Jarum jam menunjukkan pukul 04.30 WIB. Nana terbangun dari tidurnya, lalu melihati sekeliling dengan mata setengah terbuka. Win masih tertidur, tumben. Dan Nana cepat bangun, lebih tumben lagi. Cukup lama ia terduduk sampai akhirnya memutuskan untuk bangun dan mandi.
Setengah jam kemudian, Win terjaga. Lelaki itu segera meraih handuk, hendak masuk ke kamar mandi. Ia tak sempat melihati sebelahnya yang kosong.
Begitu pintu kamar mandi dibuka, tampaklah pemandangan Nana yang baru selesai berendam...
“Mas what are you doing there? Kalau ga ada yang penting tutup balik pintunya!” Omel Nana sembari buru-buru menutupi tubuhnya dengan bathrobe miliknya.
Win yang ikut kaget segera berbalik dan menutup pintu. Akal sehat cowok itu sedang berusaha kembali.
‘Gede banget anjir...’ sempat-sempatnya ia membatin.
Begitu sepenuhnya tersadar, Win langsung menepuk jidatnya frustasi. Wtf, what he just doing? Win sepertinya harus banyak beristighfar seperti yang biasa Nana contohkan kala dihampiri dirinya.
Di sisi lain, Nana frustasi. Ia malu. Tapi tak lama. Kalau dipikir-pikir mas Win kan kayak cewe. Jadi ya biasa aja. Dan juga nih, paling penting walaupun sering dilupain, muhrim.
Tak lama, setelah menutupi diri dengan cukup layak, ia keluar dari kamar mandi dengan santai. Melewati Win dengan acuh. Seakan barusan tidak terjadi apa-apa.
‘Ya beginilah kehidupan...’ batin Nana mencoba menyemangati diri sendiri sembari melangkah menuju walking closet.
Ketika Nana telah selesai berpakaian dan menggunakan make up, Win sudah tidak ada di kamar. Suaminya itu sudah turun untuk sarapan. Tak mau kalah saing, Nana yang bertekad untuk pergi ke kantor lebih cepat hari ini, juga ke turun ke ruang makan.
Tapi makanan yang tersedia di meja... Bukan tipenya semua. Akhirnya ia hanya terdiam memandangi makanan dengan wajah ngantuk dan gak mood.
“Makanannya gak dimakan, Na?” tanya Win.
Nana menggeleng, “Gak. Gak suka.”
Gimana ya... dia tuh anti sayur. Paling gasuka sama sayur-sayuran dan olahannya. Nana tahu itu tidak sehat, dan biasanya ia maksain makan kalau emang diperluin banget. Tapi hari ini dia sama sekali gak mood, apalagi dengan wajah Win dihadapannya. Bete.
Win kembali bertanya, “Gak suka sayur?”
Nana tidak menjawab pertanyaan Win barusan. Ia hanya mengangguk sekilas lalu meraih tasnya, bersiap untuk ngantor.
Baru saja ia hendak pergi, tiba-tiba salah satu ART nya yang bermulut lemas menimpali, “Nya, gak salam dulu sama Tuan?”
“Hah?” Nana ngeblank. Win yang ikut mendengar omongan ART barusan hampir tersedak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You
FanfictionAriska Nabilla, seorang pegawai kantoran biasa, harus rela melepaskan status lajangnya di usia 25 tahun. Ia dijodohkan dengan Agung Winata Koesdmaji, sesosok direktur keuangan di Halim Group yang sudah lama dikenal publik sebagai penyuka sesama jeni...