Karenamu

489 42 21
                                    

Siang itu, seorang pria berlari menghindar dari beberapa Wartawan yang ingin mendapatkan informasi tentangnya sebagai bahan berita. Tanpa menghiraukan keadaan jalan yang ramai, pria dengan topi bertengger dikepala, wajah yang tertutupi masker, dan kacamata hitam itu terus menyibak pejalan kaki yang menghalanginya kabur dari kejaran para Wartawan.

"Sial, dengan penampilanku yang sudah tertutup seperti ini saja mereka masih mengenaliku." gerutunya sambil terus berlari.

Park Jungsoo, Penyanyi solo dan Aktor kenamaan Korea Selatan. Sosoknya sering muncul diberbagai acara music bergengsi dan namanya sering terdaftar di deretan nama-nama penyanyi dengan vokal terbaik. Dirinya juga sering terlihat berwara-wiri dibeberapa acara televisi dari mulai drama, variety show, bahkan iklan yang sebagian besar menampilkan wajahnya yang tampan.

Menjadi seorang yang bekerja di dunia hiburan membuatnya sulit mendapatkan privasi untuk sekadar berjalan-jalan di trotoar layaknya manusia normal. Seperti hari ini, dia berniat menikmati hari libur yang jarang didapatkan dengan berjalan santai, namun penyamaran yang menurutnya sudah sangat baik nyatanya masih tetap diketahui oleh para wartawan yang membuatnya dalam situasi kejar-kejaran seperti sekarang ini.

"Mau mereka apasih? Bukankah yang bekerja sebagai artis tidak hanya aku, kenapa mereka selalu menguntitku? Sebegitu penasarannya kah dengan kehidupanku?" Monolognya dalam hati.

Jungsoo terus berlari, berbelok setiap ada tikungan, masuk ke gang sempit, dan beberapa kali lompat menghindari selokan kecil. Hingga pada satu tikungan, dirinya menabrak seorang perempuan.

'Bruk...'

"Aw!!!" Suara perempuan itu kesakitan tertubruk Jungsoo yang memiliki badan jauh lebih besar darinya.

"Hey, kalau jalan liat-liat dong!" seru Jungsoo dengan salah satu tangannya mengusap tangan lain yang bergesekan dengan trotoar hingga sedikit menimbulkan luka lecet.

"Maafkan aku Tuan." Perempuan itu menundukkan kepalanya beberapa kali sebagai sikap permohonan maaf.

Jungsoo tidak memerhatikan permohonan maaf perempuan itu, dirinya sibuk menoleh kebelakang beberapa kali untuk memastikan para Wartawan itu masih berada jauh darinya.

Karena tidak juga mendapat jawaban dari permintaan maafnya, perempuan itu kembali bertanya. "Apa Tuan terluka?"

Lagi-lagi Jungsoo tidak peduli dengan perkataan perempuan itu, melihat para wartawan yang bermunculan tak jauh darinya, Jungsoo lantas membangunkan dan menarik perempuan itu memasuki sebuah gang kecil untuk kemudian memeluknya, menyamar menjadi sepasang kekasih yang sedang bercumbu di ruang terbuka. Para Wartawan berlari melewati mereka, mengabaikan adegan romantis yang terjadi di gang tersebut.

Setelah dirasa aman, Jungsoo melepaskan pelukannya. Mengecek beberapa kali untuk memastikan para Wartawan itu telah jauh. Tanpa disadari, perempuan yang dia peluk tadi membeku dengan raut wajah ketakutan, merasa dirinya dilecehkan oleh pria yang tidak dikenal.

"Anggap saja pelukan itu sebagai imbalan karena kau telah membantuku selamat dari kejaran para Wartawan." ucap Jungsoo sekenanya setelah melihat perempuan itu shock dibuatnya. Perempuan itu tidak beraksi apa-apa atas perkataan Jungsoo, namun tiba-tiba dia menangis, posisinya yang semula berdiri kini berjongkok, membenamkan wajah pada kedua lututnya. Jungsoo terkejut, respon yang diluar dugaan.

"Hey kau kenapa menangis?" tanya Jungsoo panik

"Maafkan aku, aku melakukan itu untuk terhindar dari kejaran Wartawan. Oh ayolah berhenti menangis!"

Jungsoo terus mencoba menenangkan, beberapa kali dia meminta maaf namun tetap saja tidak ada respon lain selain menangis. Dirasa tidak ada kemajuan, Jungsoo kini hanya terdiam sambil duduk bersebelahan dengan perempuan itu., menunggu dengan sabar, sambil berharap keadaan membaik. Usaha Jungsoo membuahkan hasil, perempuan itu berhenti menangis dan mulai mengangkat wajahnya.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang