Ada sebuah masa dimana hati seseorang akan berbunga - bunga untuk pertama kalinya saat menginjak remaja. Pada akhirnya akan ada satu manusia yang datang untuk mengisi hari - hari kita suatu saat nanti, tapi entah apakah manusia itu akan serius atau hanya sekedar mencari kesenangan.
Saat itu, Halin baru menginjak usia 13 tahun dimana dengan umur itu mulai memasuki masa - masa remaja. Belum pernah mengenal yang namanya sebuah rasa suka, cinta, maupun sakit. Hanya anak polos yang baru lulus SD dan masuk ke SMP, dengan suasana yang baru, lingkungan baru, dan juga teman baru. Baginya memiliki banyak teman akan lebih dari cukup dibandingkan dengan punya pacar atau seseorang yang lebih daripada teman.
Sampai pada suatu ketika ia bertemu dengan laki - laki yang menyukainya, selalu mendekatinya kemanapun ia pergi, dan selalu memanggilnya saat ia lewat kelasnya. Lelaki itu adalah seorang anak kembar yang berbeda kelas dengannya, sedangkan kembarannya berada dalam satu kelas yang sama dengan Halin. Rasa bahagia itu benar - benar ada karena ia memiliki rasa suka yang sama untuk pertama kalinya, aneh rasanya tapi Halin merasakan jantung yang berdebar kencang saat ia memanggil namanya. Awalnya Halin hanya berpikir ini seperti rasa suka biasa yang sering dibilang banyak orang, mungkin suatu saat nanti rasa ini akan hilang juga.
Setiap hari Halin selalu menanyakan lelaki itu lewat kembarannya, menanyai kabarnya atau bagaimana ia pagi hari tadi. Saat itu, Halin berpikir bahwa ia adalah satu - satu lelaki terbaik yang ia temui saat pertama kali masuk SMP. Lelaki yang tidak pernah menyerah untuk mendapatkan Halin, yang selalu memanggil Halin saat dirinya sedang melewati kelasnya dan banyak hal lagi. Berbulan - bulan selalu didekati, bertukarlah mereka nomor telepon untuk pertama kalinya dan rasa bahagia naik menjadi satu tingkat seperti biasanya. Mereka mulai bertukar pesan dan sesekali telepon - an, ada kalanya laki - laki itu berkata "mau pacaran sama aku?", tapi Halin hanya menjawab dengan polosnya "Nanti saja ya kalau sudah besar".
Halin hanya berpikir belum saatnya ia untuk mulai berpacaran dan terlebih lagi orang tuanya tidak akan mengizinkan hal tersebut. Baginya, SMS atau telepon setiap malam sudah cukup untuk Halin. Ternyata takdir memang berkata lain, yang diharapkan lelaki itu adalah sebuah hubungan sebagai pasangan bukannya hubungan tanpa status. Dan tidak sadar bahwa itu adalah percakapan terakhir mereka di telepon.
Saat Halin menginjak kelas 8 SMP, ia hanya fokus akan belajar dan mengerjakan PR seperti anak - anak lainnya. Sampai pada akhirnya ia berkenalan dengan seorang adik kelas, yang bisa terbilang sebagai adik kelas favorit diantara teman seangkatannya. Memiliki wajah yang tampan, senyum yang manis dan yang paling mengagetkannya lagi adalah ia adalah seorang anak kembar. Dua anak kembar itu adalah yang paling diidam - idamkan banyak perempuan disana, Halin lagi - lagi menyukai salah satu diantara mereka dan sekarang ia yang menyukainyapertama kali. Sangat susah untuk mendekatinya dan terbilang cukup sulit karena harus bersaingan dengan teman seangkatannya yang jauh lebih cantik dibandingkan dirinya. Pada suatu ketika ia mendapat pin BB anak kembar itu, setelah di acc mulailah ia untuk menyapa pertama.
