Sore hari bertabur senja, beberapa anak muda sedang menikmati secangkir kopi dan bir. Adrian sengaja tidak minum bir karena masih beragama Islam. Maka, dia memilih kopi tanpa ampas.
"Baiklah, kita mulai saja rapat hari ini. Seperti yang kalian tau, besok adalah hari bersejarah bagi Miko Huang. Jadi, bagaimana konsep acaranya?" kata Haris sembari minum bir pletok.
"Hm. Terserah kalian saja, aku kan sebagai pemeran," ucap Adrian datar juga sedikit cuek.
"Baiklah. Bagaimana dengan sayang eh Annisa?" tanya Haris sambil menatap Annisa. Namun, yang ditatap cuek saja.
"Sama kayak abang. Dan satu lagi, jangan panggil aku sayang karena itu sangat...menjijikan!" teriaknya membuat semua orang kaget.
"Annisa...kenapa kamu...."
"Kenapa? Tak suka kah? Kalau gitu, aku mau pulang saja!" langkahnya terhenti ketika abang cuek itu berkata, "jangan pulang sendirian atau aku tidak menanggapmu adik lagi!" jadi, dia balik ketempat rapat dengan muka masam.
"Lanjut saja, bagaimana denganmu, Yuki dan Nawa?" tanyanya pada dua gadis yang sedang makan coklat.
"Hm...kami ingin membuat konsep seperti di Negara apa yang beraneragaman budaya dan mempunyai nilai luhur terbaik juga alam yang indah itu?" tanya Yuki pada semuanya.
"Maksudmu Indonesia?" tebak Annisa membuat semuanya tepuk tangan.
"Benar. Jadi, aku ingin kita memakai adat dari Negara tersebut sembari menyediakan makanan khas sana." Dengan bangganya dia menyarankan hal itu karena gadis ini emang keturunan Indonesia.
"Wah, ide kamu sangat bagus. Baiklah, kita pilih konsep bertema Negara itu. Walaupun dari Kerajaan, tapi apa salahnya dibuat konsep khusus untuk Miko Huang?" ucap Nawa diikuti anggukan kepala oleh semuanya.
***
Malam harinya, semua persiapan sudah selesai. Saatnya pulang dan menyiapkan petunjukan luar biasa untuk pesta ulang tahun sahabat terbaiknya, Miko Huang. Karena sudah mengantuk, Adrian beranjak ke dalam kamar yang di penuhi buku. Baru saja terpejam, tiba-tiba ada suara tembakan beruntun dan kegaduhan dalam Istananya. Bergegas, dia keluar di lokasi itu."Wah, ada pertunjukkan tembak penjuru yah," katanya membuat seseorang terdiam namun sorot matanya tersirat kagum.
"Kenapa aku dilarang masuk ke Istanamu?" tanya seseorang yang diketahui adalah manusia setengah penyihir.
"Karena kamu adalah manusia. Lagipula, siapa dirimu bukan perduliku," jawabannya sukses membuat dia kaget luar biasa.
"Oh begitu. Aku ini juga punya akses masuk Istana jelekmu tau, karena aku adalah adik ipar Ayahmu!" ucap gadis itu tak membuat hatinya luluh seketika.
"Karena kau membuat kerusuhan disini, maka cepat bereskan atau aku akan membunuhmu hingga terpanggang!" Sorot mata keduanya semerah darah.
"Aku juga akan membuat keluargamu hancur hanya sepekan! Akan kupastikan martabat kalian akan han...Arghh!" Sebuah pedang menancap tepat di dadanya hingga bersimbah darah.
"Sampai jumpa di Neraka, pelakor yang mengaku Ipar Ayahku," Rupanya, Annisa yang membuat gadis itu menjadi mayat kaku karena kehabisan darah.
"Katanya dirimu adalah penyihir, kenapa tidak menghindar jika pedang milik adikku menancap tepat dalam dada busuk itu, pembohong besar!" Aura dingin menyeruak dalam kalbu Adrian.
"Sudah, ayo kita masuk ke kamar dan tidur dengan bahagia, Abangku," ucap Annisa membuat dirinya pergi sembari perintahkan salah satu anak buah untuk membersihkan mayat manusia itu sebelum kedua orang tuannya pulang.
***
Miko Huang merasa kebingungan kala semua orang tidak mengajaknya main. Sementara Adrian yang biasanya sedikit akrab, kini menjadi sangat dingin. Setitik air mata terbit di pagi hari yang cerah ini. Tak lama, Yuki datang ke rumahnya untuk mengajaknya pergi ke Pesta tunangan Adrian dengan temannya. Dengan rasa antusias, dia pergi ke sana tampa tau kalau sebenarnya itu untuk dirinya. Memakai baju adat Palembang, Yuki dan Miko beranjak menuju Istana Senius."Wah, pestanya sangat megah dan ini kenapa ada kue ulang tahun?" tanya Miko kepada Yuki yang terlihat anggun dengan pakaian adat Sunda. Terlihat juga ada Adrian dan Annisa yang sangat keren dengan pakaian khas Jawa Tengah. Melihat tim Istana membuat teman yang lain teriak histeris baik pria maupun wanita.
"Liat, betapa cantiknya Annisa itu. Ah pengen aku jadi pangerannya," ucap Haris yang juga datang ke pesta itu.
"Adrian makin hari tampannya melebihi seluruh Pangeran di seluruh dunia ini. Angkut dedek jadi permaisuri dong," ucap Imza diikuti getokkan kepala oleh Nawa.
"Berisik, tukang genit!" omelnya membuat Imza memutar mata malas.
"Baiklah, ini adalah pesta ulang tahun untuk sahabat terbaik kita, Miko Huang! Silahkan maju ke depan," ucap Fahrul membuat Miko terperangah tak percaya. Bahkan MC dari acara itu adalah Ayahnya Adrian. Bu Cindy ada di tempat rahasia untuk memberikan kado untuknya.
"Ternyata, kalian semua mengingat hari ulang tahunku? Ini sungguh luar biasa. Konsep yang sangat aku inginkan," ucapnya sambil meneteskan air mata kebahagiaan.
Diikuti tepukkan tangan oleh semua hadirin membuat dirinya bahagia luar dan dalam. Semua orang berbahagia menyambut hari luar biasa.
"Selamat bertambahnya usia di dunia tapi berkurang di akhirat, Miko sayang," ucap Yuki membuat dirinya kesal telah membohonginnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Princess Cumi, I Love You
FantasíaPangeran Kerajaan Senius, Adrian Imron Lexi mencari seorang gadis yang cantik juga pintar segala hal. Pemilihan pasangan yang terlalu sempurna inilah yang membuat dirinya menyandang status Single Tampan. Suatu ketika, ada seorang gadis yang memenuhi...