Tawan Vihokratana memarkirkan dengan sempurna mobil Fortuner hitam miliknya di dalam basement gedung setinggi empat puluh lantai. Setelah mematikan mesin mobil, ia memeriksa penampilannya sebentar di kaca spion atas. Dirasa cukup, barulah CEO muda tersebut keluar dari kendaraannya.
Keluarga Vihokratana adalah pemilik sebuah perusahaan besar dalam bidang otomotif. Ayah Tawan telah memasuki usia pensiun, sehingga beliau mengangkat anak lelaki semata wayangnya untuk menggantikan dirinya.
Pada awalnya, Tawan menolak. Ia bahkan sama sekali tak tertarik untuk terjun ke dalam dunia itu. Kecintaannya terhadap seni memotret menjadi alasan mengapa ia tak mau. Namun, setelah berbagai perundingan yang dilaksanakan dengan keluarga besar mereka, Tawan mengalah.
Dan sejak detik itu pula ia melepas seluruh hobinya, demi menyelamatkan sumber perekonomian keluarga dari kosongnya kursi penguasa tertinggi di perusahaan Vihokratana's Corp.
Tawan keluar dari mobil yang dikendarainya sendirian. Suara langkah kaki berbalut pantofel warna hitam terdengar, berjalan dengan langkah penuh wibawa.
Di bagian ujung basement yang tersembunyi terdapat pintu masuk gedung, dijaga oleh dua security guard. Keduanya bertubuh tinggi besar, mengenakan kemeja polo hitam press body dengan celana kain warna senada.
Ketika Tawan melintasi pintu masuk berlapis kaca, dua orang itu langsung mengenali dirinya kemudian membungkukkan badan sedikit, menghormati sang CEO muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
TARUHAN • taylee ✔
Fanfiction"Jika memenangkan pertandingan, dia berhak meminta apa saja padaku. Namun bila sebaliknya..." "Sebaliknya?" "Si Petarung itu akan kuajak bersenang-senang. Melewati malam bersamaku. Berdua saja." [COMPLETED] NARRATION BY © daeyumbruh, 2020