Ending and Author's Note

18 2 0
                                    

"HAPPY SWEET 17th POURITA!!" Aku terbangun dari tidur nyenyakku saat suara terompet dan teriakkan memekakkan kamar tidurku.

Aku dengan baju tidur yang kebesaran dan rambut seperti habis terkena bom atom, meniup lilin berangka 17 diatas kue yang berbentuk puppy. Setelah semua temanku (baik cowo maupun cewe) memberikan pelukan singkat yang diakhiri dengan sebuah kotak kardus besar di tangan Kak Paul dan Karita.

Ehkm, sekedar info, Kak Paul dan Karita sudah pacaran sejak satu tahun yang lalu. Ternyata Karita serius dengan tekadnya yang ingin meluluhkan hati Kak Paul.

Bukan hanya Kak Paul dan Karita saja yang sedang dilanda mabuk asmara. Aku, si nerd yang berubah menjadi tomboy pun sedang merasakan hal yang sama.

Kalian penasaran siap cowo hebat yang berhasil meluluhkan hatiku?

Dia adalah Trex. Remaja muda yang selama ini menjadi tetangga sekaligus secret admire ku.

Aku sangat beruntung bisa mengenal lelaki sebaik Trex. Dia adalah orang kedua yang paling kusayang selain keluargaku tentunya.

"Tadaa! Ini hadiah dari kami semua untukmu. Semoga kamu suka!" Ujar Karita riang.

"Tepatnya itu hadiah dari Trex. Dia malu untuk memberikan langsung padamu." Sambung Kak Paul.

"Benarkah?" Aku tertawa kecil saat melihat pipi Trex yang merona. Tanpa sadar aku sudah mencium pipi Trex yang sudah semakin memerah saat ini.

Teriakan 'aww' datang dari mulut setiap orang termasuk kedua orang tuaku. Oke, ini cukup memalukan karena aku melakukannya dibawah kesadaranku. Sebaiknya aku kembali bergelung dibalik selimutku saja.

"Tunggu jangan kabur dulu. Masih ada hadiah lain yang belum tersampaikan." Trex menahan lenganku membuatku berbalik menatapnya.

"Banyak sekali hadiahnya. Aku pasti akan kebingungan untuk membuka yang mana dulu."

"Kusarankan kamu membuka yang itu dulu." Trex menunjuk kardus besar yang dibawa Kak Paul dan Karita tadi.

Semua orang mengisyaratkanku untuk segera membuka kardus itu. Dengan langkah bingung aku pun berjalan menuju kardus itu. Aku menarik nafas sebelum membukanya. Berjaga-jaga jika ada badut sialan yang muncul ketika aku membukanya. Ya, aku takut pada badut.

Saat penutup kardus itu terbuka sepenuhnya, barulah kuketahui bukan badut jelek yang muncul melainkan seekor anak anjing Pitbull yang masih bergelung dengan manisnya didalam selimut.

Kado yang sama kuterima saat aku masih berumur 7 tahun. Dimana pertama kalinya Pollex hadir dalam hidupku.

Aku menitikkan air mata yang jatuh mengenai badan anak anjing Pitbull itu. Dia menggeliat dan membuka matanya. Hal yang sama terjadi lagi padaku.

Mata itu, mata bulat yang besar dengan sejuta binar menghiasinya. Mata yang selalu membuat jatuh dan jatuh lagi pada kedalamannya. Mata yang bisa memberikan semangat dan kekuatan pada setiap orang yang melihatnya.

Aku terisak pelan membuat Trex menghampiriku dan memelukku.

"Maaf, kukira ini hadiah terbagus untukmu. Aku minta maaf sudah membuatmu nangis."

Aku menggeleng kuat dan mendongakkan kepala menatap mata biru Trex.

"Aku bukan nangis karena sedih. Aku nangis karena bahagia. Kamu gak salah pilih hadiah, ini adalah hadiah terindah yang kudapat setelah 10 tahun yang lalu. Makasih, Trex."

