His Name is Pollex

39 2 0
                                    

Hey Ho!! Gue datang membawa short story lagi.
Kali ini gue menceritakan sebuah kisah tetang seorang anjing dan majikannya. Gue buat cerita ini karena ada alasan tersendiri. Alasannya gue bakal kasih tau di akhir cerita ini. Jadi,

Gue harap dicerita kali ini feel nya bisa dapet. Met membaca!

♡♡♡♡♡

Hai! Gue Pourita. Nama gue memang gak jelas spesies apa karena kalo Rina-nya dihilangin dan huruf "u" diganti jadi "m", nama gue bakal jadi nama anjing. Tau gak anjing jenis "Pom"? Nah, itu tuh kembaran nama gue. Cuma nama, garis bawahi.

Banyak orang yang bilang gue ini "Penguasa Blog". Tiap jam, menit, detik, gue pasti selalu nongol di blog dan gak pernah seharipun gue gak ngebuka blog. Gue sering berbagi momen happy atau sad di blog gue. Terkadang gue juga sering buat cerpen yang isinya mengandung sedikit kisah nyata.

Di kesempatan kali ini gue bakal buat cerpen lagi dan 100 persen kisah nyata. Kali ini gue bakal ceritain tentang Pollex anjing peliharaan gue.

Tanpa Pollex mungkin gak ada hari ini lagi buat gue.

Pollex, kamu tahu gak? Dari pertama kali aku melihat matamu, aku tahu mata itu bisa membuat aku jatuh sedalamnya dengan mata yang selalu berbinar cerah itu. Mata yang selalu memancarkan kebahagiaan saat melihat aku. Mata yang bisa membangkitkan semangatku lagi.

Pollex, terima kasih untuk semua yang kamu kasih ke aku. Makasi kamu selalu ada saat aku membutuhkan. Makasi kamu sudah pernah datang untuk melengkapi hidupku. Aku sangat menyayangimu Pollex,

Selamanya.

♥♥♥♥♥

"Rita, mama sama papa punya hadiah spesial untuk mu!" Aku membalas senyum mama tak kalah gembira.

"Apa itu, Ma?"

"Eits, gak secepat itu. make a wish dan tiup lilinnya dulu dong." Aku memejamkan mataku lalu meniup lilin berangka 7 setelah berdoa.

Setelah lilin tertiup, Kakakku, Paul, datang sambil membawa kardus yang sangat besar. Kasian Kak Paul, pasti dia keberatan membawanya. Kardus itu diletakkan tepat di depanku.

Ketiga orang yang ada di samping kardus itu mengisyaratkan untuk membukanya. Aku berjalan perlahan menuju kardus itu dan membuka penutupnya. Kalian bisa tebak isinya apa?

Seekor anak anjing pitbull.

Ya! Isinya seekor anak anjing pitbull yang sangat lucu. Rasa senang bergejolak di dadaku sampai aku tidak tau harus berkata apa. Aku berlari menuju orang tuaku dan memeluk mereka.

"Rita terlalu senang sampai tidak tau harus bagaimana! Makasi Ma, Pa. Rita sayang sama Mama Papa!"

"Kamu senang?" Tanya Papa dengan senyum terlebarnya.

"Senang sekali!" Aku melompat lompat sanking senangnya.

"Kakak gak di peluk nih?" Aku menoleh pada Kak Paul lalu menghambur kedalam pelukannya.

"Hahaha. Kakak bisa aja. Makasi Kak buat kadonya. Hihi."

"Cium dulu dong." Kak Paul menyorongkan pipinya ke mukaku yang ku hadiahi cium.

"Kak,"

"Ya?"

"Kita kasih nama apa anjingnya?"

"Hmm," jeda, "gimana kalau Pollex?"

"Pollex? Hmm, bagus juga." Aku menghampiri anak anjing yang masih di dalam kardus itu lalu menggendongnya ke pelukanku.

"Okey, mulai sekarang nama kamu Pollex. Pollex, kenalin namaku Pourita dan yang di sampingku ini namanya Paul, dia Kakakku, lalu yang berdiri disana Mama dan Papaku. Sekarang kamu jadi teman aku dan aku jadi teman kamu. Kita bakal jadi teman sampai selamanyaa." Aku tertawa saat Pollex menjilat pipiku.

PollexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang