STS-ENAM

120 66 2
                                    

"Eril!" Panggil Queen dan Asya.
Eril tetap tidak merespon, ia jalan secepat  mungkin agar Queen dan Asya tidak bisa mengejarnya lagi.
Namun logika Eril berbeda dengan kemampuan Asya dan Queen.

Queen langsung menahan pergelangan tangan Eril.
"Ril, ada masalah cerita, jangan kabur." Ucap Queen lembut.

Tanpa babibu, Eril langsung memeluk Queen dan menangis sejadi jadinya.
"Lu lepasin aja semuanya." Asya pun membuka suara.
Tak lama kemudian, Queen mengajak Asya dan Eril ke taman kota.
Ia langsung meninggalkan pekarangan sekolah dan menuju ke taman tersebut.

Cukup 10menit perjalanan, dan mereka pun sampai ditempat tujuan.
"Ril." Asya menyadarkan Eril dari lamunannya.
"Alex." Satu kata yang keluar dari mulut Eril
"Kenapa dia?" Tanya Queen penasaran.
"Dia pernah ngelakuin itu sama Tika."
"Kapan?."
"Seminggu yang lalu." Lagi lagi jawaban Eril membuat Asya dan Queen menahan amarahnya.
"Brengsek!!"

"T-tapi gua takut kalo Tika hamil." Ucap Eril sambil menangis.
"Lu tenang dulu okey, mudah mudahan apa yang lu pikirkan tidak pernah terjadi."

Drrt.. drrtt!
"Sya, handphone lu bunyi."
"Biarin." Asya pun langsung mematikan phonsel cantik miliknya.

"Pliss Ril, angkat." Cemas Alex.
Masalahnya Alex telah mencari cari Eril disekolah.
Tapi ia tidak menemukan gadisnya itu.
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.

"Ril plis, kamu kemanaa?" Teriak Alex frustasi.
Langsung saja Alex menanyakan ke Queen.

Me :
Queen, Eril ada
sama lu?

Alna Queen :
Ngapain lu nanya dia?

Anda :
Lu cukup jawab
iya atau nggak!

Alna Queen :
Iya, dia bareng gua.

Queen langsung memberitahu kepada Eril tentang chattannya sama Alex.

"Ril, Alex nanyain lu."
"Gua pengen sendiri, jangan bahas dia."
"Its okay."

Jam menunjukkan pukul 17.00
"Makan yok, lu pasti belum makan dari pagi." Ajak Asya.
"Gak laper."
"Kalo gitu, ayok Queen kita beli coklat." Ajak Asya ke Queen dengan alasan beli coklat.
Ia tau kalo mood Eril bakal balik jika dikasih coklat.

"Em- ikut." Kata Eril.
"Katanya gak laper." Ledek Queen.
"Sekarang udah."
Asya pun mengode Queen tanpa sepengetahuan Eril.
Dia sepakat untuk membohongi Eril.
Mereka ngajak Eril ke cafe buat makan, bukan beli coklat.

"Katanya beli coklat." Tanya Eril.
"Iya, coklatnya kita beli disini."
"Anj, lu nipu gua ya!"
"Lu harus makan! Atau lu kita tinggal." Ancam Queen.

Eril pun terpaksa makan apa yang disuruh Asya dan Queen.
Cukup 30menit untuk makan. Asya pun ajak mereka untuk pulang.

"Lu jangan aneh aneh, cerita sama kita kalo ada apa apa oke!" Ucap Queen tegas.
"Iyaa, sono pulang, tiati. Thanks ya."

Eril pun mulai masuk ke rumahnya.
"Maa Eril pulang.."
"Ganti baju sana, mama lagi masak!" Teriak Nara dari arah dapur.
"Eril gak makan lagi ya, tadi udah makan bareng Queen dan Asya."
"Bener?!"
"Iyaaa mama sayang, Eril istirahat dulu."
"Tidur cepet! jangan gadang."
"Siap."

Eril langsung menuju ke lantai dua untuk istirahat.
Ia pun langsung merebahkan tubuh mungilnya dan tak lama kemudian telah beralih kealam mimpi.

"Eril! Bangun sekolahh!!" Teriak Nara dari luar kamar Eril.
"Eril?" Sadar tidak ada yang merespon, Nara pun langsung menyusul Eril kedalam.
"Sayang, bangun." Nara pun memegang dahi Eril.
"Astaga Eril! Kamu demam."

Nara pun langsung memanggil Arsen selaku ayah Eril.
Arsen pun langsung mengangkat Eril lalu membawanya ke dalam mobil.

Sedangkan ditempat lain, Alex sangat mengkhawatirkan Eril.
Nomor Eril dari kemaren tidak aktif.
Nara langsung menghubungi kepsek dan Asya agar Eril diizinkan sekolah.

Tante Nara :
Nak, bisa izinin Eril
nanti ke guru?
tadi udah tante bilang
ke kepsek.

Anda :
Bisa tan, kalo boleh
tau,Eril kemana ya tan?

Tante Nara :
Eril sakit,
tadi pagi bawa ke RS


Anda :
Rs mana tan?

Tante Nara :
RS Putra Medika
Thanks ya nak.

Anda :
Baik tan, sama sama

"Queen, Eril dirawat."
"Hah?! Dimana?"
"Rs putra medika, nanti kita kesana, tapi kita kasih tau Alex apa nggak ya?" Bingung Asya.
"Kasih tau aja."
"Tapi kita harus ajak Alex ketemuan bertiga dirooftop."

Queen langsung menghubungi Alex.
"Halo, lu mau tau tentang Eril?  temuin gua di rooftop sekolah!"
Tut.

Queen langsung mematikan telfon tanpa memberi ruang bicara untuk Alex.
Sedangkan Alex langsung bergegas ke rooftop sendiri tanpa membawa prajuritnya itu.

"Eril dimana?" Tanya Alex kepada kedua sahabat pacarnya.
"Gua mau tanya ke lu dulu."
"Apa?" Jawab Alex was was, takut jika ditanyain soal Tika.
"Lu habis ngapain sama Tika?" Tanya Asya.
"Khilaf."
"Lu bilang khilaf, teman gua hancur gara gara lu bangsat!" Emosi Queen pun tak terkontrol lagi.
"Maaf, gua sama Tika cuma main main." Jawab Alex penuh penyesalan.

"Gimana kalo Tika hamil?" Tanya Asya berusaha tenang.
"Gak tau."
"Kalo bener Tika hamil, lu harus jauhin Eril!, Dan lu tau Eril dimana?"
"Ngga tau, dari kemaren gak bisa dihubungi."
"Dia sakit puas lo!"
Asya dan Queen pun meninggalkan Alex yang sedang bingung.

"GUA BRENGSEK!" Teriak Alex frustasi.
Ia sangat menyesal tidak bisa jaga gadisnya dengan baik.

Tuhan Yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang