, mohon maaf saya kurang mengerti"

Raka langsung menjawab
"Umi biarkan aku yang menjelaskan perasaan ini"

"Silahkan" Ucap umi

"Aku menyukaimu sejak pertama kita bertemu dan sejak pertama aku mengenalmu"

"Apa yang kamu sukai dari aku sementara kamu sendiri tau masa laluku"

"Aku tidak peduli dengan masa lalumu, aisyah kau ibaratkan berlian yang jatuh diantara kotoran sekotor apapun engkau, kau tetap berharga"

Ntah kenapa mendengar ucapannya air mata tak terbendung antara bahagia dan tidak percaya

Tiba-tiba dia mendekati gue dan mengusap air mata gue, sambil berkata dengan lembut

"Laki-laki mana yang sanggup melihat wanita yang iya cintai meneteskan air mata, bagaimana aisyah maukah kau, menjadi makmumku"

"Aku mau, tolong bimbing aku hingga aku jadi orang yang sebanding denganmu"

Umi pun berkata

"Tolong rahasiakan hal ini kepada santri dan santriwati lain karena kalian tidak akan nikah muda, kalian harus selesai pendidikan baru menikah, setidaknya kalian berdua bisa ta'aruf"

"Baik umi" Jawab gue dan raka

Raka pun berkata lagi

"Umi aku tidak perlu mengejarnya lagi, dia sudah datang padaku dengan izin allah, tidak ada lagi rasa was-was kehilangan dia"

Umi tersenyum dan mengatakan

"Aku mencintai apapun yang kau cintai,jaga dia bimbing dia agar kelak kalian bisa bertemu dan bersama di surga kelak"

Doa Yang Dirindukan (Season 1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang