"fiveteen"

8.4K 614 12
                                    

"fiveteen"












Brak!

Jeno, membuka pintu studio menggunakan tenaga dalam sehingga mengeluarkan suara gaduh yang membuat seisi studio terkejut.

"Yak! Jeno~aaa kesurupan kau" ucap sutradara Kim.

Bukannya menjawab Jeno justru mendekati sutradara Kim dan meraih tanggan sang sutradara sebelum menariknya masuk kedalam ruangannya.

"Sekarang Hyung jujur apa yang sudah Hyung katakan pada Haechan?" ucap Jeno.

"E-emangnya apa yang ku katakan?" tanya balik sutradara Kim.

"Mana aku tau, mangkanya aku tanya apa yang sudah Hyung katakan pada Haechan?"

"Kenapa kau tak tanya pada Haechan?"

"Dia blom bangun karena semal-"

Jeno, menghentikan ucapannya dan menutup mulutnya yang hampir saja keceplosan peri hal ena-enanya bersama Haechan semalam.

Melihat perubahan ekspresi Jeno membuat sutradara Kim tersenyum penuh kemenangan.

"Sekarang aku tanya, kau sudah bobol dia kan?" tanya sutradara Kim sambil menaik turunkan alisnya membuat Jeno salah tingkah.

"E-enggak! dia bukan seleraku dan dia hanyalah asistenku" ucap Jeno.

"Nah itu tau, kau kan bukan siapa-siapa dia dan dia juga bukan selera kau, jadi apa salahnya kalau dia jadi artisku juga, lagian kalian bekerja di satu studio jadi gak akan ganggu pekerjaannya sebagai asisten kau kan" ucap sutradara Kim panjang lebar dan itu berhasil membuat Jeno berpikir.

"Sudahlah! aku sibuk dan ngomong-ngomong mana Haechan?" tanya sutradara Kim sebelum ia pergi keluar ruangan.

Jeno, terduduk di pinggir ranjang dengan memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing hanya karena mikir kan ucapan sutradara Kim.

"Kau bukan siapa-siapa dia dan dia juga bukan selera kau"

Kata-kata itu terus terputar di kepala Jeno "Hyung benar dia bukan siapa-siapa aku, tapi kenapa aku tak suka kalau orang lain sampai melihat tubuhnya" gumam Jeno.

"Lagian dia bukan selera kau"

"Aku tak pernah berpikir akan bercinta dengan seorang lelaki, tapi Haechan beda" lagi-lagi Jeno bergumam menjawab seriap kata yang di lontarkan sutradara Kim.

"Aarrrggg!!!! aku ini kenapa sih" kesal Jeno membaringkan tubuhnya.

"Hyung kenapa?"

"AAAAAAA~"

Jeno, berteriak sekencang mungkin saat terkejut melihat Haechan yang tiba-tiba nongol di atasnya.

"Yak! sejak kapan kau di sini?"

"Sejak hyung tanya hyung ini kenapa?" ucap Haechan polos membuat Jeno bernafas lega karena Haechan mungkin tak mendengar gumamannya tentang Haechan.

Tok!

Tok!

Lamunan mereka terpecahkan saat suara ketukan pintu terdengar.

"Siapa?!" teriak Jeno.

Cklek!

Sutradara Kim menongolkan kepalanya melihat ke dalam di mana Haechan dan Jeno juga melihat ke arahnya.

"Chan, kau ada waktu?" tanya sutradara Kim.

Bukannya langsung menjawab, Haechan malah melihat ke arah Jeno seperti meminta izin untuk berbicara dengan sutradara Kim.

"Aihh! takut banget kau sama dia, udah sini" ucap sutradara Kim yang sepertinya paham apa yang ada di pikiran Haechan.

"Hyung?" Haechan memanggil Jeno yang langsung melihat ke arahnya.

"Pergilah" ucap Jeno yang langsung di angguki Haechan sebelum melangkah mendekati sutradara Kim.

Namun langkah Haechan yang baru melangkah beberapa langkah itu harus terhenti saat tangan Jeno meraih lengannya.

"Tunggu" ucap Jeno sebelum akhirnya dia beranjak dari duduknya dan berdiri di samping Haechan "aku ikut" lanjutnya.

Sutradara Kim yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas dan sepertinya sutradara Kim tau kalau ada something antara Jeno dan Haechan di luar kontrak mereka sebagai boss dan asisten.

- - -ooOoo- - -

Mereka bertiga terdiam duduk saling berhadapan di ruangan sutradara Kim.

"Aku lapar" ucap Haechan polos memecahkan keheningan.

"Ayo cari makan" ucap Jeno meraih tangan Haechan dan beranjak dari duduknya.

"Tunggu! aku belum ngomong" ucap sutradara Kim menghentikan Haechan dan Jeno.

Jeno, yang mendengar itu memutar bola matanya malas karena mereka sudah duduk tanpa percakapan hampir setengah jam dan sekarang sutradara Kim baru ingin memulai pembicaraan saat ia dan Haechan akan pergi.

"Mau Hyung apa sih?" tanya Jeno dengan nada kesal.

"Maaf, aku bingung memulainya dan sekarang aku minta dengarkan dulu" ucap sutradara Kim membuat Jeno dan Haechan mau tak mau kembali duduk.

"Cepat katakan, kasian dia sudah kelaparan" ucap Jeno sinis.

Sutradara Kim malah kembali terdiam membuat Jeno sedikit geram dan kembali akan beranjak dari duduknya.

"Apa kau setuju dengan tawaranku kemarin?" tanya sutradara Kim pada Haechan membuat Jeno kembali duduk.

Dan kini gantian Haechan yang terdiam mendengar pertanyaan sutradara Kim.

"Gak! dia gak setuju" ucap Jeno membuat Haechan menoleh ke arahnya.

"Aku tanya dia bukan kau" kesal sutradara Kim karena sedari tadi Jeno terus nyolot padahal tak ada yang bertanya padanya.

"Aku tau, dan aku yakin Haechan gak setu-"

"Aku mau"

Sutradara Kim dan Jeno sama-sama terkejut saat mendengar ucapan Haechan yang menyetujui tawaran sutradara Kim untuk menjadi artis porno gay di studionya.

"Chan?" panggil Jeno.

"Hyung aku mau, apa yang harus aku lakukan?" tanya Haechan pada sutradara Kim dan mengabaikan Jeno.

Sutradara Kim menggambil lembaran kertas yang berisi tentang kontrak kerja sama antara mereka dan meletakannya di atas meja.

"Kau bisa membaca kontrak ini dan tanda tangan di sebelah sini jika kau setuju" ucap sutradara Kim.

"Chan" panggil Jeno sekali lagi.

Namun lagi-lagi Haechan mengabaikan itu membuat Jeno naik pita dan langsung menarik tangan Haechan untuk keluar dari ruangan sutradara Kim sebelum Haechan sempat menandatangani kontrak itu.


- - -ooOoo- - -

Hayolohhh Chan.... Maung mu ngamuk 🤣🤣

"THANKS U" {Nohyuck} || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang