Prolog

12 6 0
                                    

Hari senin, awal mula kisah Gerald dan Queen bermula. Disaat siswa-siswi lain berlari mencari tempat untuk persiapan upacara, Gerald dan Queen malah terjebak dalam ruangan yang penuh dengan buku-buku sejarah.

Kalian bisa tebak gimana frustasinya Queen disaat ia terjebak dalam perpustakaan bersama lawan jenis.
Sedangkan Gerald hanya santai duduk di kursi dengan sebatang nikotin yang mengapit di sela-sela jarinya.

***

Bermula disaat Gerald berlari untuk menghindar dari kejaran Kaivan yang ingin menagih utangnya, padahal Gerald sudah berkata bahwa ia akan mengembalikan pinjaman saat ia sudah sukses. Hanya 2 juta tidak seberapa, kan? Memang Kaivan saja yang lebay.

Sekarang Gerald hanya bisa berdiri menatap aneh gadis berpostur kecil sedang menggedor pintu perpustakaan, berharap akan ada keajaiban.

"Gak capek lo?" tanya Gerald mengepulkan asap rokok.

"..." tidak ada balasan yang Gerald terima

Gerald menatap jam yang bertengger di tangannya menandakan pukul 07:20 upaca sudah dimulai 5 menit yang lalu.

"Gak bakalan ada yang buka," ucap Gerald santai.

Gerald tetap tidak menerima balasan dari gadis kecil itu.

Dor Dor Dor

Gadis itu terus saja menggedor-gedor pintu seraya meminta tolong.

"Woi! Sakit kuping gue anjing!" bentak Gerald kesal pada tingkah gadis itu.

Gadis itu membalikkan tubuhnya melempar Gerald dengan buku yang ia pegang.

Plak

Buku itu sempurna mendarat di kepala Gerald,

"Anjing!" umpat Gerald tidak terima atas tindakan gadis itu. Dia kira dia siapa?

"Heh! Lo gila!" bentak Gerald melempar kembali buku yang berjudul KIMIA itu, pada gadis di depannya.

"Lo! Lo bukannya bantui gue, cari cara kek. Biar kita bisa keluar dari sini!"

"Ogah."

"Lo! Agrhh!" erang gadis itu sambil mengacak rambutnya frustasi.

Gerald hanya menatap kesal gadis itu sambil mengusap-ngusap kepalanya.

"Heh! Lo mau ngapain?" tanya Gerald saat gadis itu mulai memanjat meja yang berdekatan dengan kaca jendela. Perlu memerlukan kursi untuk mencapai jendela tersebut.

Gerald setia melihat semua usaha gadis itu untuk bisa keluar dari ruangan ini.

Bodoh! umpat Gerald dalam hati

"Woi!"

"Gak bakalan nyampek juga anjing, badan lo kurcaci gitu," ejek Gerald membuang putung rokok ke lantai.

"Diem lo!"

Gerald mengawasi setiap pergerakan gadis itu, sampai tiba saatnya ia melihat kejanggalan pada kaki kursi yang tidak sempurna menginjak di meja. Benar saja, kursi itu bergoyang ke belakang, Gerald dengan refles menangkap tubuh gadis itu.

Bruk

Karena tidak bisa menjaga keseimbangan tubuh, Gerald dan gadis digendongan Gerald jatuh dengan posisi gadis itu di atas Gerald dengan bibir mereka yang bersentuhan.

Gerald melotot dengan apa yang ia rasakan di bibirnya, tekstur kenyal yang ia dapati dari bibir gadis yang ia tolongi.

Queen buru-buru berdiri dari tubuh Gerald.

Plak

Gerald merasakan pipinya berdenyut sakit karena tamparan dari gadis yang ia tolongi.

"MESUM!"

Gerald menggeleng tidak terima, ia menatap badname tersebut tertera nama _QUEEN ZEANCA_ di sana.

"Bibir lo, candu," ucap Gerald menatap bibir Queen.

Queen menyentuh bibirnya, menyapu bibir itu di depan Gerald yang tersenyum misterius.

Seketika Queen sadar atas apa yang ia lakukan, Queen mendaratkan tinjuan ke perut Gerald namun, Gerald mengetahui pergerakan Queen. Dengan lihai Gerald menarik tangan Queen hingga tubuh Queen masuk dalam dekapan Gerald.

Queen melotot tidak terima, tidak sampai situ Queen menendang masa depan Gerald kuat hingga, Gerald mengerang kesakitaan saat Queen menendang adik kecilnya.

"Anjing lo!" umpat Gerald seraya memegang area bawahnya, menahan sakit.

"Ma-maaf." cicit Queen

Gerald menatap Queen nyalang, ia mendorong Queen hingga terpojok.

Gerald menghendus leher jenjang putih itu sebelum membisikkan "Cewek gak tau diri."

Setelahnya Gerald menatap mata Queen nyalang, ia mendekatkan wajahnya hingga Queen memejamkan matanya.

Gerald mulai menjauhi Queen setelah mendengar suara pintu terbuka.

Queen yang merasa ganjal membuka kembali kelopak matanya. Terpangpang jelas muka Gerald di depannya.

"Ge'er banget lo!" ucap Gerald sebelum pergi meninggalkan Queen.

Queen masih merenung mencoba memahami maksud dari semua ucapan Gerald.

"Neng gak mau keluar juga?" ucap penjaga perpus yang kini menatap Queen.

Queen mengerjapkan matanya bebas dari lamunanya, "Aah ... iya, saya keluar. Permisi," ucap Queen sebelum keluar dengan menenteng buku yang ia pungut di bawah.

TBC.

Queen Zeanca

Queen Zeanca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AGGREOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang