Bab 1 Tiba Di Lokasi Perang

3 3 2
                                    

Sang surya sudah memenuhi kepala Pangeran sampai terbangun dari tempat tidurnya. Ketika melihat jam di atas dinding, sudah menunjukkan pukul enam pagi. Bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan yang lengket sekali. Sembari mendengarkan lagu klasik, dia bersenandung dengan anggunnya.

"Adrian, tumben kamu mandi nak. Biasanya bermalas-malasan dengan pacarmu si buku," kata Cindy, Ibunya begitu mendengar suara emas dan guyuran air di kamar mandi. Yang disahut malah asyik sendiri sampai lupa ada Ibunya yang berada depan pintu kamar.

"Ibu, kenapa anda suka sekali mengejutkanku?" ucap anaknya membuat sang Ibu mengangkat kedua jari indahhya sambil berkata, "maafkan Ibu nak. sekarang ayo kita sarapan, Ayah dan adik ada di bawah menunggu Pangeran es batu dimasukkan dalam pendingin eh maksudnya tampan."
Lalu, Ibu pergi meninggalkan anaknya yang menatap datar.

Itulah Adrian Imron Lexi sang es batu berjalan. Diusia tujuh belas tahun, dia sudah menjadi Pangeran di Kerajaan Senius setelah sang adik, Annisa Latifah menjadi seorang Putri yang anggun namun tegas bukan main.

"Abang, lama sekali kami menunggumu sampai makanan menjadi beku dan perut menjadi kecil, huh!" ucap Annisa begitu melihat Adrian menatap dia datar sambil berjalan menuju ruang makan. Seakan tak ada dosa telah membuat ketiga orang menunggu dengan wajah kesal, dia mengambil makanan dan minuman di meja.

Sunyi... itulah yang dirasakan oleh Adrian begitu melihat tiga orang yang sedang menghidangkan makanan di meja. Dikelilingi tiga orang pelayan Istana membuat suasana semakin mencekam.  Selesai makan, dia berjalan menuju kamar lagi. Namun, dicegah oleh adik dan kedua orang tuanya.

"Tunggu! Abang mau perang sama Kerajaan Gurita kan? Kami ikut yah?" ucap sang adik diikuti anggukan kepala oleh Fahrul dan Cindy.

"Nak, kami tak mau kamu kenapa-napa. Bawalah kami bersamamu wahai Adrian," ucap Cindy, Ibunya.

Seketika, suasana menjadi sangat sunyi seakan memikirkan hal itu. Disisi lain, dia gak mau keluarganya bermasalah. Namun, jika mereka di rumah saja, maka....

"Baiklah, kalian boleh ikut. Tapi, jangan lama karena musuh sudah mengawasi kita di area ini," bisik Adrian sambil menunjuk area sana. Sontak, bola mata Ayah kembali merah pekat.

"Ayah, turunkan kekuatanmu itu karena musuh semakin menyadarinya nanti." Ibu membisikkan hal itu di telinganya. Langsung sang Ayah mengendurkan bola matanya menjadi hitam kembali. Lalu, satu keluarga pergi ke kamar untuk menyiapkan sesuatu untuk keperluan perang. Setelah siap, mereka pergi ke sana dengan mengendarai kuda.

*****

"Ini dia keluarga Kerajaan Senius sudah berada disini mengeluarkan aura mencekam!" teriak Miko Huang begitu melihat mereka berada di area itu.

"Gak kusangka, Annisa sangat cantik dengan pakaian seperti itu. Ah, aku makin jatuh cinta padanya," ucap Pangeran Haris kagum.

"Woah, Adrian makin tampan saja yah!" komentar Gloria kepada temannya, Bintang.

"Dia sudah punya pacar belum yah? Aku ingin jadi pacarnya deh secara dia kan tampan dan macho," kata Bintang begitu melihat sang Pangeran.

"Kalian bisa diam saja? Norak sekali yah!" ucap Yuki ketus kepada kedua orang itu.

"Yeu...kami suka dengan keluarga itu kali!"

"Selow anda yah!"

"Diam!" teriak Miko Huang mendengar perdebatan mereka.

Tak lama kemudian, datang musuh mereka tiba dijalan petanda perang segera dimulai.

"Aku harus menang melawan mereka semua termasuk mantan adikku, Iqbal!" gumam Adrian.

Dear Princess Cumi, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang