SATU

71 19 56
                                    

Noni Belanda

"Salah Satu Yang Berharga Di Dunia Ini Adalah Cinta
Dan Kehormatan."


 

     Kita tidak pernah bisa mengetahui apa yang kitalihat apakah memang benar adanya, karena hidup adalah sebuah pembenaran. Apayang kita lihat terkadang tidak bisa orang lain lihat dan apa yang kita ketahui belum tentu orang lain juga mengetahuinya.

       Kala mentari belum menyingsing, mataku sudah terlebih dahulu terbuka lebar. Aku selalu penasaran dengan subuh, karena kala itu telingaku mendengarkan berbagai macam kegaduhan. Suara jeritan, ketakutan, tangisan, tawa, dan juga obrolan. Rasa penasaranku kala itu bukanlah hal yang wajar jika dilihat dari sisi usia, saat itu aku baru berumur tiga tahun. Berbagai pertanyaan selalu muncul dibenaku setiap saat, hal itu membuat diriku sangat sukar tidur nyenyak.

       Aku mengendap-endap ke luar kamar, membuka pintu dengan hati-hati. Aku menuju ke sawah, udaranya begitu sejuk dan aku sangat menyukainya. Embun dan kabut selalu menyapaku, membuat diriku penasaran ada apa dibalik kabut yang tebal. Mengapa setiap aku memperhatikan kabut, aku seperti melihat sesuatu, akan tetapi aku tidak tahu apa dan siapa itu. Sekalinya aku merasa penasaran aku harus menuntaskannya dengan cepat.

       Aku berlari mengejar sesuatu yang ada di balik kabut, menyusuri persawahan, kebun, hutan, hingga jalan raya. Aku memperhatikan sekitar, tanpa sadar aku sudah di depan pemakaman dan sudah terlalu jauh dari rumah. Aku melangkah dengan hati-hati, di depan mataku adalah sebuah pemakaman. Aroma tanah basah dan bunga kamboja begitu semerbak, membuat diriku merasakan ketenangan. 

       Dalam kesunyian, kudengar suara gemercik air mengalir, dalam penasaran kulahkahkan kakiku menuju sumber suara itu. Menuruni buktit pemakaman, tiba-tiba kakiku tergelincir ke tepian sungai karena licin. Namun bukan sakit yang kurasa, melainkan takjub akan keindahan alam. Aku terlena dengan keindahan alam, layaknya anak kecil yang baru melihat air, kupermainkan air kesana-kemar. Kupetik daun bambu untuk kujadikan sampan kecil, membiarkannya bergerak melesat hingga terhanyut alirah sungai yang indah.

       Tiba-tiba aku teringat apa yang membawaku sampai di tempat ini, kuperhatikan sekitar namun tiada kutemui siapapun. Aku berniat kembali ke rumah, seusai membersihkan celanaku yang kotor akibat tanah basah. Aku menatap jalan yang akan aku lalui, terlalu tinggi dan licin. Aku menghela napas, mencari ranting atau akar pohon untuk kujadikan pegangan. Aku menggenggam erat akar pohon, dan berusaha sekuat tenaga untuk memanjat. Namun, belum sampai naik, fokusku teralihkan ke hilir sungai dimana jembatan panjang terbentang memotong sungai. Tiba-tiba terlihat sosok wanita cantik bergaun putih berenda biru di tepian jembatan. Wajahnya berderai air mata, tatapannya sayu seperti tiada memiliki sebuah harapan. Masih tertegun dengan perangainya, tiba-tiba kulihat ia terjun dengan pasrah ke sungai. Tanganku lemas melihat fenomena yang baru saja terjadi, akhirnya tangankupun terlepas dari pegangan. Tubuhku terhempas langsung ke sungai.

       Di dalam sungai kurasakan diriku seperti seekor ikan yang bisa bergerak bebas dan bernapas. Aku melihat wanita itu tenggelam dengan tubuh menghadap ke atas ditengah-tengah kedalaman sungai. Namun, tiba-tiba dia palingkan wajahnya ke arahku, menatapku dengan tajam, dan kurasakan gambaran masa lalu wanita itu. Seperti aku diberikan sebagian memorinya, aku mampu melihat dan mengingat apa yang menimpa wanita tersebut.

***

       Pada tahun 1700-an, terjadi kronik perang saudara di Tanah Jawa. Perang yang berkecamuk antara para pribumi yang di adu domba oleh bangsa Belanda. Lahirah seorang bayi perempuan yang begitu cantik. Ayah dan Ibunya adalah seorang Ivander yang merupakan bangsawan terpandang & tersohor dimasa itu, keluarganya sangat dikagumi oleh bangsanya dan juga bangsa Inlander. Keluarga itu terkenal dengan budi baiknya, namun juga dibenci oleh bangsanya sendiri sebab, kebaikannya tidak memandang siapa kawan dan lawan, mereka takut keluarga itu akan menjadi pemberontak.

Sandiwara Tanpa JejakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang