3.

348 31 1
                                    

"Dengarkan aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dengarkan aku. Jika dalam waktu 15 menit kamu belum keluar, aku beranggapan hal buruk terjadi padamu dan aku akan masuk kedalam. Jelas, Y/n ?"

   Aku mengangguk dengan cemas.

"Ini," Hanma memakaikan balaclava-nya kepadaku, kedua tangannya lalu meraih wajahku, memandangiku selama beberapa saat sebelum akhirnya melepaskanku pergi ke dalam minimarket.

   Angin tengah malam berhembus kencang di atas kepalaku, aku melangkah dengan melirik Hanma di belakang sesekali, setengah wajahnya sudah ia tutupi dengan bandana berwarna biru miliknya. Cocaine di dalam sistem tubuhku mulai meluruhkan efeknya, dengan seketika seluruh rasa cemasku tersapu digantikan oleh rasa euforia yang bergumul di atas ubun-ubun. Aku berada di atas puncak dunia, untuk saat ini yang kurasakan hanyalah perasaan bahwa semuanya akan berjalan seperti yang sudah direncanakan olehku dan Hanma.

   Kubuka pintu minimarket dan mendapati tak seorangpun di dalam, tidak penjaga kasir sekalipun. Aku terdiam untuk beberapa saat, merenungkan pilihan yang harus kupilih.

   Haruskah ku panggil Hanma ?

"Tidak. Itu akan memakan waktumu. Bodoh," pikirku.

   Brak !

   Seseorang memukul bagian belakang tubuhku, aku terpental dengan kepala menabrak etalase besi. Dihadapanku seorang pria setengah baya tengah menggenggam pipa seukuran tangan, matanya memandangku dengan tatapan penuh hina sebelum kakinya menendang bagian perutku tanpa henti.

"Rasakan itu bedebah ! orang-orang sepertimu pantas mendapatkan itu !" tubuhku mengokol ketika penjaga kasir itu menendang perutku untuk yang terakhir kalinya, ia lalu berjalan menuju ke telepon di pinggir kasir, menelpon kepolisian terdekat.

   Aku dapat merasakan seluruh isi perutku naik ke atas kerongkonganku, pandanganku mulai kabur, tubuhku sudah berada di titik menuju tak sadarkan diri.

   Berapa lama lagi aku harus menunggu sebelum Hanma menolongku ?

   Akankah ada cukup waktu bagi Hanma untuk menolongku sebelum polisi datang kemari ?

   Dengan kekuatan terakhir yang kupunya, ku bawa senapan Hanma yang terselip di celanaku. Tanganku terdorong ke belakang ketika aku menarik pelatuk dari revolver  tersebut, peluru menyasar ke ruang kosong di dekat si penjaga kasir, suara letusan dari senapan ini akan cukup untuk memberi tanda kepada Hanma bahwa sesuatu sedang terjadi padaku. Mendengar suara tembakan, si penjaga kasir  segera berlari ke arah tubuhku, bersiap untuk memukulku kembali dengan pipa besi besar di tangannya.

   Satu pukulan dari pipa besi itu dan aku akan benar-benar tak sadarkan diri. Pikirku

   Hanma datang tepat saat penjaga kasir itu hendak mengayunkan pipanya ke tubuhku. Tanpa berpikir panjang, Hanma berlari ke arahku dan memukul penjaga kasir itu dengan brass knuckle di kepalan tangannya. Penjaga kasir itu mencoba melawan Hanma, namun Hanma adalah binatang buas dan beradu pukul adalah habitatnya.

"Hanma, polisi akan segera datang kemari," ucapku dengan suara parau.

"Aku tahu," jawab Hanma. "Jangan khawatir kita akan berhasil keluar dari sini tepat waktu," Hanma menggendongku. Dengan tinggi tubuhnya, menggendong tubuhku bukanlah hal yang sulit bagi Hanma. Tubuhku bertaut di atas bahu Hanma, kedua tangan Hanma menggenggam tangan dan pahaku erat.

   Saat Hanma mengemudikan motornya, aku dapat mendengar suara sirine polisi dari kejauhan. Hanma benar, kita berhasil melarikan diri tepat sebelum polisi datang. Aku menghela nafas panjang, menikmati nikmatnya kebebasan yang nyaris terenggut dariku.

"Maafkan aku, Hanma."

   Hanma tak menjawabku. Rasa nyeri kembali menjalar di perutku, dengan kedua tanganku memeluk tubuh Hanma erat, kusandarkan bagian sisi kepalaku ke punggungnya. Kututup mataku, merasai hembusan angin yang terus menyapu wajahku dan mendengarkan deru dari mesin motor Hanma yang entah mengapa membuatku rileks.

Pull Me Down ( Shuji Hanma x Female Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang