Keesokan harinya..
"Saatnya untuk pulang." Girang Eril
"Eril, kamu pulang kerumah tante dulu aja ya." Pinta Nia.Eril menanggapi dengan anggukan kepala.
Perasaannya campur aduk, antara sudah move on atau gagal move on."Yaudah ayo, kemasin barang barang kalian saya tunggu di mobil." Ucap Brata.
Alex menggandeng tangan Eril di depan istrinya sendiri.
"Lex, ada Tika." Bisik Eril
"Biarin sayang, dan aku tidak peduli." Ucapnya dan membuka pintu mobil."Silahkan masuk tuan putri."
Bukannya Eril yang masuk, tetapi Tika langsung menyerobot tempat duduk yang Alex persembahkan untuk Eril."Heh! Lu ngapain?" Tanya Alex.
"Duduk."
"Dan lu tau gua bukain pintu buat siapa?"
"Aku?" Tanya Tika
"O G A H!" Ucap Alex dengan nada mengeja.Sedangkan Eril yang melihat pertikaian itu langsung menenangkan Alex.
"Biarin aja Lex, aku bisa dikursi paling belakang nanti, kan masih ada jalan buat kebelakang."
"Nggak sayang, kamu harus sama aku. Dan LU! NAIK TAXI! GUA GA MAU MOBIL GUA KOTOR GARA GARA MURAHAN SEPERTI LU!!" Ucap Alex yang terbawa emosi.Tika pun turun dari mobil dan berlari menjauhi mobil tersebut
Nia dan Brata membiarkan Tika pergi.
karna ia tidak mau diganggu sama suasana yang mencekam.Di perjalanan..
Drrtt!! drrrtt!!!
Bunyi getaran ponsel Eril, dengan cepat Alex mengambil ponselnya dan mengangkat telfon dari seorang pria yang berstatus menjadi kekasihnya Eril.
"Jangan pernah ganggu Eril lagi!" Lalu Alex mematikan telfon tersebut.
"Lex."
"Apa hm?"
"Gak bisa gitu, Arga pacar aku."
"Dan gak bisa gitu, dia ngerebut kamu dari aku." Bales Alex."Kamu egois!" Kata Eril dan mengambil ponselnya.
"Om, Eril pulang aja ya, ada urusan penting soalnya."
Brata seolah mengerti dengan keadaan Eril, ia pun menganggukkan kepala dan menuju ke perumahan dimana Eril tinggal."Ril." Panggil Alex.
namun Eril tidak menjawab panggilan dari pria itu, ia benar benar kecewa untuk kedua kalinya.
"Maaf." Alex mengulangi sekali lagi untuk memperbaiki keadaan.
"Ga perlu, Eril turun ya om, tan." Setelah itu Eril pun turun dan segera masuk kedalam kamar untuk menghubungi Arga.
Dia tidak mau orang lain mendengar percakapan mereka berdua.Setelah diulang beberapa kali, akhirnya Arga mengangkat telfon tersebut.
"Halo?" Eril pun memulai percakapan dengan ragu ragu.
"Jalan bareng Alex." To the point Arga.
"Engga, dia keluar dari RS."
"Kenapa kamu yang jemput?"Eril semakin keringetan, ucapan Arga makin dingin.
"Maaf, besok gak ulang." Janji Eril
"Untuk pertama dan terakhir kalinya." Arga pun langsung menutup telfon sepihak.Eril berinisiatif untuk menelfon papa mamanya.
Dari awal keberangkatan ke Jerman, mereka tidak pernah mengabari Eril walaupun cuma untuk menanyakan makan."Mama kok gak angkat telfon aku sih?" Tanya Eril ke dirinya sendiri.
"Mungkin aja mama sibuk, biarin ajalah dulu." Ucapnya sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuhan Yang Berbeda
Teen FictionKita, adalah ketidakmungkinan yang selalu ku doakan untuk bersama. "Cintai Tuhanmu seperti kamu mencintaiku."