"Oke, oke, sudah cukup adegan berpelukannya." Kak Paul memisahkanku dan Trex yang masih berpelukan. Kuakui aku lupa akan keberadaan mereka tadi.

"Jadi, hadiah apalagi yang mau lo kasih ke Pou?" Aku mendelik ke arah Karita yang dibalas dengan cengirannya.

"Aku lebih pilih dipanggil Tata daripada Pou."

"Pou, kan lucu sama lucunya dengan anjing Pom." Aku hampir saja mencakar wajah Karita jika Trex tidak mengalihkanku dengan koda beludru yang disodorkan padaku.

"Apa ini?"

"Buka aja." Trex tersenyum lebar saat menyuguhkan kotak itu padaku. Aku mengambilnya dan membuka kotak itu perlahan.

Untuk kedua kalinya aku terkaget dengan isi kotak hadiah yang diberi Trex.

Liontin emas berbentuk tulang anjing dengan ukiran nama 'Pollex' ditengahnya.

"Pollex for PO-urita and Tr-EX." Ucap Trex pelan.

"Bagaimana dengan huruf 'L' nya?"

"Mungkin kita sumbangkan untuk Kak Pau-L?" Aku tertawa lepas dan mau tak mau aku kembali memeluk Trex sanking bahagianya dan tak bisa mengeluarkan suara untuk mengucapkan terima kasih.

Trex melepas pelukannya dan meraih wajahku untuk melihat jelas kedalaman mata cokelat terangku, "kamu suka?"

"Suka banget!"

"Kamu senang?"

Aku tersenyum lebih lebar dan membalas tatapan Trex, "melebihi dari senang."

Hadiah terakhir yang di berikan Trex adalah ciuman dibibir. Wajahku rasanya memanas saat ini juga. Bagaimana tidak? Kami melakukan second kiss di depan hadapan keluarga dan teman-temanku.

Bisa kubayangkan wajah kedua orangtuaku yang shok saat ini dan wajah Kak Paul dan teman-temanku yang penuh seringai jahil.

Aku tak tahu harus di taruh dimana mukaku nanti. Tapi, selagi masih berlangsung dan sudah kelanjur aku pun membalas ciuman Trex yang lembut.

Pollex, aku tak tahu bagaimana mendeskripsikan rasa bahagiaku saat ini. Aku harap kamu merasakan hal yang sama disana.

The end.

♥♥♥♥♥

Huhh, cukup panas gak untuk hadiah terakhir dari Trex? *senyum licik

Jadi, ini lah ending dari short story kedua yang gue buat. Gue harap gak ngecewain dan blablabla nya

Ah, ya! Di part 1 gue ada bilang bakal ngasih tahu alasan gue buat cerita ini kan?

So, alasannya adalah karena gue baru kehilangan anjing selama-gue gak tahu pastinya kapan yang pasti belum lama.

Hal yang sama dirasa kan juga oleh sahabat gue baru-baru ini. Dan gue berpikir untuk mengalihkan kesedihan gue dengan membuat cerita tentang Sam.

Yap, nama anjing gue Sam. Jenis Pitbull dan berkelamin jantan.

Gue gak akan kasih tahu dia pergi karena apa karena, ehm, gue udah janji sama abang gue untuk merahasiakannya.

Oke, ini endingnya dan sampai jumpa di cerita gue yang lain!

♡♡♡♡♡

First Kiss [on going].

Feby Anne Macfarlane , gadis dingin yang populer di kalangan pria maupun wanita. tidak ada satupun orang yang mengetahui identitasnya.

dia menutup rapat dirinya ke semua orang dan hatinya untuk semua cowo karena ada satu alasan sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang cowo dan tanpa sadar ia telah membuka hatinya untuk cowo itu.

Little piece of love [completed]. Short story.

It's about the past.

PollexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang