Haiii pren
Kalian tau cerita ini dari mana?
Oke, darimana pun itu, aku bilang makasi udah mampir kesini.
SATU VOTE BERARTI SATU PAHALA
HAPPY READING
Malam itu, Azka yang tengah bimbang memilih untuk melajukan kendaraan miliknya di jalanan ibukota. Ia tak tau apakah harus menyetujui keinginan sang ayah stau tidak. Ia memang tak pandai memilih tapi bukan berarti ia tak bisa.
Setelah berkilo-kilo meter melajukan kendaraannya, ia memutuskan tidur di apartemennya saja untuk beberapa hari kedepan agar pikirannya menjadi lebih tenang.
Di tengah jalanan ibukota yang sepi tak sengaja matanya menangkap sosok wanita yang tergeletak di tengah jalan. Azka kemudian menepikan mobilnya lalu keluar untuk melihat kondisi perempuan itu.
"Ni cewe ngapain lagi tiduran disini dah, bener bener cari mati emang" Ujar Azka sambil berkacak pinggang dan menggelangkan kepalanya.
Ia mencoba membangunkan perempuan itu, tapi nihil ia tak terusik sedikitpun. Sepertinya ia pingsan, Azka pun berinisiatif untuk membawa wanita itu ke apartemennya.
APARTEMEN AZKA
Sesampainya di apartemen, Azka pun membaringkan tubuh wanita itu di sofa ruang tamunya tak lupa ia juga memberikan bantal pada kaki gadis tersebut, lalu Azka bergegas kebelakang untuk mengambil minyak kayu putih. Ia kembali ke ruang tamu kemudian duduk di pinggiran sofa sembari mengoleskan minyak kayu putih itu pelipis serta bagian bawah hidung sang gadis.
Sedikit respon berupa pergerakan dari gadis itu cukup membuat Azka merasa lega. "Bangun juga ni bocah, kirain bakal mati" gumam Azka sambil kembali menutup minyak kayu putih miliknya.
"Anak mana lu?" Tanyanya dengan nada sedikit tinggi
"Gue dimana?"
"Jawab dulu pertanyaan gue" ketus azka
"Gue tinggal di panti"
"Rumah?" Tanyanya
Wanita itu hanya menggeleng mendengar pertanyaan Azka.
"Sorry, gue gak maksud" pintanya "Terus, ortu lu mana?" Tanyanya lagi
"Aku gak tau, aku gak pernah ketemu mereka"
"Maaf, gue gak tau. Malem ini lu tidur di apart gue aja gimana?. Lagian udah malem" ucapnya dengan nada menawarkan.
"Tapi aku belum izin sama bunda lina"
"Bunda lina?" tanya azka kebingungan.
"Ohh, maaf. Dia yang ngurus aku di panti"
"Ohh, tau nomornya? Biar gue telpon"
Azka pun menyodorkan ponsel pintarnya pada wanita itu. Wanita itupun mengetikkan nomor Lina pada ponsel milik Azka. Lalu kembali menyodorkan ponsel itu ke pemiliknya.
Tanpa basa basi, Azka bun menelfon Lina dan meminta izin.
Tanpa sadar kini ada sekor kucing yang datang menghampiri wanita itu. Tanpa seijinnya, kucing itu merebahkan diri di atas paha wanita yang tengah duduk di sofa apartemen Azka. Ia pun peka dan mengelus kepala kucing lucu itu.
Azka yang sudah usai menelfon pun langsung menghampiri wanita itu. "Nama lu siapa?" Tanyanya.
"Aku Aldara Raventa Sevie, biasa di panggil Aldara" Jawabnya
"Oke, Vanta. Gue manggil lo Vanta" putusnya
"Tapi nama aku Venta, bukan Vanta" tukasnya
"Kata siapa? Sama aja kali. Udah gausa nolak." Tegasnya sambil menatap layar ponsel.
"Okee Vanta, malem ini lu tidur di itu" Ucapnya sembari menunjuk ke arah pintu yang tepat berada di pojok.
"Kamu ngga anterin Dara pulang?" Tanyanya, sebab sebelum ini ia tak pernah menginap di rumah orang lain.
"Gak, bunda lo udah izinin lo buat nginep disini." ucap Azka dengan enteng "udah sana buruan tidur, besok gue anterin lu pulang" lanjutnya
Dara pun mengangguk, lalu berjalan ke arah pintu kamar yang tadi di tunjukkan oleh Azka.
"Pintunya jangan lupa kunci. Kalo nggak, lu ga bakal aman" Teriak Azka dari bawah saat Dara mulai menaiki tangga.
SATU VOTE BERARTI SATU PAHALA
SELAMAT BERTEMU DI LAIN WAKTU
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKA
Teen Fiction"AZKA! BERANI YA KAMU BANTAH PERKATAAN PAPA" "Kalo Azka bilang gamau yauda gamau, gausa maksa" "Udah lah pa, biarin aja dia milih perempuannya, azka juga udah gede" "Azka? Memilih? Itu lah mustahil mahh. Azka itu gabisa milih apa apa, dia gaakan...