Prolog

3 4 2
                                    

Seorang pria berpakaian khas Kerajaan sedang berada dalam perpustakaan. Dia sedang menikmati secangkir anggur dan roti coklat. Saat ini, buku sejarah Kerajaan menjadi incaran yang disukai olehnya. Kemudian, terdengar suara memanggil dari luar ruangan.

"Adrian, ayo kita ketemu para tamu undangan," kata Fahrul, ayahnya. Namun, yang dipanggil malah tidak mendengarkan hal itu. Karena kesal, beliau menyihir anaknya agar mau menyahuti panggilan tersebut.

"Ayah, aku lagi baca buku ini. Kalau mau duluan ya silahkan. Aku akan menyusul kesana," ucap Adrian begitu melihat bola mata merah hasil mengeluarkan sihir sang Ayah.

Setelah mendengar perkataan anaknya, beliau berkata, "baiklah, tapi jangan kelamaan agar para tamu tak bosan melihat penampilanmu ini!" Baru beliau pergi meninggalkan Adrian yang sedang asyik bersama dunianya. Lima menit kemudian, dia turun menemui para tamu penting dengan pakaian santai dan elegan.

"Liat si Adrian, dia niat sambut kita gak sih? Masa pakai baju dan celana seperti pelayan?" kata Miko Huang begitu melihat Pangeran turun melalui tangga emas itu. Diikuti anggukan kepala oleh temannya, Yuki san.

"Apa? Kalian begitu sinis melihatku seperti ini?" ucap Adrian dengan wajah datar. Saat ini, mereka sedang berada di taman Istana. Seketika, mereka berdua menciut dan berkata, "gak kok. Kamu kelihatan ganteng sekali."

"Aneh kalian ini. Ada apa kita berkumpul disini?" kata Adrian sembari membaca bukunya.

"Begini. Kita berdua sedang mencari jodoh sekaligus memberitahukan bahwa besok perang melawan Kerajaan Gurita akan dimulai. Apa yang harus kita lakukan?" Sejenak, dia berpikir untuk mengatur strategi jitu untuk menumpas kejahatan. Tunggu, bukannya mereka berdua bilang mencari jodoh? Apa untuknya kah?

"Hm, aku ingin besok pagi kita bertemu di area perang bersama pasukan. Kalau mereka belum datang, kita susun strategi ampuh sembari mengasah kemampuan. Bagaimana?" ucap Adrian kepada temannya.

"Ini pertama kalinya dalam sejarah si Adrian berbicara panjang. Biasanya Y dan Hm saja." Kaget mereka berdua pada es batu berjalan ini.

"Baik, kami setuju. Karena ini sudah malam, kami pulang dulu. Sampai ketemu besok," ucap Miko sambil bergandengan dengan Yuki. Sontak, Adrian hanya tersenyum sebentar.

"Baik, hati-hati ya, pasangan serasi!" teriak datarnya menghiasi taman itu. Setelah melihat kepergian mereka, dia pergi ke kamar dan tidur di kasur besarnya.

"Perang ya? Aku akan membuat kaum gurita nurut dan gak akan menggangu semua Kerajaan dengan tinta anehnya itu. Jodoh? Kalau tak sesuai buat apa?" gumam Adrian dengan menatap langit kamarnya. Lama kelamaan, dia tidur bersama mimpi indah itu.

Dear Princess Cumi, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang