Ada rasa, yang tidak bisa kita atur maunya apa dan maunya kemana.
Ada rasa yang ingin sekali kita pupuk agar tumbuh subur, tapi disaat bersamaan juga harus ada rasa yang harus dipangkas agar tidak tumbuh seiring berjalannya waktu.
Aku pernah merasakan, dimana saat aku sedang sangat menyayangi seseorang, disaat itu pula aku berusaha untuk mengabaikan perasaanku, berusaha untuk lupa, bahkan menghilangkan.
Sebuah ketidakmungkinan bukan, jika dua rasa ini harus muncul disaat yang bersamaan.
Egoisnya diriku pada perasaanku sendiri adalah aku sangat ingin mengubur rasa sayangku, dengan berusaha menghilangkan dia dari hatiku.
Aku bahkan berusaha sekuat tenaga, seperti tidak terjadi apa-apa.
Tapi saat itu tiba juga, aku tidak bisa menahannya lagi.
Cukup.
Ternyata rasa sayang yang berusaha aku kubur, tidak semakin menghilang, melainkan dia semakin tumbuh subur tanpa kusadari.
Hanya tangis, yang bisa kuungkapkan, rasa kesal juga menggerogoti diriku.
Mengapa?
Mengapa, ini sangat sulit? Bahkan sakit pula?
Ah, tapi bukankah ini memang salahku..
Dari awalpun sebenarnya aku tahu kalau tidak akan bisa perasaan itu berjalan secara bersamaan, pasti akan kalah salah satunya, entah yang ini atau yang itu.Dan ya, saat itu rasa sayang yang menjadi pemenangnya.
Bahkan ia menjadi pemenang hingga saat ini.
-peb.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Can't Say Anything
AléatoireHanya sebuah kumpulan curahan hati yang tidak bisa diungkapkan secara langsung... Sebagian besar chapter adalah tentangmu..