renjun sedang tiduran telentang di kasurnya. ia baru saja bangun, tapi di samping kanan kirinya sudah kosong.
lantas renjun mengangkat kedua tangannya untuk meregangkan badan, membuka selimut yang membalutnya, dan duduk sejenak di pinggir kasur. telinga kucingnya yang mendatar sesekali tersentak pelan ke atas saat mendengar namanya disebut sekali dua kali oleh kekasihnya.
fyi, renjun memakai kaos crop top dan celana pendek rumahan. jadi saat mengangkat tangan tadi, bajunya naik sampai pusarnya terlihat.
'hngg sepertinya mereka di ruang makan.'
baru saja renjun mau berdiri, tiba-tiba pintu kamarnya sudah dibuka duluan oleh seseorang.
"hm? my baby is awake?"
"it's 'our', na. not yours."
seseorang ikut menyahut dari belakang pemuda yang dipanggil 'na' tadi. sedangkan yang ditegur tidak menanggapi sama sekali dan malah berlari ke arah kasur.
"naaaa." renjun sedikit merengek saat tubuhnya ditindih begitu saja olehnya.
"na jaemin. itu renjunnya kecepit kamu tindihin." sahut yang ikut tiduran di samping mereka; jeno.
jeno berusaha mendorong jaemin agar jatuh dari kasur. berhasil terdorong sih, cuma tidak jatuh.
sesaat setelah jaemin melonggarkan pelukannya, renjun langsung membelakangi jaemin dan gantian memeluk jeno.
"uhh aku kesal tauu." renjun dengan ekor kucingnya yang melambai ke kanan-kiri.
jeno dan jaemin yang melihat itu, tentu saja menahan gemas yang sudah meluap-luap. jaemin ikut memeluk renjun dari belakang. erat sekali.
"panas aduhh!" ucap renjun dengan nada kesal. tapi tak ada gerakan penolakan dari renjun.
jaemin, "iya iyaa."
sekali lagi tak ada pergerakan yang berarti. sedangkan jeno yang dari tadi menyaksikan mereka hanya tersenyum tipis, dan mulai mengelus telinga belakang renjun yang halus sekali.
sontak renjun yang tidak siap, langsung mengeluarkan geraman khas kucing.
"hmm? you like that, honey?" jeno berucap disusul dengan kekehan beratnya.
jaemin yang tidak mau kalah ikut mendusal di leher belakang renjun dan mengelus perut bagian dalam renjun.
mengeong kecil, membuat kadar kegemasan renjun–menurut jeno dan jaemin naik menjadi over load.
"gemes banget ini kucing satu huh? makan apa kok jadi tambah gemes tiap hari?" kata jeno sambil mengecupi seluruh wajah renjun.
"makan masakan aku, ya njun ya?" sahut jaemin dari belakang, suaranya sedikit tidak jelas karena menenggelamkan wajahnya di punggung renjun.
"mhmm." jawab renjun seadanya.
renjun tiba-tiba duduk, membuat kedua kekasihnya sedikit kaget dengan pergerakan tersebut. tapi mereka hanya diam saja, mau melihat apa yang akan dilakukan renjun.
renjun duduk melamun sebentar, lalu mengusap matanya pelan. yang tiduran terkikik melihat itu. karena, demi tuhan! renjun lucu sekali. apalagi dengan telinga kucingnya yang mendatar itu.
renjun terlihat seperti orang linglung–mungkin masih mengantuk. lalu kembali tiduran, kali ini dengan posisi tengkurap. pada posisi seperti ini, sang dominan bisa melihat dengan jelas ekor renjun yang menggantung lemas.
sepertinya renjun benar-benar mengantuk.
"njunn, jangan tidur lagi lho, udah siang. ayo bangun sayanggg." jaemin sambil mengguncang pelan badan renjun.
"don't wanna..." ucap renjun dengan nada malas.
"babe." jeno memanggil dengan suara rendahnya. telinga kucing renjun sempat berkedut, tapi kembali mendatar lagi. dengan gerakan pelan, renjun memutar kepalanya ke samping lalu memegang tangan jeno yang menganggur di kasur.
"hmm, don't be mad." rengek renjun disertai dengan gerakan ekor lentiknya yang ikut mengelus lengan jeno.
jeno mendengus pelan, mengusap wajahnya kasar untuk menyembunyikan senyuman kecil yang terpatri di bibirnya.
"bangun makanyaa. nanti jejen marah, mau?" jaemin memanas-manasi.
"pat my head.." renjun mengerucutkan bibir manisnya. menoleh ke jaemin dengan mata besarnya dan telinga kucingnya yang masih mendatar.
"bangun dulu ayo." jaemin sedikit menunduk untuk menggendong renjun seperti koala lalu menepuk pantatnya pelan. yang digendong ya menurut saja, toh dia suka digendong–hanya untuk dua kekasihnya.
"pat my head!" renjun berusaha meminta dengan nada marah yang malah ditemukan lucu oleh jeno dan jaemin. ekornya kembali melambai acak dengan tempo yang cepat.
jeno beranjak dari kasur dan berjalan ke belakang jaemin untuk menghadap ke depan renjun. jeno tersenyum tipis sebelum mulai menepuk pelan kepala renjun.
"sudah kan? ayo keluar, jangan di kamar terus."
jeno beranjak keluar kamar, disusul dengan jaemin dan sang hybrid yang masih cemberut di gendongannya.
fin.
KAMU SEDANG MEMBACA
apricity, renjun centric.
Fanfiction(n.) the warmth of the sun in winter. sebuah kisah abstrak, tentang dua atau lebih insan yang acak pula. sub!hrj dom!dream's 00 line+mark. 𖦹 perlu diketahui ini adalah cerita 𝗯𝘅𝗯. jika kamu tidak nyaman, silahkan pergi. 𖦹 lowercase intended. st...