Rasa gugup mulai menyelimutinya karena ini pertama kalinya ia harus menyapa lelaki terlebih dahulu. "PING!!!" itu adalah kata pertama yang ia lontarkan untuk lelaki kembar yang ia sukai. Berhari - hari rasanya seperti sia - sia, tidak ada perkembangan dan menunjukan bahwa lelaki itu memiliki rasa yang sama dengan Halin.
Disekolah, Halin hanya menatap lelaki itu dari kejauhan saat jam istirahat berlangsung. Di kelilingi oleh banyak perempuan yang tebar pesona akan lelaki itu, sepertinya Halin harus menutup rasa suka ini karena pikirnya itu adalah rasa yang bertepuk dengan sebelah tangan. Hari - hari ia jalani dengan seperti biasanya dengan perasaan yang juga sudah biasa saja, sesekali berpapasan dengan orang yang pernah ia sukai disekolah tapi mau bagaimana lagi bahwa rasa suka itu sudah tidak ada.
Saat Halin pulang kerumah, seperti biasa ia kembali ke kamar dengan keadaan yang lelah karena sekolah, berganti pakaian dan makan seperti biasanya. Dahulu handphone bukanlah segalanya untuk Halin, ia menggunakannya ketika sempat atau bahkan butuh saja. "ting - ting" suara notifikasi BBM dari handphone Halin berbunyi, karena penasaran dicek lah notif tersebut.
kaget, tercengang, panik, gugup
Hanya itu yang dirasakan Halin saat melihat notif dari layar handphonenya, ternyata pesan itu dari lelaki kembar yang menurutnya saat itu sudah bertepuk sebelah tangan. "hai" ucap lelaki itu menyapa Halin, ada sedikit rasa aneh yang dirasakannya pada saat itu tapi ia mencoba membalas dan menanyakan maksud dari lelaki itu menghubungi Halin. Dan benar saja hari demi hari mereka mulai sering berkomunikasi melalui BBM, tidak disangka selama ini laki - laki tersebut diam - diam juga menyukai dan memperhatikan Halin saat disekolah. lelaki itu bertanya - tanya kenapa Halin tidak pernah menghubunginya lagi saat itu dan sebagainya.
Hari demi hari mereka jalani, pada akhirnya mereka berpacaran dan rasa senang sangat dirasakan Halin kala itu. Setiap hari bertemu, setiap beristirahat bersama, setiap pulang mengucapkan selamat tinggal dan pulang kerumah masing - masing. Hingga pada suatu hari, mungkin sudah menginjak 1 tahun kurang mereka bersama, lelaki itu bilang akan pindah sekolah dan tidak diketahui alasan pastinya bagaimana. Saat itu, Halin bingung dan perasaannya campur aduk, apa yang harus dilakukannya, bagaimana nanti hubungannya, Halin pun bahkan berpikir bahwa ia sudah malas dengan hubungannya yang sekarang ini. Lalu tiba saatnya Halin memutuskan hubungannya dengan lelaki itu dengan alasan akan fokus belajar. Halin tahu bahwa lelaki itu kecewa dengannya, untuk pertama kalinya ia membuat lelaki yang pernah ia sukai sedih.
Pada saatnya tiba yang mengharuskan lelaki itu pergi untuk pindah sekolah, tidak ada kata selamat tinggal untuk terakhir kalinya dari Halin, dan lelaki itupun pergi ketempat yang seharusnya. Sebenarnya, Halin juga merasakan sedih kala itu karena harus memutuskan dengan alasan yang terbilang cukup umum, tapi kembali lagi pada masanya, masa itu Halin hanyalah anak SMP kelas 8 yang belum terbiasa dengan masalah percintaan.
*hai teman - teman semua, ini cerita baruku yang kuambil dari pengalaman seseorang. Maaf karena tulisanku tidak sempurna, tapi kuharap teman - teman sukaaa <3 - fani

KAMU SEDANG MEMBACA
Masa yang Pernah Ada
Romancemengisahkan sebuah cerita tentang pengalaman seseorang yang begitu percaya dengan adanya cinta sampai pada akhirnya rasa itu hilang.