O C E L A D I S | 34

27.5K 4.8K 6.4K
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa untuk selalu memberikan vote dan komentar!🦋

WAJIB FOLLOW INSTAGRAM :
@yohanacancer
@ceritayohana

PROMOSIIN CERITA "OCELADIS" KE INSTAGRAM/TIKTOK/TWITTER KALIAN YA 🥺

Ocean meletakkan steaknya diatas meja, kemudian mendudukkan diri pada sofa panjang membiarkan Geladis dan Andreas makan berdua di dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ocean meletakkan steaknya diatas meja, kemudian mendudukkan diri pada sofa panjang membiarkan Geladis dan Andreas makan berdua di dapur. Ocean tidak lagi bernafsu untuk makan, melihat steak itu saja rasanya sangat mual.

Kedua bola matanya berpendar kesekitar, menghapal setiap sudut ruang dimana mereka pernah habiskan bersama. Di sofa yang dia duduki sekarang adalah tempat pertama mereka berpelukan, dia masih mengingatnya dengan jelas. Geladis menangis dipelukannya karena dituduh yang bukan-bukan oleh orang banyak.

Semua sudah Ocean lakukan pada Geladis, dari hal kecil ke hal besar.

"lagi makan aja tetap cantik," suara Andreas masih mampu didengarnya dengan samar.

Ocean merasa hatinya semakin diremas menyaksikan kemesraan dua orang itu. Kesalahan yang dia perbuat memang pantas mendapatkan itu, Ocean berselingkuh bahkan ketika usia pernikahan mereka masih menginjak kurang dari tiga bulan.

Tawa indah Geladis mengalun lembut, sayangnya sumber tawa itu bukan Ocean.

"Aduh, kenyang banget. Keren juga suami lo masaknya," Andreas mengusap perut yang terasa penuh.

Ocean berjalan pelan menuju dapur meninggalkan tempatnya semula. "Kalian udah selesai makan?" tanyanya berharap Geladislah yang menjawab.

Namun harapannya harus dibuang cuma-cuma ketika Andreaslah yang menatapnya penuh binar. "Udah, gue suka—"

"Ayis suka nggak?" Ocean memotong omongan Andreas, tak memperdulikan raut sebal lelaki itu.

Geladis tak menjawab malah sibuk merapikan meja, "lo mau jalan keluar nggak, Dre?"

Ocean menelan salivanya susah payah, "Ayis aku bicara sama kamu lho."

"Geladis..." Andreas memanggil.

"Kenapa Dre?" ia menyahut cepat dengan wajah tak bersalahnya.

"Suami lo—"

"Gue mau jalan keluar, lo ikut nggak?" Geladis berdiri dari duduknya dan membawa piring mereka menuju wastafel.

"Aku mau ikut," Ocean menyahut seolah tadi Geladis tidak mengabaikannya bak mahluk tak kasat mata.

"Lo nggak mau ikut? Gak apa-apa deh, nanti gue sendiri aja."

"Ayis aku mau ikut!"

Andreas memijit kening, kepalanya seakan ingin pecah saat itu juga.

"Aku nggak ngajak kamu Ocean," Geladis berdecih sinis.

"Tapi—"

"Siapa manusia yang sudi jalan berdua sama tukang selingkuh?"

Ocean bungkam.

Andreas menahan nafas mendengarnya, semakin hari Geladis semakin tak bisa mengontrol perkataannya.

Geladis meletakkan piring dan gelas mereka di tempat pengering, lalu mengelap tangan. "Kamu harus sadar diri Ocean,"

Bola mata Ocean berkaca-kaca, hatinya seakan dibelah oleh belati. Geladis membencinya. Benar-benar sangat membencinya.

"Kehadiran kamu nggak kuharapkan,"

Kalimat terakhir Geladis membuat Ocean sadar bahwa mereka tak bisa lagi menyatu. Sekuat apapun dia mencoba meraih gadis itu kembali, pada akhirnya mereka hanya akan memilih jalan masing-masing.

Geladis...membencinya.

Geladis...tidak mengharapkan kehadirannya.

Dimata Geladis dia hanyalah sosok tukang selingkuh yang suka berbohong.

"Ayis jangan bilang gitu, sakit banget." Ocean menelan saliva susah payah, "aku nggak bakalan ikut kok."

Geladis mengangguk, "bagus. Kamu harus sadar diri,"

Ocean memaksakan senyum, perlahan-lahan pertahanannya dikikis sendiri oleh gadis itu.

"Geladis lo gimanapun Ocean masih suami lo, tunjukin rasa hormat lo." Andreas berdehem setelah sekian lama membuka suara.

"Hormat sama tukang selingkuh? Nggak salah tuh?" Geladis tertawa sumbang, "nggak sudi Dre nggak sudi."

Ocean mengepal tangan, kedua bola matanya memerah nyaris menumpahkan tangis. "Ayis berhenti sayang...berhenti."

"Apa? Bukannya aku udah bilang sejak awal jangan ganggu aku?"

"Berhenti hina-hina aku, hari ini aku udah nggak kuat lagi. Kamu bisa sambung besok,"

Geladis mengedikkan bahu, "memangnya aku harus perduli?"

"GELADIS!" Andreas membentak marah, "jangan nggak sopan!"

Geladis mendelik lalu tanpa sepatah katapun pergi dari sana meninggalkan Andreas dan Ocean di dapur. 

siksa terus ga sih?🗿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

siksa terus ga sih?🗿

TIM KASIHAN SAMA CEYAN CUNG TANGAN! >>>

TIM KESAL SAMA AYIS CUNG TANGAN! >>>

TIM ANDREAS CUNG TANGAN! >>>

SPAM ❤️ UNTUK HAPPY ENDING! >>>

SPAM 🖤 UNTUK SAD ENDING! >>>

SPAM 🗿 UNTUK ENDING GANTUNG! >>>

SPAM NEXT BIAR LANJUT! 🏁

5,2K komen.

HASIL VOTING MEMPENGARUHI ENDING YANG SEBENARNYA.

AYO SCREENSHOT BAGIAN KESUKAAN KALIAN TERUS MASUKIN INSTASTORY JANGAN LUPA TAG AKUN INSTAGRAM @yohanacancer DAN @ceritayohana YA!

(JUMAT, 8 OKTOBER 2021)

Tertanda,
Yohana Franklyn-miller ✨
(Bukan Mendes lagi)

OCELADIS || NIKAH MUDA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang