We Are Exatano!

115 4 5
                                    

Pagi hari seperti biasanya disekolah.

Aku kini menjadi seperti operator warnet, memiliki server yang punya banyak client.
Sejak banyak yang tahu hpku bisa thetering, hampir setiap pagi pasti ada yang minta di theteringin, dan itu ada sekitar 4-5 orang yang memakai theteringan dari hpku.

Entah itu Rian, Riana, Nova, atau bahkan sekumpulan anak cowok, pasti minta di thetering internet.

Akhir-akhir ini Agita sering bermain game sejenis menyamakan warna. Lalu teman SMP Agita, Meru Rahadian, dia tertarik dengan game yang dimainkan Agita. Melihat kelincahan tangan Agita memainkan game itu banyak anak cowok, bahkan Harry ikut-ikutan main game itu dan akhirnya jadi trend di kelas.

Agita dan Harry sering balap-balapan score, sedangkan aku------- jauh dibawah sana, karena aku gak pandai main game ini.

-------
"Eh teman-teman, sebentar deh. Minta perhatiannya dulu dong." Teriak Tari sambil membawa secari kertas.

"Ini tadi dibagiin, ada info. Katanya mau ada acara sekolah."

Segerombol cowok-cowok masih duduk berdesakan di meja Agita keasikan main game.

"Woy! Ayok kita rundingin! Kan mau ada Makan bersama dan Ulang tahun sekolah. Keperluannya banyak. Gua patokin 25k karena itu buat makan bersamanya dan di acara ulang tahun sekolah kita harus bawa balon gas yang nanti diterbangin gitu." Ujar Tari, sang bendahara kelas.

Anak-anak mengangguk tanda setuju, bahkan Agita juga mengangguk walaupun dia masih fokus pada hpnya.

"Oh iya, ada lomba foto sekelas dan gerak jalan bertema. Ada lomba bikin tumpeng, ada lomba menangkap ikan lele dan masih banyak lagi. Semua wajib ikut katanya!" Kata Tari mengingatkan.

Setelah itu bel istirahat berbunyi.

Aku memakan bekal yang disiapkan ibuku. Walaupun ini nasi goreng yang kesekianku di SMA, aku tetap menyantapnya dengan semangat.

Nesha dan Tama ikut makan bersamaku. Sambil makan, Tama yang seorang K-Pop cerita banyak hal tentang hobinya itu.

Tiba-tiba Tari mendekat sambil meminta uang patungan untuk acara. Aku memberikan uangku padanya, begitu juga Nesha dan Tama.

"Eh, Taru bentar deh. Lo dulu anak Taekwondo kan ya?" Tanya Tama.
"Ya, kenapa emang?." Jawabnya datar.

Aku kaget, dia mantan Taekwondo juga? Aku baru tau.

"Tari dari klub Taekwondo mana pas SMP?" Tanyaku.
"Dari Klub Cakra." Jawabnya.

Aku semakin kaget. Berarti, Ananda, sainganku pas SD, dan "DIA" (Nama disensor oleh Author, Author ga kuat nulis namanya) satu klub Taekwondo sama Tari!?

"Berarti lo kenal Ananda dong?" Tanyaku.
"Ananda Via? Kenal kok."Jawabnya
"Klo 'DIA'? yang anak SMA Tunas itu lo kenal gak?" Tanyaku.
"'DIA'? oh! Iya tau. Eh sebentar--- lo Shilvia mantannya 'DIA' ya?." Tanyanya.

Pertanyaannya malah membuatku gugup. Bagaimana dia tahu kalo aku mantannya 'DIA'. Yaampun! Wkwk.

"Iya, hehe. Yaudah makasih ya Tari." Lalu dia pergi untuk menagih patungan ke teman yang lain.

Nesha dan Tama malah ngeledekin aku dan tidak percaya kalai aku pernah pacaran.

------
16 Agustus 2014, di kelas masing-masing.
Acara makan bersama.

"Huaaaaa!!! Makanannya sudah siap!!!."  Teriak anak-anak cowok kegirangan melihat tumpukan box berisi makanan dan ingin menyentuh beberapa snack yang sudah tersedia di meja.

Black ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang