Indah

12 2 0
                                        

Setelah kejadian itu Raka jadi sering mengajari gue tentang sholat, mengaji, dan ilmu-ilmu lain

Dan juga Raka tidak melanjutkan sekolah Di SMA itu lagi melainkan menjadi guru untuk gue, karena ilmu agamanya sudah lumayan sejak dia masih kecil

Hingga suatu hari dia dateng ke gue yang kebetulan masih dimasjid karena baru selesai sholat dzuhur para santriwati lain sudah pergi hanya aku dan ayuma yang masih tinggal

"Asalamualaikum, aisyah"

"Waalaikumsalam mas Raka"

"Kamu ada kegiatan apa hari ini, apakah kamu sibuk"

"Untuk saat ini aku tidak ada kesibukan lain mas"

"Maukah kamu ikut saya pergi membeli buku"

"Boleh, tapi selesai membersihkan masjid ya"

"Apakah saya boleh membantu"

"Alhamdulillah, boleh"

Mendengar ucapan ku Raka terlihat senang walau dengan wajah yang begitu tenang setenang embun pagi serta wajahnya yang lumayan ganteng membuat hati ini sedikit bergetar

Aku masih tidak menyangka seorang Raka abdullah ilham yang dimana dia orang yang berpunya, taat ibadah, ilmu agama tinggi, memiliki rupa yang rupawan, memilih diriku yang jauh tidak sebanding dengannya.

"Mas, apa sih yang buat kamu suka sama aku"

"Aku mencintaimu karena kamu adalah mahkluk Allah"

"Bukankah yang lain juga mahkluk Allah"

"Apakah cinta dari Allah dapat dibantah dengan kata yang lain juga makhluk Allah"

"Tidak, bukan itu maksud saya"

"Aku mencintaimu karena akhlakmu, aku tidak peduli bagaimana masa lalumu, kau adalah orang baik yang Allah titip untukku"

Mendengar ucapannya gue cuman tersenyum simpu, sambil menunduk

Setelah datang di toko buku, Raka langsung memilih buku yang akan dia beli, dan gue cuman mengikuti dia dari belakang

Ntah dari mana asalnya ada suara cewek yang gue kenal manggil gue

"Woi aisyah itu elo kan" Ternyata itu gita temen gue pas SMA

"Waalaikumsalam, iya ini gue"

Raka yang melihat aku berbicara dengan gita hanya berkata

"Aku mau kesebelah sana dulu, kamu disini saja, nanti aku kesini lagi"

"Iya mas" Ucapku

Gita pun lanjut bertanya

"Eeh syah, ngak terasa udah 2 bulan lu dipesantren, udah banyak berubah lu, udah jadi ukhti lu sekarang ya"

"Alhamdulillah ta, gue udah lama jadi ukhti kok emang selama ini lu kira gue akhi"

Gita hanya tertawa terbahak-bahak, dan gue cuman ketawa tipis karena Raka pernah bilang ngak boleh ketawa ngakak itu haram

"Oh yah ta, gimana kabar kamu sekarang masih kayak dulu ya"

"Ngak banyak berubah kok syah"

"Oh gitu"

"Lu apa kabar, sekarang dekat ya sama si Raka, dia juga udah ngak  sekolah di sono lagi"

"Alhamdulillah baik, ngak kok gue kesini diajak buat beli buku doang, iya dia udah ngajar di pesantren, emang lu gak tau dia anak dari yang punya pesantren"

"Oh dia anak dari yang punya pesantren, gue sih udah tau"

"Lah kalau tau kenapa lu nanya"

Setelah lama berbincangberbincang, Raka pun menghampiri gue sama gita

"Asalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Gimana udah selesai ngobrolnya"

"Udah kok" Jawab ku

Sementara gita udah duluan aja pergi

Sambil menatapku raka mengeluarkan kata-kata yang lumayan bikin dag dig dug

"Masyallah bagaimana aku bisa pergi jauh dari ciptaan Allah yang indah ini"

"Siapa"jawab ku

" Tentu saja kamu Aisyah"

Gue cuman senyum sambil nunduk

"Yaudah sih mas, balik yuk bentar lagi mau ashar"

"Hm"

Diperjalanan pulang aku dan Raka ngobrol banyak

"Aisyah, apakah kamu tau aku menyukaimu sejak pertemuan kita yang tak sengaja di toko buku itu juga"

Setelah gue ingat ternyata gue pernah ketemu dia pas waktu kelas 2 SMP

"Iya mas, saya tahu, saya baru ingat"

"Aku tidak pernah menaruh hati pada siapapun, tapi setelah melihatmu, aku berkata pada diriku sendiri, apa yang aku rasakan ini apakah cinta itu benar adanya"

"Tentu saja ada mas"

"Setelah itu aku bercerita kepada umi, tentang dirimu"

"Terus apa kata umi"

"Kejar dia jika kamu menyukainya, tapi ingat satu hal, jangan sampai kamu menyakiti hatinya sehingga dia duduk diatas sejadah dan mengadu kepada Allah, atas perbuatan kamu, maka percayalah ketika itu kamu dalam masalah besar"

"Hm, Terima kasih mas, sudah mencintai aku"

"Terima kasih juga, telah hadir untuk aku cintai"

Doa Yang Dirindukan (Season 1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang