O n e🎭

27 4 0
                                    

Happy Reading!!! Don't forget too vote and follow!.

.

.

.

Seorang gadis berambut hitam legam terlihat nampak menyeka dahinya yang berkeringat, memaju mundurkan gagang berkain yang tengah ia pegang itu diatas lantai, sesekali meregangkan punggung nya yang terasa pegal akibat terlalu lama membungkuk. Ini sudah menjadi rutinitas setiap minggu paginya.

Gadis itu menghirup udara selama beberapa detik lalu akhirnya dihembuskan lewat hidung bangirnya dengan kasar. "Nasib pembantu rumah tangga tiap hari ya gini" gerutu nya.

Tiba-tiba datang seorang pemuda tampan yang rumahnya tepat disamping kanan rumah gadis. Yang kini tengah duduk dipagar beton rumah Si Gadis.

"Yuur, main yok" ajak pemuda itu nadanya persis seperti anak kecil yang mengajak temannya main, ditangan nya terdapat kotak persegi panjang berisikan uang, rumah, mau pun penjara, negara apa lagi? Juga ada. Hebat kan?

Tadinya sih sedikit kaget, namun gadis itu sebisa mungkin mempertahan kan ekspresi nya "Lo gak lihat gue lagi apa hah?" Sewot Gadis yang diketahui bernama Ayura itu.

Si pemuda mengeluarkan senyum tengilnya, tangan kanan nya digunakan untuk mengelus dagunya "Oh.. lagi sibuk ngerjain tugas negara ya?"

"Bac*t ya anda, mending main sama Lia sono dah!" Ucap Ayura sembari menunjuk rumah yang tepat berada disebelah kirinya, penuh dengan berbagai macam jenis tumbuhan, baik sayur mau pun bunga.

"Ya udah sih enggak usah ngegas, orang saya hanya menawari kerja kok"

Ayura berdecih tipis melanjutkan aktivitas nya tadi.

Si pemuda melompat turun dari pagar, hendak melangkah pergi, namun dipanggil oleh Ayura. "Eh Bin?"

Yang dipanggil pun segera menengok kebelakang "Iya by??" Sahut pemuda yang diketahui namanya adalah Bintang itu lembut tak lupa dengan senyuman yang dapat membuat para wanita menjerit histeris.

Ayura menatap Bintang garang macam kucing garong kesetanan "Ba, bi, ba, bi. Lo kira gue babi?!"

"Aku gak ngatain loh ya, situ yang ngomong sendiri" sahut Bintang lembut tapi dapat membakar hati. Nyari mati emang.

Dari pada berujung dengan baku hantam dilapangan desa Ayura langsung to the point. "Lo mau kopi gak? Gue ada banyak nih!"

Manik mata Bintang berbinar cerah, sangat cerah sampai - sampai dapat menyinari seluruh isi dunia.

"Kalau gak mau sih ga--"

"Mau! Gue mau banget!" Potong Bintang cepat, duh Bintang tuh ya pecinta kopi deh semua jenis kopi ia suka, luwak, torabika, latte.

"Bener?" Tanya Ayura memastikan melihat sohibnya yang terlihat amat bahagia itu membuat Ayura sedikit tidak tega untuk menjalankan aksi jahilnya.

Bintang mengangguk cepat.

"Mana kopinya Yur?"

Di tunggu punya tunggu Bintang bingung kala kopi yang ditawarkan Ayura tidak segera dikasih-kasih, Bintang malahan menemukan Ayura mengatupkan bibirnya. Ada apa dengan teman sejak zigotnya itu? Lagi sariawan, kah?

Ayura menunjuk ember hijau yang berada didekat pilar rumahnya, membuat Bintang menyernyitkan dahi dalam - dalam "Tuh, ambil Bin, ambil aja semuanya, gue ikhlas kok"

Setelahnya Ayura tertawa keras seperti orang kesurupan sampai tetangga-tetangga sebelah menutup telinganya.

Merasa dongo karena telah dibohongi cecunguk itu, Bintang lalu mengubah ekspresinya menjadi melotot. "Sialand, rupanya saya dibohongi!" melepas sandal channel nya dan melemparkan nya ke arah Ayura, namun meleset karena gadis itu cepat tanggap dan menghindar.

Ayura And Claretta; WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang