Waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Win baru saja tiba di kediamannya. Mobil keluaran BMW yang dipakainya ke kantor seperti biasa diparkirkan oleh sang Personal Assistant, sehingga lelaki itu tinggal menaiki lift ke Kamarnya.Sampai di kamar, pemandangan 'asing tapi sebenarnya juga tidak' menyambutnya. Lagi-lagi tidak ada sosok Nana yang biasa sudah terlelap sambil memeluk boneka pandanya. Terhitung sampai dengan hari ini, sudah hampir sebulan pemilik nama lengkap Ariska Nabilla itu absen dari rumah mewah bergaya eropa klasik tersebut. Entah apa yang menahannya lama sekali di Aceh. Bahkan kepala pelayan pun tidak mengetahui apa-apa, apalagi Win yang walaupun berstatus suami sah tapi dianggap Nana orang asing. Lagian Win juga tidak tertarik untuk mencari info keberadaan Nana lebih lanjut.
Win memejamkan mata, hendak tidur. Namun, ia gagal. Akhirnya dirinya hanya termenung melihati langit-langit kamarnya. Biasanya ada Nana yang heboh berceloteh tidak penting, tapi sekarang tidak. Ia bosan.
Tepat saat itu, sebuah panggilan masuk ke ponselnya. Dari Theo, teman dekatnya yang bekerja sebagai pengacara di firma hukum yang masih se-area dengan kantornya.
"WOY WIN LU KEMANE? MALAM INI GUA ULTAH. TEGA LU GA DATENG ULTAH GUA?" sambat Theo dari seberang. Semenjak berpacaran dengan Shasha, mantan akuntan KAP tower sebelah, cara berbicara Theo menjadi lebih betawi-able.
"Ok i'll come." respon Win, sebenarnya lagi gak niat tapi ia bosan juga sendirian.
"Don't forget to bring your gift right, mine is tiket arctic monkey." sayup terdengar suara Eden yang sepertinya juga tengah berada di apartemen Theo.
"Yeah, and a zoo ticket. He does think that i'm an animal." Theo kesal.
"Well, you does tho." balasan Eden membuat dirinya sukses mendapatkan lemparan bantal sofa dari Theo.
Win mengabaikan kekacauan tersebut dan mengambil kunci lamborghini putih kesayangannya tanpa memutuskan panggilan. Ia melaju melalui jalur tercepat dan sampai dalam kurang dari tiga puluh menit.
"Win my man!" Travis menyambut Win dari balik pintu. Terlihat di area ruang tamu Eden melambaikan tangan sembari mengangkat botol champagne tinggi-tinggi. Sementara Theo sibuk mencoba menghubungi pacarnya yang daritadi sepertinya sengaja tidak mengangkat panggilannya.
"Happy birthday, Theo." sapa Win sembari memberikan buket bunga pada wira yang berulang tahun.
"Win," mata Theo berair bahagia, "Lu lebih peka daripada cewek gua."
Keempatnya lanjut melakukan cheers merayakan ultah Theo, diiringi alunan musik piringan hitam milik mendiang Ayah Travis dan hingar bingar Jakarta yang terlihat jelas dari lantai 48 itu.
"Theo you seems quit found of your gf." mulai Eden sembari memainkan sloki ditangannya.
"Of course, she is my lovely, sweet hearted angel who fall from the sky." sahut Theo antusias, bucin.
"Kayaknya baru enam bulan lalu lu bilang dia nyebelin." tanggap Travis.
"Gua tarik, Shanaya Kalista kebanggaanku." ujar Theo, masih berbunga-bunga. Eden dan Travis meledek remeh, sementara Win tak memberikan tanggapan apa-apa; tepatnya tak tertarik.
Tak lama, penantian Theo terbayar. Akhirnya sang pacar mengangkat panggilannya. Ia langsung menyambungkan panggilan video itu ke Smart TV di tengah ruangan dengan antusias.
"SHASHASHA!" sapa Theo histeris.
"HEH JAMET lu bisa gak ga telpon-telpon gua mulu? Berisik tau. Ganggu gua lagi rebahan aje." terlihat wajah bete Shasha dilayar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You
FanfictionAriska Nabilla, seorang pegawai kantoran biasa, harus rela melepaskan status lajangnya di usia 25 tahun. Ia dijodohkan dengan Agung Winata Koesdmaji, sesosok direktur keuangan di Halim Group yang sudah lama dikenal publik sebagai penyuka sesama jeni...